Suara.com - Gelombang pandemi covid-19 membuat dampak yang cukup signifikan bagi laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Berbagai lini sektor perekenomian menjadi korban ganasnya penyebaran virus covid-19.
Dalam catatan kementrian keuangan melalui menteri keuangan sri mulyani mencatat bahwa pada tahun lalu ekonomi dunia mengalami kontraksi minus 3,2% dari pertumbuhan ekonominya.
Meski pada ekonomi global mengalami penurunan yang drastis, sebagai bangsa indonesia kita patut berbangga diri tidak ikut terdampak yang begitu besar karena memiliki berbagai potensi nilai investasi yang sangat menjanjikan bagi pertumbuhan perekonomian dunia.
Ketua umum serikat nelayan Nahdlatul Ulama, Witjaksono mendukung langkah pemerintah dalam membangun infrastruktur guna mendukung iklim investasi dan bisnis di Indonesia yang secara tidak langsung akan berpengaruh pada grade indonesia dari negara berkembang jadi negara maju.
Enterpreneur muda NU ini mengatakan bahwa sebagai wirausahawan muda ke depannya kita tidak perlu khawatir akan masuknya investor asing di indonesia.
Menurutnya, masuknya investor asing merupakan jalan bagi kita masyarakat untuk memasuki bahkan merubah iklim bisnis di dunia kedepannya.
"Jadi jangan alergi terhadap investasi asing yang masuk ke Indonesia, tapi alergilah investasi asing yang masuk ke indonesia namun tidak mengindonesiakan, yang artinya kita harus selektif kepada investasi asing dimana harus kita pastikan sumber daya manusia yang masuk dalam investasi itu harus 90% masyarakat indonesia" ujar Witjaksono dalam keterangannya, Kamis (28/10/2021).
Tak hanya itu saja,fondasi yang kuat dalam penanganan pelayanan UMKM di masyarakat menengah ke bawah juga turut andil dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional.
Witjaksono menjelaskan, pembenahan sistem dan peraturan UMKM perlu menjadi perhatian khusus bagi pemerintah Indonesia.
Baca Juga: Kembali Digelar, Kongres Nasional Indonesia Kompeten II Akselerasi SDM Kompeten
Menurutnya, transformasi ekonomi digital yang saat ini digerakkan dan digaungkan pemerintah akan sangat membantu laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
"Kalau UKM dan Koperasi itu digitalisasi saya sangat sejutu, karena bagaimanapun juga, suka tidak suka itu nanti larinya akan ke digital," imbuhnya.
Oleh karena itu pembangunan infrastruktur pemerintah saat ini sangat perlu dilakukan untuk mengikuti perubahan iklim bisnis dunia ke depan.
Berita Terkait
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Kemenkeu Ungkap Lebih dari 1 Miliar Batang Rokok Ilegal Beredar di Indonesia
-
Danantara dan BRI Terjun Langsung ke Lokasi Bencana Kab Aceh Tamiang Salurkan Bantuan
-
PLN Sebut Listrik di Aceh Kembali Normal, Akses Rumah Warga Mulai Disalurkan
-
Penerimaan Bea Cukai Tembus Rp 269,4 Triliun per November 2025, Naik 4,5%
-
BUMI Borong Saham Australia, Ini Alasan di Balik Akuisisi Jubilee Metals
-
Kemenkeu Klaim Penerimaan Pajak Membaik di November 2025, Negara Kantongi Rp 1.634 Triliun
-
BRI Peduli Siapkan Posko Tanggap Darurat di Sejumlah Titik Bencana Sumatra
-
Kapitalisasi Kripto Global Capai 3 Triliun Dolar AS, Bitcoin Uji Level Kunci
-
Kenaikan Harga Perak Mingguan Lampaui Emas, Jadi Primadona Baru di Akhir 2025
-
Target Mandatori Semester II-2025, ESDM Mulai Uji Coba B50 ke Alat-alat Berat