Suara.com - PT Bank Jago Tbk (Jago) akhirnya berhasil mencetak laba bersih hingga Rp14 miliar pada kuartal III 2021 setelah rugi selama enam tahun berturut-turut.
Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar mengatakan laba bersih perseroan ditopang oleh pertumbuhan kredit yang agresif, rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) yang rendah, dan efisiensi biaya dana berkat peningkatan dana murah (current account saving account/CASA).
"Meski laba tahun berjalan masih negatif, kami tetap bersyukur atas pencapaian ini. Kami optimistis kinerja kami di masa mendatang akan terus membaik dan Jago akan menjadi bank digital yang profitable serta mampu untuk tumbuh secara berkelanjutan," ujar dia, dalam keterangan resmi.
Hingga September tahun ini, penyaluran kredit perseroan mencapai Rp3,73 triliun, melonjak 502 persen dari periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy).
Pertumbuhan kredit terutama terjadi pada kuartal III dengan kenaikan sebesar Rp1,56 triliun dari posisi kuartal sebelumnya (qtq).
"Prosentase kenaikannya terlihat tinggi karena kami berangkat dari baseline yang rendah. Tapi kami melihat kemajuan bisnis yang konsisten dari waktu ke waktu. Kami akan menjaga momentum ini dengan terus memperluas kolaborasi dan integrasi dengan ekosistem digital," ujar Kharim dikutip dari Antara.
Ia menambahkan, kini, saat ini, aplikasi Jago telah terintegrasi dengan aplikasi reksadana online Bibit.Id dan super app Gojek.
Selain berkolaborasi dengan Bibit dan Gojek, Jago juga bekerja sama dengan sejumlah fintech lending, multifinance dan institusi keuangan lain berbasis digital.
Pola kerja sama pembiayaan (partnership lending) itu memampukan Jago untuk ekspansif namun dengan pengelolaan risiko yang lebih terkendali. Hal itu tercermin pada rasio NPL yang berada di level 0,6 persen.
Baca Juga: Xiaomi Umumkan Kenaikan Laba Hingga 87,4% di Q2 2021
"Pencapaian ini mengonfirmasi bahwa bisnis model kami sudah tepat. Implementasi konsep kolaborasi dengan ekosistem digital dalam melayani nasabah terbukti membuat kami tumbuh anorganik, efektif dan cepat," kata Kharim.
Pertumbuhan kredit sebesar 502 persen berdampak pada pendapatan bunga yang meningkat 478 persen menjadi Rp355 miliar.
Sementara itu, beban bunga hanya terkerek 104 persen menjadi Rp38 miliar. Hal itu menghasilkan pendapatan bunga bersih senilai Rp318 miliar, atau tumbuh 640 persen. Net interest margin (NIM) kini berada di angka 6,1 persen, lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu sebesar 4,4 persen.
Kemampuan menekan beban bunga tak lepas dari upaya Jago memperbanyak komposisi dana murah. Hingga akhir September 2021, total dana pihak ketiga mencapai Rp2,54 triliun, tumbuh 564 persen.
Dari jumlah tersebut, dana murah atau CASA sebanyak Rp985 miliar, melonjak 1.031 persen. Sedangkan deposito senilai Rp1,6 triliun, meningkat 427 persen.
Proporsi CASA terus membaik. Sebagai pembanding, porsi CASA pada September 2021 mencapai 38,72 persen, jauh lebih tinggi dibandingkan posisi yang sama tahun lalu sebesar 22,74 persen, atau posisi akhir Juni sebesar 30,21 persen. Pada kurun waktu yang sama, porsi deposito terhadap DPK telah menyusut dari 77,26 persen menjadi 69,79 persen dan kini 61,3 persen.
Berita Terkait
-
BUMN Transformasi Besar-besaran, Erick Thohir: Tidak Mau Berubah Langsung Ganti!
-
BBCA Memang Menarik, Tapi ARTO Diklaim Akan Kembali Perkasa
-
Investor Asing Ramai-ramai Borong Saham Bank Digital Indonesia, Potensi Saham Meroket?
-
Ngeri, Bibir Wanita Ini Membesar Tiga Kali Lipat Setelah Digigit Laba-Laba Biola
-
Wanita Ini Alami Halusinasi setelah Digigit Laba-laba, Bibir Bengkak Jadi Sorotan
Terpopuler
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 4 Mobil Listrik Termurah di Indonesia per Oktober 2025: Mulai Rp180 Jutaan
Pilihan
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
-
Pundit Belanda: Patrick Kluivert, Alex Pastoor Cs Gagal Total
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
Terkini
-
Drama Saham DADA: Dari Terbang 1500 Persen ke ARB Berjamaah, Apa Penyebabnya?
-
Emiten Afiliasi Haji Isam PGUN Buka Suara Soal Lahan Sawit
-
Resmi! Pansel Dewas dan Direksi BPJS 2026-2031 Dibentuk, Seleksi Dimulai Pekan Ini
-
Menko Airlangga Bongkar Alasan Cabut PIK 2 dari Daftar PSN Prabowo
-
Telkom Dukung Kemnaker Siapkan Program Pemagangan bagi Lulusan Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Menkeu Purbaya soal Perang Dagang AS-China: Biar Aja Mereka Berantem, Kita Untung!
-
Dikritik 'Cawe-Cawe' Bank BUMN, Menkeu Purbaya: Saya Dewas Danantara!
-
Jurus Kilang Pertamina Internasional Hadapi Tantangan Ketahanan Energi
-
IFG Catat Pengguna Platform Digital Tembus 300 Ribu Pengguna