Suara.com - Harga minyak dunia naik tipis pada perdagangan Selasa, karena kekhawatiran pasokan yang ketat mengimbangi ketakutan atas kemungkinan resesi dan pembatasan Covid-19 China.
Mengutip CNBC, Rabu (25/5/2022) minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup naik 14 sen menjadi USD113,56 per barel.
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), melemah 52 sen menjadi menetap di posisi USD109,77 dolar AS per barel.
Harga berubah negatif setelah Menteri Energi Amerika, Jennifer Granholm, mengatakan Presiden Joe Biden tidak mengesampingkan penggunaan pembatasan ekspor untuk mengurangi melonjaknya harga bahan bakar domestik.
"Awalnya, asumsinya akan menurunkan harga produk di Amerika Serikat," kata Phil Flynn, analis Price Futures Group.
Minyak melonjak tahun ini dengan Brent menyentuh USD139 pada periode Maret, level tertinggi sejak 2008, setelah invasi Rusia ke Ukraina memperburuk kekhawatiran pasokan.
"Harga didukung pada awal sesi karena Uni Eropa bergerak lebih dekat untuk menyetujui larangan impor minyak Rusia. Embargo tersebut kemungkinan akan disetujui "dalam beberapa hari," kata Menteri Ekonomi Jerman, Senin.
Aktivitas perjalanan selama long weekend Memorial Day Amerika diperkirakan menjadi yang tersibuk dalam dua tahun karena lebih banyak pengemudi meramaikan lalu-lintas meski harga BBM membumbung tinggi.
Stok minyak mentah AS naik 567.000 barel pekan lalu, menurut sumber pasar yang mengutip angka American Petroleum Institute. Persediaan bensin turun 4,2 juta barel, sementara stok sulingan berkurang 949.000 barel.
Baca Juga: Khawatir Resesi Ekonomi, Harga Minyak Dunia Naik Tipis
Persediaan minyak mentah dan bensin Amerika kemungkinan turun pekan lalu, sementara stok sulingan terlihat naik, menurut jajak pendapat Reuters menjelang data pemerintah yang dirilis Rabu.
Namun, ketakutan tentang ancaman terhadap ekonomi global, tema utama pertemuan Davos minggu ini, juga memicu kekhawatiran atas permintaan minyak dan membebani harga.
Beijing meningkatkan upaya karantina untuk mengakhiri wabah Covid-19, sementara penguncian Shanghai akan dicabut dalam waktu kurang dari seminggu.
Berita Terkait
Terpopuler
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- Reaksi Kocak Amanda Manopo Ditanya Malam Pertama Usai Menikah: Kita Coba Hari Ini
Pilihan
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
-
Pundit Belanda: Patrick Kluivert, Alex Pastoor Cs Gagal Total
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
Terkini
-
Drama Saham DADA: Dari Terbang 1500 Persen ke ARB Berjamaah, Apa Penyebabnya?
-
Emiten Afiliasi Haji Isam PGUN Buka Suara Soal Lahan Sawit
-
Resmi! Pansel Dewas dan Direksi BPJS 2026-2031 Dibentuk, Seleksi Dimulai Pekan Ini
-
Menko Airlangga Bongkar Alasan Cabut PIK 2 dari Daftar PSN Prabowo
-
Telkom Dukung Kemnaker Siapkan Program Pemagangan bagi Lulusan Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Menkeu Purbaya soal Perang Dagang AS-China: Biar Aja Mereka Berantem, Kita Untung!
-
Dikritik 'Cawe-Cawe' Bank BUMN, Menkeu Purbaya: Saya Dewas Danantara!
-
Jurus Kilang Pertamina Internasional Hadapi Tantangan Ketahanan Energi
-
IFG Catat Pengguna Platform Digital Tembus 300 Ribu Pengguna