Suara.com - Harga emas dunia turun ke level terendah dalam sepekan terakhir pada perdagangan akhir pekan lalu. Tekanan terhadap harga emas seiring kenaikan imbal hasil obligasi USA dan dolar AS yang menguat.
Mengutip CNBC, Senin (1/11/2021) harga emas di pasar spot, harga emas turun 0,9 persen ke harga USD1.782,23 per ounce. Emas di pasar berjangka AS turun 1,04 persen ke harga USD1.783,90 per ounce.
Rilis data belanja konsumen memicu kekhawatiran tentang tindakan kebijakan moneter agresif dari The Fed untuk memerangi lonjakan harga, mengantarkan imbal hasil obligasi USA tenor 10-tahun naik setinggi 1,6190 persen, dan dolar melonjak 0,8 persen.
"Para trader di seluruh pasar global telah secara agresif mengantisipasi pengetatan kebijakan moneter seiring krisis energi dan rantai pasokan mendorong inflasi lebih tinggi, membuat pelaku pasar memperhitungkan risiko keluar lebih cepat," kata tim analis di TD Securities dalam sebuah catatan.
Sementara emas dianggap sebagai lindung nilai inflasi, pengurangan stimulus dan kenaikan suku bunga cenderung mendorong imbal hasil obligasi pemerintah dan dolar naik, mengurangi daya tarik emas yang tidak memberikan imbal hasil.
The Fed diperkirakan akan mengumumkan kapan akan mulai mengurangi stimulus pada akhir pertemuan kebijakan moneter 2-3 November.
"Tidak ada apa pun yang dapat menghentikan penurunan emas saat ini," kata Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago.
Dia menambahkan bahwa fund manajer menjadi penjual aktif setiap kali emas melintasi level kunci USD1.800 per ons.
Secara keseluruhan, kekhawatiran tentang kenaikan inflasi membuat emas dan perak di jalur untuk kenaikan bulanan masing-masing lebih dari 1 persen dan 7 persen, sementara di pasar fisik, emas dijual dengan harga premium di India minggu ini karena konsumen berbondong-bondong ke pengecer menjelang festival besar minggu depan.
Baca Juga: Harga Emas Dunia Menguat di Tengah Perlambatan Ekonomi AS
Harga perak di pasar spot turun 1 persen menjadi USD23,85 per ounce. Platinum stabil di USD1.019,49 per ons. Palladium naik 0,3 persen mmenjadi USD1.994,68 per ounce.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
Terkini
-
Pengusaha Masih Males Ambil Utang ke Bank, Dana Kredit Nganggur Capai Rp2.500 Triliun
-
Efek Banjir Sumatra, Kemenkeu Permudah Cairkan Dana Transfer ke Daerah Terdampak Bencana
-
Kemenkeu Salurkan Dana Rp 4 Miliar ke Korban Banjir Sumatra
-
Ikuti Jejak Rupiah, IHSG Meloyo Hari ini Balik ke Level 8.600
-
Harap Bersabar, Pemerintah Umumkan UMP 2026 Paling Lambat 24 Desember
-
Purbaya Akui Ada Kementerian Lelet Serap Anggaran, Dana Dikembalikan Tembus Rp 4,5 T
-
Energi Terbarukan Mulai Masuk Sektor Tambang dan Perkebunan
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Rupiah Justru Melempem ke Level Rp 16.667 Setelah BI Tahan Suku Bunga
-
Harga Minyak Mentah Indonesia Turun Jadi USD 62,63 di November, BBM Gimana?