Suara.com - Country Manager rumah.com, Marine Novita mengatakan, berdasarkan hasil refleksinya soal dinamika industri pada 2021, properti masih bergerak kepada perkembangan yang positif. Bantuan program pemerintah seperti BPHTB 0% dan PPN 0% untuk pembelian rumah di bawah Rp2 miliar dinilai membantu, atau bahkan meningkatkan daya beli konsumen.
“Pandemi is tough for everyone. Saya melihatnya dari sisi bisnis properti kita, sepertinya menjadi mulai terbiasa. Muncul kebiasan new normal untuk bertahan,” ujarnya dalam Indonesia Industry Outlook #IIO2022, Jakarta, Rabu (9/1/2022).
Kegiatan #IIO2022 dilakukan dengan mengungkap perubahan-perubahan yang terjadi di 25 industri/pasar berdasarkan survei yang dilakukan akhir Desember 2021 terhadap 770 responden di 10 kota utama di Indonesia, serta melalui digital monitoring di media sosial untuk mengetahui sentimen netizen.
Marine menyebut, walaupun aktivitas bergerak secara online selama pandemi, hal ini tidak mematikan industri properti. Pencarian dan pembelian rumah justru beralih atau mengalami shifting melalui online.
Perpindahan (shifting) ini terbukti dari laporan rumah.com, yang mengalami kenaikan hingga 37% sejak tahun 2021. Menurut Marine, pada kuartal ketiga lalu, Property Market Index mencatat ada kenaikan sekitar 23,4%.
Fitur Teknologi Industri Properti Berubah
Dari sisi adaptasi teknologi, industri properti juga menjadi lebih mampu mengembangkan fitur-fitur yang bisa membantu property-seeker. Informasi mengenai properti yang dijual tidak hanya sekadar foto dan tulisan, tetapi ada fitur 360, misalnya.
Melalui fitur ini, pembeli dapat secara virtual mendapatkan pengalaman melihat rumah dari berbagai sisi. Mereka tidak perlu datang ke lokasi, tapi dapat merasakan seperti ada di lokasi.
Sementara terkait preferensi hunian akibat pandemi, Marine menjustifikasi temuan tim riset #IIO2022 bahwa hunian rumah tapak lebih diminati dibandingkan apartemen.
"Hal ini terkait dengan pertimbangan kesehatan yang bergerak naik. Rumah tapak menjadi pilihan, karena memungkinkan kepemilikan ruang terbuka pribadi dibandingkan apartemen," ujar Marine.
Baca Juga: Tahun Ini Industri Properti Bakal Diselamatkan Generasi Milenial, Kok Bisa?
Selain itu, muncul preferensi unik selama pandemi dari konsumen properti, yaitu konsep DIY atau Do It Yourself. Ini adalah membangun sendiri konsep dan interior properti yang mereka beli.
Saat ini, preferensi antara membeli rumah yang sudah jadi atau membangun dan mendesain sendiri rumah yang dibeli sedang happening dan berimbang. Hal ini diperkuat dengan kondisi bekerja bisa dilakukan dari rumah, sehingga sense of belonging terhadap rumah menjadi semakin kuat selama pandemi ini.
"Mereka kemudian tidak masalah dengan lokasi perumahan di pinggir kota, selama masih dapat diakses transportasi umum maupun pribadi dan lingkungan yang sesuai preferensi," tambahnya.
Di bagian akhir presentasinya, Marine memaparkan beberapa poin penting yang perlu diterapkan oleh konsumen properti, saat membeli rumah. Pertama terkait keputusan pembelian, konsumen harus siap melakukan homework, yaitu mencari dengan teliti mengenai stakeholder yang terlibat.
"Mengenai developer misalnya, mereka perlu mencari tahu portofolio project yang sudah dilakukan dan kerja sama dengan bank. Kredibilitas kepercayaan bank menjadi penting dalam menentukan pembayaran atau cicilan bijak," kata Marine.
Kedua, terkait serah-terima properti dengan pengembang. Konsumen harus memiliki kesadaran untuk memproteksi diri mereka, sehingga sejak awal, klausul jual-beli harus menjadi pertimbangan utama.
Berita Terkait
-
Wow! Di Tengah Pandemi COVID-19 Ekonomi Indonesia Dilaporkan Mengalami Pertumbuhan, Benarkah?
-
Kementerian PUPR : Pembangunan Infrastruktur dan Properti Dukung Pemulihan Ekonomi Nasional
-
Prospek Investasi Properti Zaman Now
-
Pemberian Insentif Ampuh Dongkrak Penjualan Properti dan Mobil
-
Resmi Diperpanjang, Insentif PPnBM dan PPN Properti DTP Diumumkan dalam Waktu Dekat
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Otak Pembunuhan Kacab Bank, Siapa Ken si Wiraswasta Bertato?
-
DPR 'Sentil' Menkeu Purbaya, Sebut Kebijakan Rp200 Triliun Cuma Jadi Beban Bank & Rugikan Rakyat!
-
Ivan Gunawan Blak-blakan: Dijauhi Teman Pesta Usai Hijrah dan Risih Dipanggil 'Haji'
-
5 Prompt AI Viral: Ubah Fotomu Jadi Anime, Bareng Idol K-Pop, Sampai Action Figure
-
Media Belanda Julid ke Eliano Reijnders yang Gabung Persib: Penghangat Bangku Cadangan, Gagal
Terkini
-
Bahllil Beberkan Alasan Pemerintah Tunjuk Pertamina Jadi Importir Tunggal BBM
-
Analis: Harga Emas Menuju USD4.000, Trader Perlu Cermati Peluang
-
OJK Catat Likuiditas Bank 'Banjir' Usai Guyuran Dana Rp200 Triliun dari Menkeu
-
DPR 'Sentil' Menkeu Purbaya, Sebut Kebijakan Rp200 Triliun Cuma Jadi Beban Bank & Rugikan Rakyat!
-
Harga Emas Antam Pecah Rekor Lagi Tembus Lebih dari Rp2,1 Juta, Ini Penyebabnya
-
Stok Bensin di SPBU Shell dan BP Banyak Kosong, Menteri Bahlil Sarankan Swasta Beli ke Pertamina
-
Jadi Sekjen Kementerian ESDM, Bahlil Beri Tugas Ahmad Erani Yustika Percepat Hilirasi Energi
-
Mekaarprenuer PNM Tingkatkan Produksi Usaha & Dukung Kemandirian Ekonomi Perempuan
-
IHSG Dekati 8.000, Melawan Pelemahan Bursa Asia Jelang Putusan Suku Bunga The Fed
-
Waskita Karya Kembali Masuk Top 50 Emiten dalam The 16th IICD CG Award 2025