Suara.com - Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mengendus adanya persaingan tidak sehat dalam bisnis PCR.
Persaingan tidak sehat ini dindikasikan KPPU berupa penambahan atau bundling dalam pelayanan PCR.
Direktur Ekonomi KPPU Mulyawan Ranamanggala menjelaskan, dengan adanya bundling pelayanan itu berpotensi untuk memaksimalkan keuntungan para penyelenggara PCR
Sebab, dengan bundling tersebut harga pelayanan PCR melambung dua kali lipat. Misalnya, bundling pelayanan PCR yang ditambah dengan konsultasi dan sebagainya.
"Menurut kami dengan bundling-bundling ini memunculkan usaha persaingan nggak sehat. Esensi tes PCR untuk buktikan apakah orang itu terkena virus corona dan sebaiknya apakah perlu karantina mandiri dan dirawat di RS," ujar Mulyawan dalam konferensi pers, Jumat (12/11/2021).
Mulyawan pun meminta pemerintah perlu awasi penyelenggara yang menawarkan tes PCR bundling.
Karena, sebenarnya tujuan masyarakat untuk melakukan tes PCR hanya untuk mengetahui terdeksi virus Covid-19 atau tidak, bukan untuk konsultasi terkait virus Covid-19 itu sendiri.
"Kami melihat HET udah tepat dan perlu diberlakuan pemeriksaan dan menjaga agar tes PCR nggak melambung tinggi dan keterbukaan," ucap dia.
Mulyawan menambahkan, dalam penelitian, KPPU juga melihat ada kelompok-kelompok besar yang mendominasi bisnis PCR ini.
Namun, ia tidak merinci kelompok-kelompok besar mana saja yang sangat powerful dalam bisnis PCR.
Baca Juga: Akan Dilaporkan ke KPK Kasus Bisnis Tes PCR, Luhut Binsar Pandjaitan: Tidak Ada yang Salah
"Kami indikasikan bahwa ada beberapa kelompok usaha dalam pelaku usaha laboratorium. Kami sedang dalami bagaimana kekuatan kelompok usaha ini dalam pangsa pasarnya dalam tes PCR yang dilakukan selama ini," pungkas Mulyawan.
Berita Terkait
-
Akan Dilaporkan ke KPK Kasus Bisnis Tes PCR, Luhut Binsar Pandjaitan: Tidak Ada yang Salah
-
Erick Thohir dan Luhut Diduga Terlibat Bisnis Tes PCR, Pengamat: Harus Direshuffle
-
KPK Mulai Dalami Laporan Dugaan Luhut dan Erick Thohir Terlibat Bisnis Tes PCR
-
Diduga Terlibat Bisnis Tes PCR, Luhut dan Erick Thohir Dilaporkan ke KPK
-
Disebut Terlibat Bisnis Tes PCR, Luhut: Saya Tidak Pernah Ambil Keuntungan Pribadi
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Bukan Sekadar Bazaar, PNM Hadirkan Ruang Tumbuh dan Silaturahmi UMKM di PFL 2025
-
Perkuat Sport Tourism dan Ekonomi Lokal, BRI Dukung Indonesia Mendunia Melalui MotoGP Mandalika 2025
-
BRI Dorong UMKM Kuliner Padang Perkuat Branding dan Tembus Pasar Global Lewat Program Pengusaha Muda
-
Pertumbuhan Perbankan Syariah di Indonesia Masih Stagnan, BSI Genjot Digitalisasi
-
Bank Mega Syariah Bidik Target Penjualan Wakaf Investasi Senilai Rp 15 Miliar
-
Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
-
Saham Bank Lapis Dua Kompak Rontok, Maybank Indonesia Ambles Paling Dalam
-
OJK Minta Generasi Muda Jangan Awali Investasi Saham dari Utang
-
Daftar Harga Emas Antam Hari Ini, Naik Apa Turun?
-
Aliran Modal Asing yang Hengkang dari Pasar Keuangan Indonesia Tembus Rp 9,76 Triliun