Suara.com - Harga minyak dunia mengurangi kerugian pada perdagangan Senin, setelah pada pekan kemarin anjlok cukup dalam akibat kekhawatiran varian baru omicron.
Mengutip CNBC, Selasa (30/11/2021) brent sempat melonjak di atas USD77 per barel, sementara minyak mentah AS menyentuh level tertinggi di atas USD72. Namun, kedua kontrak memangkas keuntungan di akhir sesi.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup menguat 72 sen atau 1 persen menjadi USD73,44 per barel, setelah anjlok USD9,50.
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), ditutup melesat USD1,80 atau 2,6 persen menjadi USD69,95 per barel. Kontrak WTI jatuh USD10,24 di sesi sebelumnya.
Dalam perdagangan pasca-setelmen, Brent sempat bergeser ke wilayah negatif dengan volume tipis.
Kejatuhan Jumat adalah penurunan satu hari terbesar sejak April 2020, mencerminkan kekhawatiran bahwa larangan perjalanan terkait virus korona akan menekan permintaan.
Penurunan itu diperburuk oleh likuiditas yang lebih rendah karena long weekend di Amerika.
"Kami meyakini bahwa kejatuhan harga minyak telah berlebihan," kata Michael Tran, analis RBC Capital Markets.
Dia mencatat bahwa penurunan tajam harga menunjukkan tingkat permintaan yang jauh lebih lemah daripada yang terlihat saat ini.
Jika varian baru virus tersebut terbukti resisten terhadap vaksin atau lebih menular daripada varian lain, itu dapat berdampak pada aktivitas perjalanan, perdagangan, dan permintaan minyak.
Baca Juga: Gara-gara Omicron, Duel MU vs Young Boys Pindah Venue
Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan perlu waktu berminggu-minggu untuk memahami tingkat keparahan varian itu, meski seorang dokter Afrika Selatan yang merawat sejumlah kasus mengatakan gejalanya tampaknya ringan sejauh ini.
Petinggi Organisasi Negara Eksportir Minyak dan sekutunya, dikenal sebagai OPEC Plus, menggemakan pandangan itu, dengan Menteri Energi Arab Saudi menegaskan dia tidak khawatir tentang varian Omicron.
Omicron menciptakan tantangan baru bagi OPEC Plus, yang bertemu pada 2 Desember untuk membahas apakah akan melanjutkan peningkatan produksi minyak Januari yang dijadwalkan. OPEC Plus menunda technical meetings minggu ini untuk mendapatkan waktu guna menilai dampak Omicron.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
PLN Jamin Ketersediaan SPKLU demi Kenyamanan Pengguna Kendaraan Listrik Sepanjang Nataru
-
Kapitalisasi DRX Token Tembus Rp2,4 Triliun, Proyek Kripto Lokal Siap Go Global
-
Saham Emiten Keluarga Bakrie Mulai Bangkit dari Kubur
-
Eks Tim Mawar Untung Budiharto Kini Bos Baru Antam
-
Sempat Rusak Karena Banjir, Jasa Marga Jamin Tol Trans Sumatera Tetap Beroperasi
-
Banyak Materai Palsu di E-Commerce, Pos Indonesia Lakukah Hal Ini
-
Mendag Dorong Pembentukan Indonesia Belarus Business Council
-
Tekanan Jual Dorong IHSG Merosot ke Level 8.649 Hari Ini
-
Bank Mega Syariah Luncurkan Program untuk Tingkatkan Frekuensi Transaksi
-
Pertemuan Tertutup, Prabowo dan Dasco Susun Strategi Amankan Ekonomi 2025 dan Pulihkan Sumatera