Suara.com - Seseorang yang baru memulai gaya hidup menabung pasti akan langsung membatasi pengeluaran yang dilakukannya. Hal ini dilakukan agar uang yang dapat ditabung dapat lebih besar jumlahnya.
Namun seringkali karena terlalu fokus kepada nominalnya, seseorang menjadi takut untuk mengeluarkan uang untuk berbagai kepentingan yang memiliki nilai lebih.
“Biasanya saat mulai menabung, masyarakat menjadi takut atau enggan untuk mengeluarkan uang dengan nominal lebih dari budget yang ditentukan agar uang yang disimpan bisa lebih banyak," kata Chief Operating Officer MotionBanking Teddy Tee ditulis Kamis (25/11/2021).
Padahal, tambah Teddy, bukan berarti mengeluarkan uang lebih itu artinya boros. Oleh karena itu penting mengetahui jenis-jenis pengeluaran agar masyarakat dapat bijak dalam mengeluarkan uang.
Berikut empat cara cerdas membedakan gaya hidup hemat dan pelit dari MotionBanking milik PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP), anak usaha PT MNC Kapital Indonesia Tbk (BCAP) di bawah naungan MNC Group:
Price vs Value
Seseorang yang pelit biasanya melihat kebutuhan berdasarkan harga, sedangkan orang yang hemat melihat kebutuhan dari segi nilai yang bisa didapatkan.
Sebagai contoh, barang yang murah belum tentu memiliki kualitas yang baik dan tahan lama, sedangkan dengan mengeluarkan uang sedikit lebih banyak, seseorang dapat memiliki barang dengan kualitas yang lebih baik dan bisa digunakan dalam jangka waktu yang lebih lama.
Kebutuhan dan Keinginan
Baca Juga: Belikan iPhone 13 untuk Istri, Pria Ini Menabung Rp70 Ribu Per Hari Selama Setahun
Membedakan mana yang menjadi kebutuhan dan keinginan dapat membuat seseorang menjadi lebih bijak dalam mengeluarkan uang. Barang yang menjadi kebutuhan biasanya dapat memberikan nilai lebih dalam hidup seseorang, sedangkan barang yang menjadi keinginan biasanya hanya bersifat kepuasan semata.
Cari Berbagai Macam Opsi
Orang yang hemat akan selalu memiliki banyak opsi untuk bisa mencapai tujuannya, sedangkan orang yang pelit biasanya mengorbankan tujuannya untuk sepenuhnya menabung.
Contohnya, hidup sehat memerlukan biaya yang mahal, namun seseorang tidak perlu berhenti hidup sehat hanya untuk menabung.
Seseorang bisa mendapatkan manfaat yang serupa dengan melakukan olahraga di luar tanpa harus bergantung kepada membership di pusat kebugaran.
Sistem Rewarding
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Prudential Syariah Bayarkan Klaim dan Manfaat Rp1,5 Triliun Hingga Kuartal III 2025
-
Rupiah Melemah, Sentimen Suku Bunga The Fed Jadi Faktor Pemberat
-
Daftar Pinjol Berizin Resmi OJK: Update November 2025
-
Survei: BI Bakal Tahan Suku Bunga di 4,75 Persen, Siapkan Kejutan di Desember
-
Berapa Uang yang Dibutuhkan untuk Capai Financial Freedom? Begini Trik Menghitungnya
-
Tiru Negara ASEAN, Kemenkeu Bidik Tarif Cukai Minuman Manis Rp1.700/Liter
-
Pemerintah Bidik Pemasukan Tambahan Rp2 Triliun dari Bea Keluar Emas Batangan di 2026
-
BRI Dukung PRABU Expo 2025, Dorong Transformasi Teknologi bagi UMKM Naik Kelas
-
Bunga KUR Resmi Flat 6 Persen dan Batas Pengajuan Dihapus
-
Finex Rayakan 13 Tahun Berkarya