Suara.com - PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) catat pendapatan Rp1,32 triliun (Unaudited) sepanjang 2021. Nilai tersebut naik 134 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (YoY) sebesar Rp563,9 miliar.
Kontribusi terbesar pendapatan ini disumbang penjualan segmen non-pemerintah dengan nilai Rp663,8 miliar atau tumbuh 247% YoY.
Disusul penjualan segmen pemerintah tumbuh 76% YoY atau menjadi Rp655,1 miliar sehingga porsi penjualan non-pemerintah terhadap total pendapatan meningkat dari 34% di tahun 2020 menjadi 50,3% di tahun 2021.
Melalui rilis resmi, Direktur Utama Itama Ranoraya, Heru Firdausi Syarif mengatakan, pendapatan ini melebihi target pertumbuhan yang ditetapkan yaitu 80-100%.
"Porsi penjualan non-pemerintah menjadi paling besar yaitu 50,3%, padahal di tahun 2020 masih hanya sebesar 34% dan tahun 2019 dibawah 30%. Kami terus menambah jaringan distribusi kami menjadi 123 sub distributor di sepanjang tahun 2021 atau bertambah 111 sub distributor, alhasil terjadi peningkatan jumlah customer yang signifikan sebesar 140% menjadi sebanyak 1.137 customer,” ujar Heru, dikutip pada Rabu (9/2/2022).
Perbaikan distribusi jadi salah satu faktor pendorong kenaikan penjualan ke non-pemerintah. Selain itu, penjualan produk rapid test Covid di sepanjang tahun 2021 juga berkontribusi besar dengan menyumbang 71% dari total, yakni Rp939 miliar.
Sebanyak 51% penjualan rapid test Covid berasal dari penjualan untuk non-pemerintah yaitu korporasi dan ritel, sisanya sebesar 49% berasal dari pemerintah. Sementara untuk penjualan produk Auto Disable Syringe (ADS) Oneject mencapai 11%, Abbott Reagent sebesar 10%, Mesin Aphresis (Blood & Cell Therapy) sebesar 3%.
Dari laporan yang sama, Direktur Pemasaran Itama Ranoraya, Hendry Herman menjelaskan, produk baru seperti Rapid test non-Covid menyumbang pendapatan yang sangat besar karena penjualan tinggi.
“Penerimaan pasar terhadap produk Rapid Test Non Covid sangat baik, dengan realisasi angka penjualan 5 juta unit di 6 bulan pertamanya membuat kami optimis menjadi penopang laju pertumbuhan kami di segmen produk diagnostic in vitro kedepannya", jelas Hendry.
Baca Juga: Viral Limbah Medis Rapid Antigen Berserakan di Selat Bali, Polda Bali Duga Ada Kesengajaan
Perseroan akan semakin fokus untuk segmen non-pemerintah yang masih memiliki pasar yang sangat besar untuk produk alat kesehatan. Di segmen ini ada korporasi termasuk Rumah Sakit, Laboratorium, Klinik swasta, dan juga Retailer.
“Terdapat lebih dari 1.400 Rumah Sakit Swasta saat ini dan lebih dari 1.200 laboratorium swasta dan Indonesia memiliki populasi yang besar dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi, jadi kami optimis IRRA akan terus bertumbuh kedepan dengan terus menambah produk-produk dari prinsipal terkemuka serta ekspansi jaringan distribusi. Apalagi dengan transformasi bisnis ke depan, IRRA akan memiliki bisnis yang kuat, baik itu sebagai manufacturer maupun distribusi dan services”, pungkasnya.
Berita Terkait
-
Sambangi Banyuwangi, Kemenhub Minta Polisi Berantas Klinik Rapid Test Bodong
-
Dua Pembuat Rapid Test Palsu di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi Dibekuk, Begini Modusnya
-
Polisi Tangkap Pembuat Surat Rapid Test Palsu di Banyuwangi, Dua Orang Ditetapkan Tersangka
-
Tak Ada Ampun, Gerai Rapid Test Antigen di Pelabuhan Ketapang Tak Sesuai SOP Pasti Ditutup dan Diblacklist
-
Viral Limbah Medis Rapid Antigen Berserakan di Selat Bali, Polda Bali Duga Ada Kesengajaan
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Bunga Acuan Sudah Turun 5 Kali, BI Minta Perbankan Cepat Turunkan Bunga
-
7 Ide Usaha Modal 1 Juta, Anti Gagal dan Auto Cuan
-
Cara Daftar WiFi Internet Rakyat, Surge Buka Akses Biaya Rp100 Ribu per Bulan
-
Operasikan 108 Kapal, PIS Angkut Energi 127,35 juta KL Sepanjang Tahun 2025
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Kilang Minyak Indonesia Tetap Relevan di Tengah Pergeseran ke EBT
-
Blockchain Dianggap Mampu Merevolusi Pengelolaan Data Nasional, Benarkah?
-
Dukung Kemajuan Industri Sawit, BRI Fasilitasi Sindikasi Pembiayaan Rp5,2 Triliun bagi PT SSMS
-
Perlukah BBM Bobibos Lakukan Pengujian Sebelum Dijual, Begini Kata Pakar
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi