Suara.com - Pandemi COVID-19 di Indonesia yang melandai menjadi momentum emas mempercepat capaian vaksinasi di berbagai wilayah. Akselerasi vaksinasi juga sangat penting untuk meminimalisasi dampak penyebaran varian baru virus COVID-19 yang sewaktu-waktu bisa datang ke Indonesia.
Kondisi pandemi yang terkendali saat ini, dianggap menjadikan masyarakat cenderung menunda vaksinasi. Terkait hal ini, Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan RI, Siti Nadia Tarmizi menyebutkan, di beberapa daerah dalam 2 - 3 minggu ini terjadi penurunan jumlah penyuntikan vaksin per harinya.
“Kondisi penularan yang membaik, membuat masyarakat tidak buru-buru divaksin, mereka menunggu-nunggu dan memilih vaksin merek tertentu,” ujar Nadia dalam Dialog Produktif Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) - KPCPEN ditulis Senin (6/12/2021).
Sekali lagi, ia menekankan, semua merek vaksin yang beredar di Indonesia aman dan berkhasiat, sehingga masyarakat diminta segera melakukan vaksinasi dengan merek yang tersedia.
“Semua vaksin sama baiknya, efek samping itu biasa sebagai reaksi tubuh kita saat dilatih vaksin untuk menstimulasi sistem kekebalan tubuh,” papar Nadia.
Mengenai pengaruh vaksin pada varian baru, Nadia mengemukakan, vaksin bisa mencegah kita sakit parah terhadap varian baru tersebut. Walaupun masih banyak yang harus diteliti terkait efikasi, namun efek proteksi vaksin tetap banyak dan manfaatnya lebih besar.
Selain itu, ujarnya, dengan semakin banyak orang divaksin, benteng kekebalan bersama juga akan terbentuk untuk melindungi kita melawan varian baru tersebut.
Saat ini capaian vaksinasi nasional adalah sekitar 67% untuk dosis pertama dan sekitar 46% untuk dosis kedua. Sementara vaksinasi lansia masih perlu terus digenjot, karena baru mencakup sekitar 53% untuk dosis pertama.
Guna percepatan vaksinasi lansia ini, dilakukan upaya mendekatkan vaksinasi kepada masyarakat, seperti sistem door to door dan Posyandu lansia. Selain itu, Nadia menekankan pentingnya terus melakukan sosialisasi dan edukasi agar para lansia bersedia divaksin, dengan menggandeng tokoh masyarakat, agama, media, juga memastikan tenaga kesehatan menyampaikan informasi yang benar.
Baca Juga: Masih Ada 9 Provinsi yang Angka Vaksinasinya di Bawah 50 Persen
Tak kalah penting adalah perlunya inovasi dan pendekatan spesifik lokal sesuai kebutuhan, yang dapat dijalankan tiap daerah.
Nadia juga meluruskan persepsi keliru, bahwa lansia yang memiliki banyak penyakit penyerta maka tubuhnya lemah untuk divaksin. Justru sebaliknya, lansia dikatakannya harus dibantu imunitasnya melalui vaksinasi.
Bahkan vaksin COVID-19 justru didesain untuk kaum lansia dan penderita komorbid, sehingga vaksin tersebut akan memberikan perlindungan yang diharapkan.
Kesempatan yang sama, Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik (Diskominfotik) Provinsi Sumbar, Jasman juga menyebutkan, bahwa masih banyaknya informasi yang keliru (hoaks) menjadi kendala terbesar vaksinasi di daerah.
Untuk mengatasi tantangan hoaks dan kendala kultural, pihaknya mengedepankan pendekatan informal melibatkan alim ulama, cerdik pandai, semua lembaga serta institusi terkait, termasuk memberikan edukasi pentingnya vaksinasi melalui media massa dan anak-anak sekolah.
“Tiap daerah punya kiat tersendiri sesuai local wisdom (kearifan lokal) masing-masing,” tuturnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Resmi Dibuka, Pusat Belanja Baru Ini Hadirkan Promo Menarik untuk Pengunjung
- Kenapa Motor Yamaha RX-King Banyak Dicari? Motor yang Dinaiki Gary Iskak saat Kecelakaan
- 7 Rekomendasi Motor Paling Tangguh Terjang Banjir, Andalan saat Musim Hujan
- 5 Shio Paling Beruntung di 1 Desember 2025, Awal Bulan Hoki Maksimal
- 5 Moisturizer dengan Kolagen agar Kulit Tetap Elastis dan Muda
Pilihan
-
Rosan Tunjuk Purbaya Usai Sebut Kerjaan Kementerian Investasi Berantakan
-
6 Mobil Turbo Bekas untuk Performa Buas di Bawah Rp 250 Juta, Cocok untuk Pecinta Kecepatan
-
OPEC Tahan Produksi, Harga Minyak Dunia Tetap Kokoh di Pasar Asia
-
Menteri UMKM Sebut Produk Tak Bermerek Lebih Berbahaya dari Thrifting: Tak Terlihat tapi Mendominasi
-
Telkom Siapkan Anak Usaha Terbarunya infraNexia, Targetkan Selesai pada 2026
Terkini
-
BRI Rilis Indeks Bisnis UMKM Q3-2025, Kinerja UMKM Tetap Ekspansif
-
Penghargaan CGPI 2024: BRI Kukuhkan Tata Kelola Terbaik di Indonesia
-
Poin-poin Utama Kasus Dana Nasabah Mirae Asset Rp71 Miliar 'Hilang'
-
Panduan Mengurus STNK, BPKB, dan Risalah Lelang Kendaraan Hasil Lelang
-
Asing Topang IHSG, Saham CDIA, BRMS, dan ASII Paling Banyak 'Dipanen'
-
Rosan Tunjuk Purbaya Usai Sebut Kerjaan Kementerian Investasi Berantakan
-
Bandara IMIP Dicabut Statusnya, Menteri Investasi: Investor Butuh Kepastian, Bukan Label
-
PGAS-GIAA Kirim 3 Ton Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera, Aceh Jadi Fokus Utama
-
Bahlil Relaksasi Aturan Beli BBM Pakai Barcode di Sumatra-Aceh
-
Viral BSU Cair Rp 600.000 Dibayar Sekaligus Tahun 2025, Cek Faktanya