Suara.com - Harga minyak dunia kembali meroket ke level tertinggi pada perdagangan Senin, didorong permintaan global yang kuat serta permintan China untuk memasok kebutuhan listrik dan gas di negara tersebut.
Mengutip CNBC, Selasa (12/10/2021) minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup melesat USD1,26 atau 1,5 persen, menjadi USD83,65 per barel. Pada sesi itu, Brent sempat menembus USD84,60 per barel, level tertinggi sejak Oktober 2018.
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), melambung USD1,17 atau 1,5 persen menjadi menetap di posisi USD80,52 per barel, setelah menyentuh level tertinggi sejak akhir 2014, yakni USD82,18.
Laju pemulihan ekonomi dari pandemi mendongkrak permintaan energi pada saat produksi minyak melambat karena pengurangan dari negara-negara produsen selama pandemi, fokus pada dividen oleh perusahaan minyak dan tekanan pada pemerintah untuk beralih ke energi yang lebih bersih.
Pejabat pemerintah AS, Senin, mengatakan Gedung Putih mendukung seruannya kepada negara-negara penghasil minyak untuk "melakukan lebih banyak" dan mereka memantau dengan cermat harga minyak dan bensin.
Organisasi Negara Eksportir Minyak dan sekutunya, bersama-sama dikenal sebagai OPEC Plus, menahan diri untuk tidak meningkatkan pasokan bahkan ketika harga telah naik.
Pada Juli, kelompok tersebut setuju untuk meningkatkan produksi sebesar 400.000 barel per hari untuk memulihkan 5,8 juta barel per hari dalam pembatasan pasokan yang tersisa dari kesepakatan 2020 untuk memangkas output setelah wabah virus korona.
Harga listrik melonjak ke rekor tertinggi dalam beberapa pekan terakhir, didorong kekurangan energi yang meluas di Asia, Eropa dan Amerika Serikat. Melonjaknya harga gas alam mendorong pembangkit listrik beralih ke minyak.
Analis memperkirakan peralihan dari gas alam ke minyak dapat meningkatkan permintaan minyak mentah dari 250.000 menjadi 750.000 barel per hari.
Baca Juga: Harga Minyak Melonjak Tinggi, WTI Sentuh 80 Dolar AS per Barel
Di India, sejumlah negara bagian mengalami pemadaman listrik karena kekurangan pasokan batu bara. Pemerintah China memerintahkan perusahaan tambang untuk meningkatkan produksi batu bara karena harga listrik melonjak.
Berita Terkait
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 Oktober 2025: Banjir 2.000 Gems, Pemain 110-113, dan Rank Up
Pilihan
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
Terkini
-
Pasar Seni Bermain 2025: Ruang Kolaborasi Seni, Game Lokal, dan Inovasi Industri Kreatif
-
TEI 2025: Punya 7 Sertifikasi, Permen Jahe Produksi Binaan LPEI Ini Berjaya di Amerika
-
Prabowo Bentuk Satgas Percepatan Program Strategis Pemerintah, Diisi Airlangga hingga Purbaya
-
BRI Salurkan Dana Rp55 Triliun untuk UMKM, Perkuat Likuiditas dan Ekonomi Nasional
-
Ribut-ribut Dana Pemda Ngendon di Bank, Mantu Jokowi Hingga KDM Tunjuk Menkeu Purbaya
-
Usai Dedi Mulyadi, Giliran Bobby Nasution Disentil Menkeu Purbaya
-
BPJS Ketenagakerjaan Lindungi 500 Mahasiswa UIN Gus Dur Pekalongan Lewat Program Jaminan Sosial
-
Menkeu Purbaya Pastikan Iuran BPJS Kesehatan Tidak Naik Tahun Depan: Ekonomi Belum Pulih
-
Kacang Mete Indonesia Sukses Jadi Camilan Penerbangan Internasional
-
Target Inflasi 2,5 Persen, Ini Kata Gubernur Bank Indonesia