Suara.com - Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) pada Rabu (3/11/2021) sore ditutup melemah dibandingkan posisi kemarin. Pelemahan ini seiring rencana pengumuman tapering yang akan dilakukan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve dalam waktu dekat.
Mengacu data Bloomberg, Rupiah pada sore ini pukul 15.00 WIB di pasar spot exchange ditutup sebesar Rp 14.313 per dolar AS atau melemah 62,5 poin (0,4 persen) dari penutupan sebelumnya. Rupiah hari ini diperdagangkan dengan kisaran Rp 14.263- Rp 14.318 per dolar AS.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, investor berfokus pada keputusan kebijakan Federal Reserve AS terbaru.
"Investor akan menilai rencana bank sentral AS untuk memerangi kenaikan inflasi dan menenangkan kekhawatiran tentang pemulihan ekonomi dari Covid-19," kata Ibrahim dalam analisanya.
Menurut Ibrahim, The Fed akan menurunkan keputusannya di kemudian hari, di mana secara luas diperkirakan akan mengungkapkan garis waktu pengurangan asetnya.
"Bank sentral kemungkinan akan mulai mengurangi pembelian aset bulanannya sebesar $ 15 miliar setiap bulan hingga mengakhirinya pada pertengahan 2022, tetapi garis waktu untuk kenaikan suku bunga masih belum pasti," paparnya.
Tak hanya itu, Bank of England juga akan memberikan keputusannya pada Kamis. Namun, berakhirnya program cuti Inggris tidak menyebabkan lonjakan pencari kerja baru, dengan pengangguran tidak mungkin meningkat tajam dan mendukung kenaikan suku bunga, menurut data.
Di Jepang, pembuat kebijakan pada hari Selasa menegaskan kembali komitmen Bank of Japan (BOJ) untuk target inflasi 2 persen dalam pertemuan antara gubernur BOJ Haruhiko Kuroda, menteri ekonomi Daishiro Yamagiwa dan menteri keuangan Shunichi Suzuki.
Di sisi data, indeks manajer pembelian layanan Caixin China yang dirilis pada hari sebelumnya, adalah 53,8 untuk Oktober.
Baca Juga: Nilai Tukar Rupiah Ditutup Menguat, Tax Amnesty Jilid II Jadi Faktor Pendongkraknya
Meskipun sedikit lebih tinggi dari 53,4 yang tercatat pada bulan sebelumnya dan didukung oleh permintaan yang kuat, kenaikan inflasi tetap menjadi perhatian untuk tahun depan.
Di AS, IMP non-manufaktur ISM akan dirilis pada hari Rabu. Data perdagangan, termasuk ekspor dan impor, akan menyusul sehari kemudian dan data pekerjaan AS terbaru, termasuk non-farm payrolls, akan dirilis pada hari Jumat.
Berita Terkait
Terpopuler
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Viral Taiwan Resmi Larang Indomie Soto Banjar Usai Temukan Kandungan Berbahaya
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
Terkini
-
Gurita Bisnis Bambang Rudijanto, Kakak Hary Tanoe Jadi Tersangka Korupsi Bansos
-
Berdayakan Petani Lokal, Harita Nickel Upayakan Ekonomi Berkelanjutan di Pulau Obi
-
Jenis-jenis Kredit Rumah Bank BTN: Syarat, Subsidi dan Simulasi Pembayaran
-
Lembaga Pemeriksa Halal LPPOM Raih Penghargaan Bergengsi GIFA Championship 2025
-
Mengapa Milenial Lebih Suka Rumah Industrial Minimalis daripada Rumah Mewah?
-
Terpopuler Bisnis: Gebrakan Menkeu Bikin Bank Himbara Jadi Idola, Harga Saham Meroket!
-
Olah Limbah Cangkang Telur Jadi Sumber Ekonomi Baru, PPN JBB Komitmen Zero Waste
-
Harga Emas Antam dan Galeri 24 di Pegadaian Hari Ini Naik!
-
Pembangunan Akses Tol Bitung oleh Paramount Land Capai 80 Persen
-
PNM Bersama Holding Ultra Mikro Wujudkan Akses Keuangan Merata