Suara.com - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat jumlah Single Investor Identification (SID) di tahun 2021 mencapai 7,47 juta. Angka investor pasar modal tersebut meningkat sebesar 92,7 persen dari tahun sebelumnya.
Data lainnya juga menyebutkan, investor reksa dana menjadi yang terbanyak dengan jumlah mencapai 6,82 juta SID. Selain itu, total investor Surat Berharga Negara (SBN) juga meningkat 32,68 persen menjadi 610,82 ribu orang. Sementara investor saham bertambah 103 persen menjadi 3,4 juta orang.
Di tengah pertumbuhan signifikan dari investor di Pasar Modal Indonesia, ada hal lain yang juga sangat penting untuk diperhatikan yaitu, kekuatan broker atau sekuritas dalam mendukung transaksi saham yang dilakukan oleh para investor.
Serta ketatnya persaingan antara satu sekuritas dengan sekuritas lainnya yang bergantung pada modal kerja.
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Laksono Widodo menyatakan soal kemajuan dan menariknya bisnis broker atau sekuritas.
“Bisnis sekuritas masih menarik tapi membutuhkan komitmen dan permodalan yang tidak sedikit. Modal tersebut, lanjutnya, digunakan untuk pengembangan otomasi dan kebutuhan terhadap bisnis daring," kata Laksono dalam keterangan persnya pada Kamis (13/1/2022).
Laksono menambahkan ke depannya industri sekuritas akan semakin kompetitif dalam hal persaingan antara sesama. Selain itu juga dia optimis soal perkembangan industry sekuritas yang akan terus tumbuh, termasuk didalamnya mengenai proporsi jumlah sekuritas dan investor.
“Hal ini didorong oleh pengembangan tekonologi yang semakin mendomninasi,” ujarnya.
Salah satu sekuritas dengan potensi perkembangan yang sangat kuat, yakni PT Korea Investment And Sekuritas Indonesia (KISI) yang menggunakan kode broker BQ.
Baca Juga: Bursa Efek Secara Resmi Cabut Izin Citigroup Sekuritas Indonesia
Sekuritas yang memiliki modal sangat kuat itu telah memperkenalkan produk KOINS sebagai aplikasi trading online yang tangguh.
Korea Investment And Sekuritas Indonesia (KISI) adalah anak perusahaan Korea Investment Holdings (KIH) unggulan di Korea Selatan.
Kepemilikan Investasi (KIH), yang merupakan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Korea dengan pasar kapitalisasi sekitar Rp 73 triliun.
Sejak didirikan pada tahun 1974, secara resmi dimiliki dan dianggap oleh pemerintah sebagai Perusahaan investasi pertama di Korea Selatan.
KIH Group membentuk struktur konglomerat saat ini melalui serangkaian merger, yaitu antara Dongwon Securities dan Korea Investment Trust yang telah terdaftar sejak 2003.
KIH Group saat ini dibentuk oleh 1 sekuritas unggulan dengan 2 aset perusahaan pengelola, dan lainya termasuk bank daerah, multifinance, private equity, hedge fund, dan bank digital terbesar di Korea Selatan, Kakao Bank.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
Terkini
-
Mengapa Rupiah Loyo di 2025?
-
Dukungan LPDB Perkuat Layanan Koperasi Jasa Keselamatan Radiasi dan Lingkungan
-
LPDB Koperasi Dukung Koperasi Kelola Tambang, Dorong Keadilan Ekonomi bagi Penambang Rakyat
-
Profil Agustina Wilujeng: Punya Kekayaan Miliaran, Namanya Muncul di Kasus Chromebook
-
RUPSLB BRI 2025 Sahkan RKAP 2026 dan Perubahan Anggaran Dasar
-
Pemerintah Jamin UMP Tak Bakal Turun Meski Ekonomi Daerah Loyo
-
Mengapa Perusahaan Rela Dijual ke Publik? Memahami Gegap Gempita Hajatan IPO
-
KEK Mandalika Kembali Dikembangkan, Mau Bangun Marina
-
ESDM Mulai Pasok 16.000 LPG 3 Kg ke Banda Aceh
-
Profil PT Mayawana Persada, Deforestasi Hutan dan Pemiliknya yang Misterius