Suara.com - Kita sering mendengar bahwa Indonesia merupakan negara maritim. Menurut Oxford Reference, negara maritim adalah negara yang memiliki wilayah teritorial berupa laut. Lebih jauh lagi negara ini memanfaatkan laut sebagai penopang kehidupan baik secara ekonomi, sosial, maupun budaya.
Indonesia dikenal sebagai negara maritim. Dengan nama lain Nusantara, Indonesia juga adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan lebih dari 17.000 pulau. Indonesia disebut negara maritim karena luas lautan lebih besar daripada daratan. Sebanyak 62% dari wilayah Indonesia ditutupi oleh laut.
Data Kementerian Kelautan dan Perikanan menunjukkan luas wilayah laut Indonesia mencapai 6,32 juta km2. Panjang garis pantai Indonesia bahkan mencapai 81.000 km atau terpanjang kedua setelah Kanada. Sedangkan luas daratan hanya sekitar 2 juta km2.
Dengan luas lautan ini, predikat negara maritim layak disematkan untuk Indonesia. Negara ini bahkan memiliki Suku Bajo di Sulawesi Selatan yang hidup sebagai nelayan dan bertempat tinggal di atas laut.
Tidak cukup sampai di situ, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sebelum melebur dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pernah memprediksi kekayaan laut Indonesia setara dengan 93% pemasukan APBN pada 2018. Lembaga tersebut memperkirakan nilai kasar potensi laut Indonesia sampai Maret 2019 adalah Rp1,77 triliun.
Nilai kekayaan tersebut sebagian besar berasal dari industri perikanan, ditambah dengan terumbu karang, mangrove, dan kekayaan pesisir. Potensinya masih ditambah dengan bioteknologi, wisata bahari, minyak bumi, dan transportasi laut.
Sementara itu, World Research Institute menyebutkan ekosistem pesisir dan laut yang sehat akan menjadi kunci untuk daya tarik pariwisata bahari. Konsep ini tidak hanya berlaku di Indonesia melainkan di negara-negara maritim di seluruh dunia.
Manfaat ekonomi kemudian bisa diperoleh melalui mematok tarif atas jasa lingkungan pesisir, misalnya dengan tiket masuk pariwisata bahari. Hal ini sudah diterapkan di negara maritim di Eropa seperti di Belanda.
Di samping sektor pariwisata, ketangguhan ekosistem laut bisa mendorong terciptanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar. Dengan begitu, manfaat ekonomi akan status negara maritim bisa dirasakan secara meluas.
Baca Juga: 4 Permasalahan Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia yang Harus Segera Dibenahi
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni
Berita Terkait
-
RI Negara Maritim, Gus Muhaimin Dorong Pemerintah Optimalkan SDM Kelautan
-
8 Julukan Indonesia di Mata Dunia: Negara Nyiur hingga Heaven of Earth
-
Alasan Indonesia Disebut Negara Maritim, Selain Karena Luas Lautnya
-
Fadli Zon Kritik RI Negara Maritim Masih Impor Garam: Hebatnya di Mana?
-
Demi Menjaga Keamanan Perairan Indonesia, Ini Sejumlah Sepak Terjang KPLP
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Seharga NMax yang Jarang Rewel
- Here We Go! Peter Bosz: Saya Mau Jadi Pelatih Timnas yang Pernah Dilatih Kluivert
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Sosok Timothy Anugerah, Mahasiswa Unud yang Meninggal Dunia dan Kisahnya Jadi Korban Bullying
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
Pilihan
-
Dana Korupsi Rp13 T Dialokasikan untuk Beasiswa, Purbaya: Disalurkan Tahun Depan
-
Kebijakan Sri Mulyani Kandas di Tangan Purbaya: Pajak Pedagang Online Ditunda
-
Harga Emas Hari Ini Turun Lagi! Antam di Pegadaian Jadi Rp 2.657.000, UBS Stabil
-
Hasil Drawing SEA Games 2025: Timnas Indonesia U-23 Ketiban Sial!
-
Menkeu Purbaya Curigai Permainan Bunga Usai Tahu Duit Pemerintah Ratusan Triliun Ada di Bank
Terkini
-
Bea Cukai dan Pajak Bermasalah? Ini Cara Kirim Aduan 'Lapor Pak Purbaya' via WhatsApp
-
Menkeu Purbaya Sudah Kantongi Nama-nama Mafia Tekstil dan Baja
-
Dana Korupsi Rp13 T Dialokasikan untuk Beasiswa, Purbaya: Disalurkan Tahun Depan
-
Menkeu Purbaya Sebut Urusan Perut Tak Pernah Bohong, Buktinya Pak Harto Bisa Bertahan 32 Tahun
-
Penurunan BI Rate Berpotensi Dorong Investasi, Diversifikasi Aset Bisa Jadi Kunci
-
TEI ke-40 Resmi Ditutup, Mendag Busan: Transaksi Lewati Target, Capai 22,80 Miliar Dollar AS
-
PHE Ungkap Hasil Pengeboran Migas Hingga Agustus Capai 1,04 Juta Barel
-
Dugaan Korupsi Jual Beli Lahan Proyek Tol Trans Sumatera: Dirut BUMN Jadi Tersangka
-
TEI 2025: LPEI & KemenkeuSatu Perkuat Ekspor UMKM Lewat Pameran dan Business Matching
-
Rupiah Makin Gagah Lawan Dolar Amerika, Sentuh Level Rp 16.571