Suara.com - Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong para pelaku usaha atau offtaker pertanian untuk bersama-sama mewujudkan lumbung pangan masa depan dalam bentuk food estate yang salah satunya di Sumatra Utara (Sumut). Kehadiran mereka diharapkan mampu membuka pasar dan peluang ekonomi baru sehingga hasil usaha tani yang ada bisa dikelola dan dijual dengan harga yang kompetitif.
Deputi Managing Director pada salah satu offtaker Food Estate Sumut, Afrizal Gindow mengatakan, bahwa saat ini perusahaannya dan 6 perusahaan lainya sudah menyelesaikan 215 hektare lahan dengan target penyelesaian lanjutan seluas 785 hektare. Sehingga, nantinya area food estate di Sumatera Utara bertambah menjadi 1000 hektare.
"Kami bersama 7 perusahaan lainya segera bergerak untuk yang 785 hektar, sehingga target 1000 hektar nantinya bisa terlaksana. Yang pasti pak menteri menyampaikan akan membackup dari belakang," ujar Afrizal di Kantor Kementan, Jakarta, Rabu, (14/7/2021).
Afrizal mengatakan, sebanyak 7 perusahan yang terlibat dalam pembangunan food estate di Sumut itu juga diberikan tanggungjawab untuk menciptkan pasar baru sebagai penggerak roda ekonomi dari hasil usaha tani.
"Yang menjadi sebuah catatan dan harus kita selesaikan adalah mengenai pasar. Tadi Pak Menteri (Syahrul Yasin Limpo) meminta agar jangan dulu berbicara KUR. Akan tetapi manfaatkan dana yang ada untuk menyerap semua hasil produksi," katanya.
Meski demikian, Afrizal menyebutkan bahwa proses adaptasi masyarakat terhadap garapan lanjutan area food estate di Sumut masih menemui kendala. Salah satunya adalah menyatukan persepsi bahwa sektor pertanian adalah sektor yang sangat menjanjikan dan menguntungkan.
"Yang pertama yang kita lihat itu bagaimana kesiapan masyarakat di sana karena berkaitan denganlahan baru. Dan dari semua teman-teman pengusaha yang ada, mereka concern pada CPCL (calon petani calon lokasi), itu salah satu isu," tutupnya.
Sebelumnya Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengatakan, Food estate merupakan program strategis nasional dengan konsep pengembangan sentra produksi kawasan pangan yang berbasis korporasi.
"Jadi nanti ada yang namanya badan usaha tingkat petani yang mengelola usaha tani pangan mulai dari hulu hingga hilir secara berkelanjutan dan terintegrasi," pungkasnya.
Baca Juga: Mentan Tinjau Pelaksanaan Vaksinasi di Pulogadung Trade Centre
Berita Terkait
-
Menteri Pertanian Syahrul : Tidak Ada Kenaikan Pajak PPN Untuk Beras
-
Mentan SYL Serahkan Bantuan Pisang dan Program Pertanian di Jeneponto
-
Pertanian Buah Naga Berkibar, Kripiknya Diekspor
-
Petani di Sumut Harus Siap-Siap, Ini yang Akan Dilakukan Balai Pertanian
-
Lewat PKN II, Kementan Siapkan Pemimpin Masa Depan Berkompetensi Tinggi
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
Bansos PKH Oktober 2025 Kapan Cair? Ini Kepastian Jadwal, Besaran Dana dan Cara Cek Status
-
Profil PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE), Ini Sosok Pemiliknya
-
BRI Ajak Warga Surabaya Temukan Hunian & Kendaraan Impian di Consumer BRI Expo 2025
-
TikTok Dibekukan Komdigi Usai Tolak Serahkan Data Konten Live Streaming Demo
-
Maganghub Kemnaker: Syarat, Jadwal Pendaftaran, Uang Saku dan Sektor Pekerjaan
-
Perusahaan Ini Sulap Lahan Bekas Tambang jadi Sumber Air Bersih
-
2 Hari 2 Kilang Minyak Besar Terbakar Hebat, Ini 5 Faktanya
-
IHSG Tutup Pekan di Zona Hijau: Saham Milik Grup Djarum Masuk Top Losers
-
Maganghub Kemnaker Dapat Gaji Rp 3.000.000 per Bulan? Ini Rinciannya