Suara.com - Perusahaan rintisan atau Start-up asal Jepang, ALI Technologies' XTurismo Limited Edition mengenalkan produk mereka yaitu hoverbike atau motor terbang yang dihargai US$680.000 (Rp9,7 miliar).
Para calon pembeli bisa mulai membeli produk itu sejak akhir Oktober lalu. Kendaraan yang digadang-gadang akan gantikan mobil ini mendapat dukungan Mitsubishi dan pesepakbola Jepang, Keisuke Honda.
Pengembang mengklaim, hoverbike dapat terbang selama 40 menit dengan kecepatan mencapai 100 kilometer per jam dari satu kali pengecasan.
ALI menargetkan, 200 motor terbang diproduksi pada pertengahan 2022. Tiap unit hoverbike dilengkapi dengan mesin konvensional serta empat motor bertenaga baterai.
"Untuk saat ini, pilihan para pengendara telah berubah antara berkendara di darat atau di udara," kata Chief Executive ALI Technologies, Daisuke Katano.
"Kami menawarkan metode baru untuk berkendara," sambung dia.
Banyak orang yang mulai merasa transportasi terbang jadi pilihan karena kemacetan membuat durasi transportasi lebih panjang, hal yang sering terjadi di kota-kota besar seperti Tokyo.
Meski demikian, saat ini aturan yang berlaku di Jepang belum memungkinkan hoverbike untuk melintas di jalan-jalan sibuk.
Ben Gardner dari Pinsent Masons, mengatakan kepada BBC News bahwa kendaraan yang dulunya tampak seolah jauh di masa depan saat ini mulai terwujud.
Baca Juga: Terbukti Temui Istri Terdakwa, Jaksa Anton Melanggar Kode Etik Jaksa
"Akhirnya, ada ruang bagi kami untuk melihat kendaraan seperti itu digunakan di Inggris," kata dia, dikutip dari BBC Indonesia --jaringan Suara.com.
Namun, hingga kini belum ada hukum di Inggris yang memperbolehkan aktivitas kendaraan seperti Hoverbike di jalan raya.
Meski demikian, Gardner mengatakan perhatian kepada teknologi baru seperti ini dalam beberapa tahun terakhir dapat menjadi pertanda menuju perubahan.
Para perusahaan modal ventura, perusahaan penerbangan, serta perusahaan Uber yang ambisius dengan proyek Uber Elevate. Para pengamat beropini, industri otomotif terbang bisa bernilai hingga US$1,5 triliun (Rp21.288 triliun) pada 2040.
Berita Terkait
-
Viral Video Nia Ramadhani - Ardi Bakrie Makan di Restoran, Rahim Melanie Subono Diangkat
-
Demi Fokus Urus Anak, Ali Syakieb Berhenti Main Sinetron
-
Komparasi Harga Xpander Ultimate-Rockford Fosgate Black Edition Pakai Diskon PPnBM
-
MAKI Desak Jaksa Anton Dinonaktifkan karena Temui Istri Terdakwa Pembalakan Liar
-
Kasus Jaksa Anton Temui Istri Terdakwa, MAKI Sebut Mestinya Dinonaktifkan, Bukan Dimutasi
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Puluhan Siswa SD di Agam Diduga Keracunan MBG, Sekda: Dapurnya Sama!
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Booming Perumahan 2025-2029: Prabowo Genjot Subsidi, Apa Saja Dampaknya?
-
Vivo Akui Stok Sudah Habis, Tapi BBM Pertamina Punya Kandungan yang Tak Bisa Diterima
-
BRI Buka Akses Global untuk UMKM di Halal Indo 2025
-
Purbaya Mau Temui CEO Danantara usai 'Semprot' Pertamina Malas Bangun Kilang Minyak
-
Pemerintah Tambah Stimulus Ekonomi Kuartal IV 2025, Sasar 30 juta Keluarga Penerima Manfaat
-
Purbaya Ngotot Sidak Acak Rokok Ilegal di Jalur Hijau: Kalau Ketahuan, Awas!
-
Program Magang Nasional Dibuka 15 Oktober, Pemerintah Jamin Gaji UMP
-
Bos Danantara Akui Patriot Bond Terserap Habis, Dibeli Para Taipan?
-
Dari Meja Makan ke Aksi Nyata: Wujudkan Indonesia Bebas Boros Pangan
-
Pemerintah Andalkan Dialog Rumuskan Kebijakan Ekonomi Kerakyatan