Suara.com - PT PLN (Persero) selaku pemasok energi nasional menjanjikan tidak akan terjadi lagi krisis energi akibat kekurangan batu bara, salah satunya dengan tidak lagi membeli batu bara dari trader.
Disampaikan oleh Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, PLN salah satunya memperbaharui kontrak yang awalnya bersifat jangka pendek diubah menjadi kontrak jangka panjang dan langsung ke pemilik tambang.
"Kami mengubah kontrak agar lebih memiliki kepastian pasokan. Kami juga mengubah kontrak yang tadinya fleksibel menjadi lebih tertib lagi baik dari sisi volume pasokan juga jadwal pengiriman. Lalu, yang tadinya pakai trader, kita kontrak langsung ke penambang," ujar Darmawan dalam keterangan resmi dikutip pada Kamis (27/1/2022).
Ia menambahkan, PLN juga memastikan proses pembayaran batu bara dilakukan lebih cepat.
"Untuk memperbaiki bisnis dan rantai pasok. Kami ubah mempercepat tagihan operasi dan transportasi," ujar Darmawan.
Kemudian, PLN juga mengintegrasikan pengawasan mereka dengan Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM sehingga, menurut Darmawan, pemerintah bisa memantau proses loaading batu bara.
"Jadi, bukan hanya kebijakan, tetapi juga ini langsung secara operasional secara day to day pengawasan ini dilakukan," ujar Darmawan.
Ia mengaku mendapatkan dukungan pemerintah melalui Keputusan Menteri ESDM Nomor 13 Tahun 2022 yang mengatur tentang evaluasi DMO dilakukan setiap bulan.
"Ada di diktum ke delapan. Itu disebut, penetapan realisasi DMO untuk dana kompensasi evaluasi setiap bulan," ujar Darmawan.
Baca Juga: Nyamar Jadi Petugas PLN, Yazid Kepergok Warga Saat Memotong Kabel Grounding PLN
Ia menegaskan strateginya yakni dengan melanjutkan volume batubara yang sudah dijelaskan dalam kontrak dan kontrak yang dilanjutkan serta kontrak batubara reguler bulan Februari seluruhnya telah dijadwalkan untuk dikirimkan ke pembangkit.
Darmawan menambahkan, langkah-langkah yang dilakukan antara lain dengan terkontrak. Selain itu, untuk
"Insya Allah pasokan untuk bulan Februari juga akan aman," tutup Darmawan.
Berita Terkait
-
Harga Minyak Capai Nilai Tertinggi Sejak 8 Tahun Lalu, Indonesia Justru Tidak Diuntungkan
-
Telan Dana Rp33 Triliun, Proyek DME Diklaim Menteri Bahlil Serap 13 Ribu Pekerja
-
Tingkatkan Layanan Pelanggan, PLN Kaltimra Implementasikan Yantek Optimization, Apa Itu?
-
PLN Telah Lepas dari Krisis Batu Bara, Cukup untuk Pasokan Februari
-
Nyamar Jadi Petugas PLN, Yazid Kepergok Warga Saat Memotong Kabel Grounding PLN
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Industri Pindar Tumbuh 22,16 Persen, Tapi Hadapi Tantangan Berat
-
Perilaku Konsumen RI Berubah, Kini Maunya Serba Digital
-
Bagaimana Digitalisasi Mengubah Layanan Pertamina
-
Memahami Pergerakan Harga Bitcoin, Analisis Teknikal Sudah Cukup?
-
BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
-
BCA Kembali Menjadi Juara Umum Annual Report Award, Diikuti BCA Syariah pada Klaster Rp1 Triliun
-
ESDM: Rusia-Kanada Mau Bantu RI Bangun Pembakit Listrik Tenaga Nuklir
-
Bos Lippo Ungkap 5 Modal Indonesia Hadapi Ketidakpastian Global 2026
-
Purbaya Larang Bea Cukai Sumbangkan Pakaian Bekas Hasil Sitaan ke Korban Banjir Sumatra
-
Purbaya Sewot Teknologi AI Bea Cukai Dibandingkan dengan Milik Kemenkes: Tersinggung Gue!