Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan berusaha mempercepat pelaksanaan ekspor minyak kelapa sawit dan turunannya.
Hal tersebut dilakukan agar produk minyak kelapa sawit milik produsen cepat habis. Sehingga, produsen membutuhkan tandan buah segar (TBS) sawit yang akhirnya harga TBS bisa naik.
Salah satu caranya mempercepat ekspor dengan menurunkan pungutan ekspor sawit kepada produsen-produsen.
"Supaya lancar kita mungkin akan menurunkan tadi malam saya bicara sama menteri keuangan nanti PE-nya (pungutan ekspor) mungkin kita bawa sampai ke bawah sehingga orang dikasih insentif untuk ekspor. Kalau ekspor, tangkinya ekspor, kan dia mesti ambil kelapa sawit, TBS, TBS nanti diproses kan tentu harganya naik," ujarnya di Jakarta, Kamis (7/7/2022).
Begitu juga, produksi biodiesel juga yang membutuhkan minyak kelapa sawit yang besar. Sehingga, tidak hanya diekspor juga bisa diolah ke biodiesel.
"Kemudian kita bikin B30 menjadi B40 itu juga ada 2,5 juta ton harus masuk ke sana, itu juga nanti berarti permintaan naik," kata dia.
Luhut mengakui, realisasi ekspor minyak kelapa sawit memang butuh waktu. Akan tetapi, dia menargetkan dalam dua minggu ke depan akan lancar.
"kita coba supaya dua minggu dari sekarang, mungkin pertengahan bulan, belasan, minggu depan akhir itu ekspor sudah mulai lancar," ucap dia.
Berdasarkan data Kemendag hingga 4 Juli, tercatat ekspor CPO dan produk turunannya melalui skema Domestic Market Obligation (DMO) SIMIRAH yang belum terealisasi sebesar 434.067 ton.
Baca Juga: Tangki Penyimpanan CPO Penuh, Sejumlah Pabrik Kelapa Sawit Berhenti Operasi
Sedangkan, volume ekspor CPO dan produk turunannya yang sudah mendapatkan Persetujuan Ekspor (PE) sebesar 1.319.567 ton, di mana 44 perusahaan pemilik PE tersebut.
Dari volume itu, yang sudah terealisasi ekspornya baru 885.500 ton atau 65,91%. Sementara yang belum terealisasi mencapai 434.067 ton.
Kemudian, ekspor CPO dan produk turunannya melalui skema Flush Out (FO) sebanyak 447.563 ton belum terealisasi dari 1.092.890 ton CPO yang mendapat PE dengan jumlah perusahaan pemilik PE sebesar 60 perusahaan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Profil Wali Kota Prabumulih: Punya 4 Istri, Viral Usai Pencopotan Kepsek SMPN 1
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Pengamat Bicara Nasib ASN Jika Kementerian BUMN Dibubarkan
-
Tak Hanya Sumber Listrik Hijau, Energi Panas Bumi Juga Bisa untuk Ketahanan Pangan
-
Jadi Harta Karun Energi RI, FUTR Kebut Proyek Panas Bumi di Baturaden
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
CORE Indonesia Lontarkan Kritik Pedas, Kebijakan Injeksi Rp200 T Purbaya Hanya Untungkan Orang Kaya
-
Cara Over Kredit Cicilan Rumah Bank BTN, Apa Saja Ketentuannya?
-
Kolaborasi dengan Pertamina, Pengamat: Solusi Negara Kendalikan Kuota BBM
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
Daftar Nama Menteri BUMN dari Masa ke Masa: Erick Thohir Geser Jadi Menpora
-
Stok BBM di SPBU Swasta Langka, Pakar: Jangan Tambah Kuota Impor, Rupiah Bisa Tertekan