Suara.com - PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) optimistis bakal meraup pendapatan mulai Rp2,7 triliun hingga Rp3 triliun sepanjang tahun ini. Kondisi bisnis startup yang mulai pulih menjadi daya dorongnya.
"Pendapatan Bukalapak tahun ini diestimasikan tumbuh 44 persen sampai dengan 61 persen, yaitu Rp 2,7 triliun sampai dengan Rp3 triliun Kami optimistis pendapatan tersebut dapat dipertahankan secara berkelanjutan," kata President Bukalapak Teddy Oetomo dalam paparan publik yang digelar secara daring tersebut, Rabu (29/6/2022).
Teddy mengungkapkan hingga kuartal I 2022 ini pendapatan perseroan telah mencapai Rp788 miliar, ini setara 28 persen dari target tersebut.
"Ini kira-kira sekitar 28 persen dari estimasi untuk tahun penuh 2022. Sehingga dapat dikatakan dari lini pendapatan perseroan mungkin slightly above daripada ekspektasi," papar Teddy.
Pada kuartal I 2022, laba bersih Bukalapak sebesar Rp14,5 miliar, berbanding terbalik dengan rugi bersih di kuartal I tahun 2021 Rp 323,8 juta. Sementara itu, Total Processing Value (TPV) di tahun 2022 juga ditargetkan bisa tumbuh hingga 39 - 47 persen.
Menurut Teddy, proyeksi itu juga tak jauh dari konsensus analis yang memproyeksi TPV Bukalapak pada 2021 bisa mencapai Rp170,37 triliun.
"Angka ini sewajarnya adalah kurang lebih sesuai dengan ekspektasi dari para analis yang saat ini berada di rata sekitar Rp170 triliun," ucap Teddy.
Untuk EBITDA, perseroan memperkirakan EBITDA hingga akhir tahun akan mencapai minus Rp1,4 triliun hingga minus Rp1,5 triliun atau relatif datar minus 1 persen hingga minus 6 persen dibandingkan tahun 2021 yang tercatat sebesar minus Rp1,41 triliun. Adapun, pada kuartal I 2022, perseroan membukukan EBITDA yang disesuaikan sebesar minus Rp372 miliar.
Lebih lanjut, kontribusi margin perseroan hingga akhir Maret 2021 berkisar di minus Rp50 miliar. Dengan demikian, kontribusi margin yang didefinisikan sebagai pendapatan setelah cost of revenue dan setelah sales and marketing kira-kira bergerak di minus USD1 juta per bulannya.
Baca Juga: Startup Ini Hadirkan Solusi Untuk Mendukung Efisiensi Konsumsi Energi di Indonesia
"Ini menempatkan perseroan di posisi yang paling efisien, dibandingkan perseroan yang lain di industri yang sama."
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 HP 5G Paling Murah di Bawah Rp 4 Juta, Investasi Terbaik untuk Gaming dan Streaming
- Bercak Darah di Pohon Jadi Saksi Bisu, Ini Kronologi Aktor Gary Iskak Tewas dalam Kecelakaan Maut
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 29 November: Ada Rivaldo, Ribuan Gems, dan Kartu 110-115
- 5 Shio Paling Beruntung Hari Ini Minggu 30 November 2025, Banjir Hoki di Akhir Bulan!
- Tewas Menabrak Pohon, Gary Iskak Diduga Tak Pakai Helm Saat Kecelakaan Tunggal
Pilihan
-
Darurat Tengah Malam? Ini Daftar Rumah Sakit & Puskesmas 24 Jam di Palembang
-
604 Orang Meninggal Dunia dalam Bencana Sumatera: Update Terkini
-
Jeritan Ojol di Uji Coba Malioboro: Jalan Kaki Demi Sesuap Nasi, Motor Terancam Hilang
-
OJK Selidiki Dugaan Mirae Asset Sekuritas Lenyapkan Dana Nasabah Rp71 Miliar
-
Pasaman: Dari Kota Suci ke Zona Rawan Bencana, Apa Kita Sudah Diperingatkan Sejak Lama?
Terkini
-
Berkat PNM, Aan Andasari Sukses Kembangkan Sampah Jadi Peluang Usaha
-
Cara Pencairan BLT Kesra di Kantor Pos, Bisa Diwakilkan dengan Syarat
-
CBDK Mendadak Diborong: Harga Saham Naik Drastis, Apa Penyebabnya?
-
Pemerintah Siapkan Skema Ini untuk Selamatkan Pedagang Thrifting Lokal
-
Purbaya Akan Bantu Masalah Investasi Pengusaha: Kemampuan Saya Setingkat Abu Nawas
-
Banjir-Longsor Melanda Sumatera, ESDM Sebut Lokasi Tambang Jauh dari Titik Bencana
-
Jelang Tutup Tahun, Fintech Restock Sudah Gelontorkan Dana Rp3,6 Triliun
-
Apakah Deposito Bisa Tambah Kekayaan? Ini Penjelasannya
-
ESDM Bicara Kapan Jaringan Listrik Hingga BBM di Wilayah Terdampak Banjir Sumatera Kembali Normal
-
Gegara Aturan Baru, Industri Tembakau Disebut Terancam Mati Pelan-Pelan