Suara.com - Maskapai BUMN yang tengah terlilit utang, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) berhasil mencapai kesepakatan restrukturisasi utang dengan 11 krediturnya.
Mengutip dari BEI, manajemen Garuda Indonesia masih belum memberikan rincian kreditur mana saja yang telah menyetujui proposal restrukturisasi. Namun, Garuda memang diketahui memiliki kreditur lokal dan global.
Emiten dengan kode GIAA itu memiliki setidaknya 11 kreditur lokal yang berasal dari sektor perbankan, pengelolaan bandara, hingga Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Negosiasi ini diantarany berisi penangguhan pokok dan bunga oleh kreditur perbankan, restrukturisasi utang tertunggak selama 2020 yang dibayarkan dengan cicilan balloon payment hingga 2023.
"Terkait dengan KIK EBA, telah dilakukan penangguhan sebagian kewajiban pembagian pendapatan penjualan tiket ke-36 sampai dengan 3 Desember 2021 atau tanggal yang disesuaikan kemudian dengan Manajer Investasi (MMI)," demikian keterangan Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, Kamis (18/11/2021).
Garuda Indonesia pada tahun ini telah menangguhkan pembayaran jumlah pembagian berkala (kupon sukuk) hingga negosiasi dengan para pemegang sukuk sebagai bagian dari upaya restrukturisasi.
"Ini yang sedang dilakukan oleh perseroan selaras dengan langkah perbaikan kinerja yang terus dioptimalkan perseroan," kata dia.
Penangguhan pokok dan bunga periode Juni 2020 sampai dengan waktu yang telah disepakati sebelumnya, selaras dengan rencana restrukturisasi, Garuda terus melakukan negosiasi dengan kreditur dan lessor.
Dengan lessor, negosiasi dilakukan guna mencapai kesepakatan mengenai restrukturisasi biaya sewa dengan skema PBH seperti yang telah didiskusikan manajemen sebelumnya.
Baca Juga: Bangkrut Secara Teknikal, Borok Garuda Indonesia Makin Terlihat
Berita Terkait
-
Keuangan Garuda Indonesia, Pendapatan Rp8 Triliun, Pengeluaran Rp18 Triliun
-
Keuangan Runyam! Pengeluaran Garuda Indonesia Ternyata Lebih Besar Dibanding Pemasukan
-
Dianggap Bangkrut Secara Teknis, Ini Kinerja Garuda Indonesia hingga September 2021
-
2 Opsi Penyelamatan Garuda: Suntikan Dana BUMN Atau Tawarkan Pada Investor
-
Bangkrut Secara Teknikal, Borok Garuda Indonesia Makin Terlihat
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
-
Harga Minyak Melonjak: AS Sita Kapal Tanker di Lepas Pantai Venezuela
Terkini
-
Diresmikan Prabowo, Jembatan Ini Habiskan 10 Ribu Ton Semen
-
Akhir Tahun jadi Berkah Buat Industri Logistik
-
IHSG Turun Dibayangi The Fed, Ini Analisis Rekomendasi Saham Trading Jumat 12 Desember
-
CPNS 2026 Diutamakan untuk Fresh Graduate, Menpan-RB Ungkap Alasannya
-
Ancam Rumahkan 16 Ribu Pegawai Bea Cukai, Purbaya Sebut Perintah dari 'Bos Atas'
-
SHIP Tambah 1 Armada VLGC Perluas Pasar Pelayaran Migas Internasional
-
Mentan Amran Pastikan Pemerintah Tangani Penuh Pemulihan Lahan Pertanian Puso Akibat Bencana
-
Strategi Asabri Hindari Fraud dalam Pengelolaan Dana Pensiun
-
Bisnis Properti di Negara Tetangga Tertekan, Fenomena Pajak Bisa Jadi Pelajaran
-
Manuver Purbaya Tarik Bea Keluar Emas, Ini Efeknya Versi Ekonom UI