Suara.com - Bank Indonesia (BI) diharap segera menaikkan suku bunga acuan minimal 25 basis poin untuk mencegah investor asing keluar dari pasar Surat Berharga Negara (SBN).
"Untuk mengimbangi spread imbal hasil Surat Berharga Negara dengan US Treasury (obligasi pemerintah AS) yang terpengaruh oleh kenaikan suku bunga The Fed," kata Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira, Jumat (8/7/2022).
Lebih jauh, Bhima menjelaskan, sejumlah langkah yang perlu dilakukan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) 20-21 Juli nanti ini juga bertujuan untuk mengendalikan laju inflasi yang mulai naik dan menstabilkan nilai tukar rupiah.
Menurutnya, BI akan menaikkan suku bunga dua hingga tiga kali sepanjang sisa tahun ini, dengan mempertimbangkan kondisi global.
"BI akan menaikkan suku bunga, dua hingga tiga kali sepanjang semester dua tahun 2022," ujar Bhima.
Namun demikian, menurut dia, BI dalam pengambilan kebijakannya perlu mempertimbangkan kondisi nilai tukar rupiah, tingkat inflasi, dan likuiditas perbankan.
Bhima melanjutkan, untuk mengantisipasi dampak negatif naiknya suku bunga terhadap sektor riil, pemerintah juga perlu mendorong stimulus fiskal melalui APBN.
Sebelumnya riset Reuters memproyeksikan The Fed akan menaikkan suku bunga hingga 125 basis poin pada kuartal III-2022 menjadi 2,75 persen hingga 3 persen.
Sebagai informasi, merujuk data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, per 5 Juli 2022 kepemilikan asing pada SBN tercatat sebesar 15,89 persen.
Baca Juga: Kurs Rupiah Tembus Rp15.000 per Dolar AS, Ini Dampaknya Bagi Ekonomi Indonesia
Sementara itu bank sentral memutuskan untuk mempertahankan BI7DRR sebesar 3,5 persen pada RDG 22-23 Juni 2022 lalu. Angka ini telah bertahan selama 15 bulan atau sejak Maret 2021.
Berita Terkait
-
Bank Indonesia melantik 11 pemimpin baru Kantor Pusat dan Perwakilan BI.
-
Didukung Kebijakan Zero Data Sharing, Top Up Saldo DANA Kini Bisa Sampai Rp 20 Juta
-
The Fed Agresif Kerek Suku Bunga, Bos OJK: Jangan Anggap Enteng
-
Cadangan Devisa Indonesia Naik pada Akhir Juni Sebesar USD 136,4 Miliar
-
Kurs Rupiah Tembus Rp15.000 per Dolar AS, Ini Dampaknya Bagi Ekonomi Indonesia
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Pilihan Ban Motor Bebas Licin, Solusi Aman dan Nyaman buat Musim Hujan
- 5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
- 5 Mobil Keluarga Bekas Kuat Tanjakan, Aman dan Nyaman Temani Jalan Jauh
- Cara Cek NIK KTP Apakah Terdaftar Bansos 2025? Ini Cara Mudahnya!
Pilihan
-
Tidak Ada Nasi di Rumah, Ibu di Makassar Mau Lempar Anak ke Kanal
-
Cuaca Semarang Hari Ini: Waspada Hujan Ringan, BMKG Ingatkan Puncak Musim Hujan Makin Dekat
-
Menkeu Purbaya Mau Bekukan Peran Bea Cukai dan Ganti dengan Perusahaan Asal Swiss
-
4 HP dengan Kamera Selfie Beresolusi Tinggi Paling Murah, Cocok untuk Kantong Pelajar dan Mahasiswa
-
4 Rekomendasi HP Layar AMOLED Paling Murah Terbaru, Nyaman di Mata dan Cocok untuk Nonton Film
Terkini
-
BRInita Buktikan Keandalan Dukung BRI dalam Meraih Penghargaan CSR Internasional
-
Partai Komunis China Guyur Investasi Rp 36,4 Triliun ke Indonesia, Untuk Apa Saja?
-
Presiden Prabowo Akan Bangun Dewan Nasional Baru Usai Bertemu Ratu Maxima
-
IESR: Data Center dan AI Harus Didukung Listrik Bersih, Geothermal Jadi Pilihan
-
Biar Masyarakat Tak Mudah Tertipu Soal Keuangan, Pemerintah Bentuk Lembaga Baru DNKI
-
Lima Kawasan Industri Akan Terapkan Konsep Eco-industrial Park
-
Harga Minyak Dunia Stabil, Investor Pantau Negosiasi Damai Rusia-Ukraina dan Keputusan OPEC
-
Purbaya Yakin Demo Akan Berkurang, Bidik Pertumbuhan Ekonomi 6% Tahun Depan
-
Tingkatkan Ekonomi Masyarakat, Pegadaian dan Universitas Halu Oleo Berdayakan Pandai Besi Binongko
-
BTN Mau Masuk Bisnis Paylater Hingga Kredit Mobil-Motor Tahun Depan