Suara.com - Hyppe Teknologi Indonesia, perusahaan pengembangan perangkat lunak mobile yang menghadirkan aplikasi media sosial sebagau wadah para pembuat konten dalam fitur social digital dalam satu aplikasi, telah menyelesaikan persoalan dengan pendana.
Sebagai perusahaan rintisan, Hyppe menggalang pendanaan dari berbagai pihak, termasuk dalam bentuk utang yang bisa dijadikan saham. Belum lama ini, proses tersebut mengalami kendala karena adanya kesalahpahaman dari salah seorang pendana bernama Siu Cen.
CEO Hyppe Teknologi Indonesia, Magindran Marieappan mengungkapkan persoalan itupun telah diselesaikan perusahaan secara baik. Kedua belah pihak kini telah berdamai.
Lebih jauh, program pengembangan Hyppe masih terus berjalan. Menurut Magindran, perusahaan masih melakukan pembenahan dan penguatan secara internal, termasuk dari sisi pendanaan.
“Semua kami kuatkan dan benahi, Hyppe juga telah menyelesaikan berbagai permasalahan pendanaan dengan para pendana,” katanya.
Kehadiran Hyppe berangkat dari sulitnya menemukan aplikasi media sosial buatan lokal yang bisa ikut meramaikan bisnis jejaring sosial di Indonesia bersama para raksasa digital lainnya. Namun juga mampu bersaing di tingkat global.
Hyppe diklaim memiliki kelebihan dari platform lain, yakni penggabungkan teknologi fingerprint combat dan blockchain. Hyppe tak hanya memberikan pengalaman baru, seperti konsep platform sharing economy atau gig economy.
Dengan konsep tersebut, Hyppe diklaim akan memberi perhatian besar kepada konten creator di Tanah Air.
Munculnya Hyppe inipun sejalan dengan hasrat Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI). Direktur PT Hyppe Teknologi Indonesia, Magindran Marieappan menyambut baik program Gernas BBI tersebut.
Baca Juga: Hyppe Gandeng DANA Permudah Pengguna Dalam Proses Monetisasi dan Transaksi
Menurutnya, Gernas BBI bisa medorong pengembangkan potensi-potensi anak bangsa di berbagai sektor khususnya dalam bidang teknologi.
“Konsep ini secara tidak langsung benar-benar memberikan dampak yang positif untuk kemandirian bangsa. Dengan kuatnya dukungan pemerintah terhadap produk-produk lokal, tentu akan menjadi amunisi yang kuat pula untuk terus berkarya sehingga mampu menciptakan daya saing positif dan dan memang sudah saatnya produk dalam negeri lebih bisa dominan dan diperhitungkan,” tuturnya.
Dia melanjutkan, Hyppe Teknologi Indonesia, yang juga merupakan perusahaan start-up teknologi lokal, yang fokus pada pengembangan aplikasi media sosial, turut memberikan dukungannya terhadap Gernas BBI melalui program khusus yang diberikan kepada para UMKM dengan memberikan layanan iklan gratis untuk produk mereka pada aplikasi Hyppe.
Berita Terkait
Terpopuler
- Karawang di Ujung Tanduk Sengketa Tanah: Pemerintah-BPN Turun Gunung Bahas Solusi Cepat
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 6 Oktober 2025, Banjir Ribuan Gems dan Kesempatan Klaim Ballon d'Or
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga Mulai Rp6 Jutaan, Ramah Lingkungan dan Aman Digunakan saat Hujan
Pilihan
-
BREAKING NEWS! Tanpa Calvin Verdonk, Ini Pemain Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Waketum PSI Dapat Tugas dari Jokowi Usai Laporkan Penyelewengan Dana PIP
-
Ole Romeny Diragukan, Siapa Penyerang Timnas Indonesia vs Arab Saudi?
-
Wasapada! Trio Mematikan Arab Saudi Siap Uji Ketangguhan Timnas Indonesia
-
Panjatkan Doa Khusus Menghadap Kabah, Gus Miftah Berharap Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia
Terkini
-
Perencanaan dan e-RDKK yang Tepat Jadi Kunci Optimalisasi Penyerapan Pupuk Subsidi di Aceh
-
RI Resmi Punya Pembangkit Listrik Paling Canggih Se-Asia Tenggara
-
Bahlil: Permen Minerba akan Prioritaskan UMKM dan Koperasi Lokal, Bukan dari Jakarta
-
Purbaya Minta Tak Perlu Ada Wamenkeu Baru: Dari Pada Saya Pusing
-
Dirut BSI Tunggu Menkeu Purbaya untuk Jelaskan Penyerapan Dana Titipan Pemerintah
-
Investasi Makin Mudah, BNI Tawarkan ORI028 Lewat wondr by BNI
-
Atasi Konflik Tambang, Menkop Usul IUP Timah Dikelola Koperasi Merah Putih
-
Pembiayaan Iklim Jadi Tantangan, Indonesia Butuh USD 28 Miliar untuk Transisi Hijau
-
Pertamina Pastikan Pertalite Tidak Mengandung Etanol
-
Kandungan Etanol di BBM Pertamina Bikin Heboh, Ternyata Sudah jadi Tren Global