Suara.com - Pemerintah Indonesia terus menggalakkan larangan ekspor barang mentah ke luar, salah astunya minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dan mendorong ekspor produk hilir kelapa sawit.
Berkaitan dengan hal ini, Plt. Dirjen Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Putu Juli Ardika memprediksi, larangan ekspor CPO akan memberi dampak positif pada pendapatan negara. Hal ini disebabkan ekspor produk hilir yang memiliki nilai tambah.
"Itu bagus (larangan ekspor) kita akan ekspor produk yang punya nilai tambah lebih besar, dari pada bentuk crude palm oil (CPO). Jadi, nilai tambah untuk CPO ini tinggi, sekarang dengan mekanisme pendapatan negara lebih baik dari nilai tambah maupun pungutan ekspor," kata dia.
Ia juga menambahkan, ekspor produk hilir mampu membuat Indonesia mengatur harga minyak sawit sendiri (sitting price) sehingga bisa menjaga harga internasional.
"Hilirisasi ini berhasil, 90 persen produk ekspor produk minyak sawit dalam bentuk olahan, atau turunan," kata dia, dikutip dari Warta Ekonomi.
Mengutip dari data yang disampaikan Kementerian Perindustrian mencatat, hingga periode Agustus 2021, 90,7 persen ekspor sawit sudah dalam bentuk turunan atau olahan.
Sedangkan, ekspor minyak sawit mentah (CPO) hanya 9,2 persen. Secara total, ekspor minyak sawit dan produk turunannya mencapai 33,1 juta ton pada periode tersebut.
Pada tahun 2020 ekspor minyak sawit mentah mencapai 7,2 juta ton, sementara proyeksi tahun 2021 ekspor minyak sawit mentah hanya 2,1 juta ton.
"Jadi ini terjadi penurunan ekspor dalam bentuk CPO mencapai 60 persen lebih, jadi ini tinggi sekali kita mengurangi ekspor dalam bahan mentah," pungkasnya.
Baca Juga: Bergantung Ekspor, Perusahaan Batu Bara Akui Rugi dan Terancam Denda Gegara Pemerintah
Berita Terkait
-
Singgung Ekspor Minyak Bumi, Wakil DPR RI: Jangan Sampai Terjadi di Batu Bara!
-
Harga Minyak Sawit Naik, Pedagang: Enggak Berani Ambil Untung Banyak
-
Wakil DPR RI Minta Pemerintah Hentikan Ekspor Batu Bara Secara Permanen
-
Polemik Portal di Jalan Gajah Mada Duri, Sesama Warga Nyaris Adu Jotos
-
Bergantung Ekspor, Perusahaan Batu Bara Akui Rugi dan Terancam Denda Gegara Pemerintah
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
Terkini
-
Panel Surya Buatan Batam Diekspor ke AS, Raup 20,7 Juta Dolar
-
Purbaya Sebut Dana SAL Rp 200 Triliun Sukses Turunkan Suku Bunga, Ini Buktinya
-
Redakan Panik, Pertamina Distribusikan 20.000 Tabung LPG 3 kg di Aceh
-
Pemerintah Setop Insentif Mobil Listrik, Harga Moblis Bakal Makin Mahal?
-
Merak Macet, Menhub: Itu Gara-gara Gelombang Tinggi, Harap Dipahami
-
Resi Gudang Jadi Senjata Putus Praktik Ijon, Petani Dinilai Bisa Naik Kelas
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
-
Target Harga Saham BBRI Jelang Akhir Tahun, Bagaimana Analisisnya?
-
Menkeu Purbaya Balas Ramalan Bank Dunia
-
Melihat Potensi Cuan Industri Ergonomi di Tengah Tren Kerja Hybrid Indonesia