Suara.com - Pengembangan SDM untuk produktivitas berkelanjutan melalui penguatan pelatihan vokasi berbasis komunitas jadi bahasan utama yang dibawa Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) di hari terakhir pelaksanaan pertemuan pertama Kelompok Kerja Bidang Ketenagakerjaan G20 (The 1st Employment Working Group/EWG Meeting).
Sekjen Kementerian Ketenagakerjaan, Anwar Sanusi, menjelaskan, pengembangan SDM yang produktif dan berdaya saing di tengah dinamika perubahan dunia kerja akibat digitalisasi, perubahan iklim, dan struktur demografi, masih menjadi tantangan yang dihadapi negara-negara anggota G20. Oleh karenanya, penyiapan SDM unggul melalui pelatihan keterampilan vokasi dan pembelajaran seumur hidup merupakan pendorong fundamental, dalam menciptakan pekerjaan layak dan peningkatan produktivitas yang berkelanjutan.
Anwar menyebut inisiasi dari Kemnaker tersebut mendapat apresiasi dan dukungan dari seluruh anggota G20. "Presidensi Indonesia kelompok ketenagakerjaan kembali mendapatkan dukungan di hari terakhir pelaksanaan 1st EWG meeting, yang membahas isu pengembangan SDM untuk produktivitas berkelanjutan, melalui penguatan pelatihan vokasi berbasis komunitas," terangnya, Jumat (11/3/2022).
Upaya strategis tersebut merupakan faktor esensial bagi kualitas angkatan kerja, kesejahteraan para pekerja, dan keberlangsungan usaha. Oleh sebab itu harus dibangun tanggung jawab dan kolaborasi bersama antar stakeholder baik pemerintah, kelompok pekerja/buruh, pengusaha, akademisi serta komunitas masyarakat lainnya," kata Anwar Sanusi.
Anwar Sanusi menambahkan, dalam pertemuan pertama EWG, Presidensi Indonesia juga mendorong G20 untuk memperbarui G20 Skills Strategy, yaitu upaya penyiapan angkatan kerja terampil melalui pendekatan efektif yang berpusat pada manusia dengan mendorong keterlibatan aktif komunitas dan mitra sosial lainnya, khususnya dalam merespon tantangan dunia kerja akibat disrupsi digital, perubahan iklim, dan pandemi Covid-19.
Oleh karena itu, menurut Anwar, pelatihan vokasi berbasis komunitas merupakan integrasi sistem keterampilan (skills) dan pembelajaran seumur hidup, yang diharapkan dapat memperkuat kualitas serta akses pelatihan kerja dan kewirausahaan yang inklusif khususnya bagi kelompok rentan, NEET (pemuda yang tidak bekerja, mengikuti pendidikan, dan/atau pelatihan), dan berada di kawasan pedesaan maupun remote area.
"Inisiasi Presidensi melalui pelatihan vokasi berbasis komunitas ini menawarkan pendekatan baru dalam upaya merespon dinamika ketenagakerjaan saat ini, dengan menghubungkan sistem dan pengelolaan keterampilan kerja berdasarkan kebutuhan lokal, menciptakan jejaring antar pemangku kepentingan lokal, meningkatkan kualitas dan akses pelatihan vokasi, responsif terhadap perubahan iklim dan lingkungan, serta membangun kemitraan, partisipasi, dan dialog sosial pemangku lokal," ujarnya.
Sementara Kepala Biro Kerja Sama Kemnaker, M. Arif Hidayat, mengatakan bahwa solusi yang ditawarkan Presidensi Indonesia dalam upaya pemulihan ekonomi dan bangkit segera dari krisis melalui pendekatan pelatihan vokasi berbasis komunitas, juga diharapkan dapat memperkuat jalinan pelaku usaha, baik pada kelompok usaha besar, menengah dan kecil (formal dan informal), serta meningkatkan jalinan kelompok pekerja. Baik di tingkat lokal maupun regional, dalam upaya mendukung pembelajaran dan pekerjaan yang berkualitas tinggi.
Selain itu, solusi ini juga diharapkan dapat memberikan dukungan bagi peserta pelatihan vokasi, khususnya bagi kelompok rentan (vulnerable groups), kelompok paling beresiko (disadvantaged groups dan NEET), serta angkatan kerja di daerah pedesaan maupun pedalaman, untuk menghadapi persaingan kerja akibat perubahan dunia kerja dan pasar kerja yang begitu cepat dan dinamis.
Baca Juga: KTT G20: Save the Children Minta Pemimpin Dunia Perhatikan Kesejahteraan Anak-anak
"Prioritas Presidensi ini merupakan isu lintas sektor G20, khususnya pada kelompok kerja G20 bidang pendidikan dan kelompok kerja G20 bidang ketenagakerjaan, yang dapat digagas bersama serta berpotensi meraih komitmen bersama di antara pemimpin G20 pada bulan September mendatang, dalam upaya menciptakan kondisi ketenagakerjaan untuk dapat segera bangkit dan pulih bersama," ungkap Arif.
Tag
Berita Terkait
-
Kemnaker Siap Optimalkan Program JKP untuk Membantu Pekerja yang Terkena PHK
-
Dukung Pengembangan SDM, Telkom Hadirkan Program DigiCampus
-
Menaker Jamin Program JKP Tak Gugurkan Pesangon Pekerja yang Kena PHK
-
Berdialog dengan Korban PHK Penerima Manfaat JKP, Menaker: Bukti Negara Hadir
-
Kemnaker Pastikan Akan Perjuangkan Isu-isu Prioritas di EWG
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Babak Baru Industri Kripto, DPR Ungkap Revisi UU P2SK Tegaskan Kewenangan OJK
-
Punya Kekayaan Rp76 M, Ini Pekerjaan Ade Kuswara Sebelum Jabat Bupati Bekasi
-
DPR Sebut Revisi UU P2SK Bisa Lindungi Nasabah Kripto
-
Hotel Amankila Bali Mendadak Viral Usai Diduga Muncul di Epstein Files
-
Ekspansi Agresif PIK2, Ada 'Aksi Strategis' saat PANI Caplok Saham CBDK
-
Tak Ada Jeda Waktu, Pembatasan Truk di Tol Berlaku Non-stop Hingga 4 Januari
-
Akses Terputus, Ribuan Liter BBM Tiba di Takengon Aceh Lewat Udara dan Darat
-
Kepemilikan NPWP Jadi Syarat Mutlak Koperasi Jika Ingin Naik Kelas
-
Kemenkeu Salurkan Rp 268 Miliar ke Korban Bencana Sumatra
-
APVI Ingatkan Risiko Ekonomi dan Produk Ilegal dari Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok