Suara.com - Meski mengalami kenaikan reli dalam beberapa pekan kemarin, batu bara global diprediksi turun dampak intervensi pemerintah China meliputi peningkatan produksi dalam negeri hingga membatasi harga komoditas.
Menurut Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI), cuaca ekstrem yang diperkirakan terjadi pada akhir tahun hingga tahun baru akan memicu kelangkaan batu bara dan menahan koreksi harga.
"Hal ini mungkin bisa membantu mengurangi percepatan koreksi harga yang terjadi karena intervensi oleh pemerintah China yang mendorong terjadinya penurunan harga dalam beberapa pekan terakhir," kata Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (9/11/2021).
Terlebih, kini China masih waspada dengan musim dingin ekstrem serta suhu udara yang lebih rendah dari biasanya akibat dampak fenomena La Nina.
Kondisi ini bakal mengganggu produksi batu bara di negara tersebut dan meningkatkan konsumsi batu bara untuk menghalau suhu rendah.
Sementara, fenomena La Nina juga akan berdampak pada negara pemasok batubara seperti Indonesia, lantaran memicu bencana hidrometeorologi yang dapat menghambat aktivitas produksi batu bara dan jalur distribusi.
Pada akhir tahun 2020, importir batu bara China sepakat membeli batu bara dari Indonesia selama tiga tahun ke depan dengan nilai transaksi mencapai 1,46 miliar dolar AS atau setara Rp20,6 triliun.
Kesepekatana ini ditandai dengan penandatanganan kerja sama antara China Coal Transportation and Distribution (CCTDA) dengan APBI terkait ekspor batu bara.
Hingga kini, China terus mengandalkan Indonesia sebagai pemasok utama batu bara pasca negara Tirai Bambu itu menangguhkan impor dari Australia akibat ketegangan diplomatik.
Baca Juga: Unik, Makanan Ayam Olahan Batu Bara Ini Ternyata Punya Manfaat Kesehatan
Hendra menyebut, penambang batu bara di Indonesia akan tetap melaksanakan produksi maksimal sesuai dengan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) memanfaatkan jeda cuaca guna mengantisipasi penurunan produksi akibat cuaca ekstrem.
Sementara dari sisi distribusi, penambangan akan mengatur jadwal pengapalan bila memungkinkan dengan tetap memperhatikan arahan dari pihak otoritas kepelabuhanan.
Dikabarkan sebelumnya, Kementerian ESDM menyatakan harga baru bara acuan (HBA) November 2021 menyentuh angka 215,01 dolar AS per ton atau naik 33 persen dibandingkan harga bulan lalu yang hanya 161,63 dolar AS per ton.
Level HBA mencapai nilai tertinggi pada November dan tertinggi dalam 10 tahun terakhir. Kenaikan harga batu bara acuan disebabkan permintaan dari China meningkatkan menyusul mulai memasuki musim dingin serta kondisi cuaca buruk.
Dampaknya, kegiatan produksi dan transportasi baru bara di provinsi produsen batu bara terganggu. Faktor komoditas lain, seperti kenaikan harga gas alam juga memiliki pengaruh dalam menentukan harga batu bara global.
Berita Terkait
-
Harga Batubara Acuan Cetak Rekor Tertinggi Pada Awal November 2021
-
Pakistan Datangkan Kapal Perang Terbesar Dan Tercanggih Buatan China, Namanya PNS Tughril
-
China Dipantau Satelit AS Bangun Tiruan Kapal Perang di Tengah Gurun
-
Sepanjang 2021, Banjir Di China Tewaskan 560 Orang
-
Kapal Tongkang Muatan Batu Bara Diduga Tumpah di Perairan Banyuwangi
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
Terkini
-
Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
-
KLH: Tambang Emas Afiliasi Astra dan 7 Perusahaan Melanggar, Jalur Hukum Ditempuh
-
Usai Adik Prabowo 'Kempit' Saham IKS, COIN Umumkan Agenda Genting Akhir Tahun!
-
BEI Rilis Aturan Baru, Sikat Praktik Spoofing Bandar Mulai Hari Ini
-
Bupati Aceh Utara Sampaikan Apresiasi atas Bantuan Mentan Amran untuk Korban Banjir Sumatra
-
BRI, Dari Warisan Perintis Raden Bei Aria Wirjaatmadja Sampai Holding Ultra Mikro
-
Utang Luar Negeri Indonesia Turun, Kini Tinggal Rp 7.079 Triliun
-
Purbaya Mau Bubarkan Bea Cukai, Kalau Jadi Lebih Baik Mengapa Tidak?
-
Aset Perbankan Syariah Pecah Rekor Tertinggi, Tembus Rp 1.028 Triliun
-
Biar Tak Andalkan Ekspor Mentah, Kemenperin Luncurkan Roadmap Hilirisasi Silika