Suara.com - CEO Tesla yang kini masuk jajaran orang terkaya di dunia, Elon Musk mengatakan, pemerintah sebaiknya tidak mengatur pasar kripto atau cryptocurrency.
Menurut dia, pemerintah tidak perlu berbuat apapun karena tidak akan bisa mengalahkan mata uang kripto. Usaha pemerintah hanya memperlambat kemajuan kripto.
"Menurut saya, tidak mungkin menghancurkan crypto. Tetapi, ada kemungkinan bagi pemerintah untuk memperlambat kemajuannya," tegas Musk kepada kolumnis New York Times, Kara Swisher, dilansir dari Foxbusiness pada Kamis (30/9/2021).
Malah, menurut dia, seharusnya pemerintah justru membiarkan mata uang kripto terus berkembang hingga mampu terbang.
"Saya akan mengatakan, jangan lakukan apa-apa dan membiarkannya terbang," kata Musk.
Hal ini ia sampaikan usai munculnya dorongan regulasi yang lebih besar di AS serta sikap pemerintah China yang mengeluarkan tindakan keras terhadap cryptocurrency pekan lalu.
Untuk diketahui, sebelumnya pemerintah China telah melarang dan menyatakan semua transaksi serta aktivitas penambangan mata uang kripto di negara itu adalah ilegal.
Elon Musk berpendapat, aturan ini diterapkan kemungkinan disebabkan masalah konsumsi atau penggunaan listrik yang signifikan akibat penambangan kripto.
"Banyak China Selatan mengalami pemadaman listrik secara acak karena permintaan listrik lebih tinggi dari yang diharapkan. Penambangan kripto mungkin memainkan peran dalam hal itu," katanya, dikutip dari Warta Ekonomi.
Baca Juga: Badai Evergrande di China, Litedex.io Optimistis Hadir dengan Fitur Swap
Ia sendiri juga sudah memperingatkan konsumsi listrik yang sangat besar untuk aktivitas penambangan Bitcoin pada awal tahun 2021.
Namun, kini bitcoin menjadi pembayaran alternatif untuk kendaraan Tesla karena ketergantungannya yang besar pada bahan bakar fosil.
Selain kekhawatiran potensial China tentang konsumsi energi dan dampak lingkungannya, Musk mengatakan bahwa cryptocurrency, "Pada dasarnya ditujukan untuk mengurangi kekuatan pemerintah terpusat," dan bahwa orang China "Tidak menyukainya."
Berita Terkait
-
Pebisnis Ini Prediksi Masa Depan Bitcoin Makin Cerah Meski Tertekan Kebijakan China
-
Putus, Grimes Sebut Bakal Bikin Koloni Lesbian di Jupiter Tanpa Elon Musk
-
Survei: Investor Indonesia Optimistis Nilai Kripto Meningkat 10 Tahun ke Depan
-
Industri Kripto Karya Anak Bangsa Fokus Berbisnis dan Dukung Pemerintah
-
Elon Musk Nyinyir soal Gugatan Blue Origin
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Pilihan Baru BBM Ramah Lingkungan, UltraDex Setara Standar Euro 5
-
Pelanggan Pertamina Kabur ke SPBU Swasta, Kementerian ESDM Masih Hitung Kuota Impor BBM
-
Kementerian ESDM Larang SPBU Swasta Stop Impor Solar di 2026
-
59 Persen Calon Jamaah Haji Telah Melunasi BIPIH Melalui BSI
-
Daftar Lengkap Perusahaan Aset Kripto dan Digital yang Dapat Izin OJK
-
CIMB Niaga Syariah Hadirkan 3 Produk Baru Dorong Korporasi
-
Negara Hadir Lewat Koperasi: SPBUN Nelayan Tukak Sadai Resmi Dibangun
-
Kemenkop dan LPDB Koperasi Perkuat 300 Talenta PMO Kopdes Merah Putih
-
Kantor Cabang Bank QNB Berguguran, OJK Ungkap Kondisi Karyawan yang Kena PHK
-
Sepekan, Aliran Modal Asing ke Indonesia Masuk Tembus Rp240 Miliar