Suara.com - Lambatnya penyerapan Anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2021 yang baru berkisar 30-an persen menjadi sorotan para ekonom.
Kepala Center of Macroeconomics and Finance Institute for Development of Economics and Finance (Indef) M. Rizal Taufikurahman bilang salah satu langkah untuk mengendalikan pandemi Covid-19 dan membuat ekonomi bangkit seharusnya penyerapan Anggaran PEN dilakukan secara semaksimal mungkin.
"Kinerja program PEN tahun ini belum ada percepatan dalam mengakselerasi insentif maupun berbagai kemudahan-kemudahan dalam mendorong supply maupun demand," kata Taufikurahman dalam sebuah diskusi virtual, Minggu (4/7/2021).
Padahal kata dia, seharusnya realisasi anggaran PEN 2021 sudah bisa mencapai 50 persen, namun angka tersebut belum bisa dicapai.
"Masuk di kuartal II ini ya minimum 50 persen seharusnya sudah tercapai," katanya.
Dari catatan yang ia miliki realisasi PEN per 11 Juni 2021 masih 31,4 persen dari pagu Rp 699,43 triliun menandakan bahwa kinerjanya masih business as usual.
Terlebih lagi jika akselerasi dan percepatan PEN dilakukan di kuartal II yang pada dasarnya menjadi trigger untuk kinerja ekonomi di kuartal berikutnya.
"Tapi ternyata kalau kita lihat perlindungan sosial pun masih belum optimal bahkan saya kira sasarannya pun ini mungkin masih belum banyak perbaikan dari tahun lalu," pungkasnya.
Baca Juga: Berkah di Tengah Pandemi COVID-19, Ratusan Narapida Pulang ke Rumah Lebih Awal
Berita Terkait
-
Kemarin Rekor 396 Pemakaman Protap Covid-19, Anies: Semoga yang Terakhir
-
Varian Covid-19 Delta Diduga Telah Menyebar di Sumbar, Ini Kata Tenaga Ahli Kemenkes RI
-
Berkah di Tengah Pandemi COVID-19, Ratusan Narapida Pulang ke Rumah Lebih Awal
-
Tak Kuat Ladeni Pandei COVID-19, Hotel dan Restoran di Bandung Ini Gulung Tikar
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Kartu Debit Jago Syariah Kian Populer di Luar Negeri, Transaksi Terus Tumbuh
-
BRI Dukung JJC Rumah Jahit, UMKM Perempuan dengan Omzet Miliaran Rupiah
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Bahlil 'Sentil' Pertamina: Pelayanan dan Kualitas BBM Harus Di-upgrade, Jangan Kalah dari Swasta!
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Program AND untuk 71 SLB, Bantuan Telkom Dalam Memperkuat Akses Digitalisasi Pendidikan
-
Dari Anak Tukang Becak, KUR BRI Bantu Slamet Bangun Usaha Gilingan hingga Bisa Beli Tanah dan Mobil
-
OJK Turun Tangan: Klaim Asuransi Kesehatan Dipangkas Jadi 5 Persen, Ini Aturannya
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Buat Tambahan Duit Perang, Putin Bakal Palak Pajak Buat Orang Kaya