Suara.com - Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara mengungkapkan tambahan subsidi energi yang diberikan pemerintah untuk merespons kenaikan harga energi global hanya bersifat jangka pendek.
Meski demikian, dia mengemukakan, pemberian tambahan subsidi energi ini merupakan cara pemerintah untuk tetap melindungi masyarakat dari kenaikan sejumlah harga BBM, LPG hingga tarif listrik.
"Apa yang kita lakukan, kita tambah aja deh subsidi dan kompensasi untuk energi. Ibu bapak sekalian jangka pendek ini adalah bentuk survival kita. Karena kenapa? Karena kita ingin melindungi masyarakat," kata Suahasil dalam acara Indonesia Infrastructure Roundtable (IIR) secara daring di Yogyakarta pada Jumat (8/7/2022).
Menurutnya, kondisi ini harus diterima mengingat pergerakan harga energi global yang tiba-tiba saja melesat imbas Perang Rusia-Ukraina.
"Karena kita tahu fenomena yang kita hadapi adalah kenaikan harga. Jangka pendek kita terima, jangka menengah panjang, kita tetap bicara mengenai transisi menuju green economy," ucapnya.
Asal tahu saja, pemerintah telah menambah anggaran subsidi energi dan kompensasi mencapai Rp520 triliun untuk tahun 2022 dari sebelumnya Rp443 triliun.
Pengajuan tambahan ini adalah konsekuensi langkah pemerintah yang tidak menaikkan harga BBM, LPG, dan tarif listrik meski harga energi dunia naik tinggi.
Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pemerintah saat ini tengah berupaya merubah kebijakan peraturan untuk menuju era energi baru dan terbarukan, sehingga tidak lagi mengandalkan dengan energi fosil.
"Saat ini industri kita akan difokuskan pada baterai, baterainya dari listrik, nah listriknya itu dari energi baru terbarukan. Kita masih butuh energi banyak tapi kita turunkan emisinya kita turunkan CO2-nya," kata Sri Mulyani dalam kesempatan terpisah.
Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Anggaran Subsidi Energi Sebesar Rp520 Triliun Banyak Dinikmati Orang Kaya
Per Mei 2022 pemerintah mencatat sudah menggelontorkan anggaran subsidi sebesar Rp75,3 triliun, anggaran subdisi membengkak cukup tinggi karena kenaikan harga energi dunia yang terus melambung sejak invasi Rusia ke Ukraina pada akhir Februari 2022 lalu.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 
Terkini
- 
            
              Bertemu Wapres Gibran, Komite Otsus Papua Minta Tambahan Anggaran Hingga Dana BLT Langsung ke Rakyat
 - 
            
              Sambut Bryan Adams Live in Jakarta 2026, BRI Sediakan Tiket Eksklusif Lewat BRImo
 - 
            
              Proyek Waste to Energy Jangan Hanya Akal-akalan dan Timbulkan Masalah Baru
 - 
            
              Geger Fraud Rp30 Miliar di Maybank Hingga Nasabah Meninggal Dunia, OJK: Kejadian Serius!
 - 
            
              Laba PT Timah Anjlok 33 Persen di Kuartal III 2025
 - 
            
              Kala Purbaya Ingin Rakyat Kaya
 - 
            
              Didesak Pensiun, Ini Daftar 20 PLTU Paling Berbahaya di Indonesia
 - 
            
              IHSG Berakhir Merosot Dipicu Aksi Jual Bersih Asing
 - 
            
              Riset: Penundaan Suntik Mati PLTU Justru Bahayakan 156 Ribu Jiwa dan Rugikan Negara Rp 1,822 T
 - 
            
              Rupiah Terkapar Lemah di Penutupan Hari Ini ke Level Rp 16.700 per USD