Suara.com - Pemerintah serap dana Rp6,02 triliun dari lelang enam seri Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk negara dengan total penawaran yang masuk sebesar Rp12,75 triliun.
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melalui keterangan resmi pada Selasa (12/7/2022), menyebutkan hasil lelang sukuk ini sedikit di bawah target Rp7 triliun.
Untuk seri SPNS10012023, seluruh penawaran masuk sebesar Rp0,15 triliun dimenangkan dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 2,35 persen.
Imbal hasil terendah dan tertinggi masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo 10 Januari 2023 sama-sama mencapai 2,35 persen.
Untuk seri PBS031, jumlah dimenangkan mencapai Rp5,1 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 5,35165 persen.
Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Juli 2024 ini mencapai Rp8 triliun, dengan imbal hasil terendah masuk 5,3 persen dan tertinggi 6 persen.
Untuk seri PBS032, jumlah dimenangkan mencapai Rp0,5 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,12553 persen.
Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Juli 2026 ini mencapai Rp1,23 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 6,05 persen dan tertinggi 6,4 persen.
Untuk seri PBS029, jumlah dimenangkan mencapai Rp0,075 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,23924 persen.
Baca Juga: Untuk Damaikan Palestina dan Israel, Jusuf Kalla Bilang Begini
Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Maret 2034 ini mencapai Rp2,33 triliun, dengan imbal hasil terendah masuk 7,21 persen dan tertinggi 7,57 persen.
Untuk seri PBS034, jumlah dimenangkan mencapai Rp0,1 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,28857 persen.
Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo 15 Juni 2039 ini mencapai Rp0,51 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 7,23 persen dan tertinggi 7,48 persen.
Untuk seri PBS033, jumlah dimenangkan mencapai Rp0,1 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,33614 persen.
Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo 15 Juni 2047 ini mencapai Rp0,51 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 7,3 persen dan tertinggi 7,5 persen.
Berita Terkait
-
Sri Mulyani Rubah Aturan, Kini Lelang Produk UMKM Dan Benda Sitaan Kena Bea 0%
-
UMKM Yang Ikut Lelang Pemerintah Masih Sangat Minim
-
Pembiayaan SBSN 2022 Sasar Bidang Pendidikan, Rp41,7 Miliar untuk Bangun Gedung di UIN Sunan Kalijaga
-
Sukuk Negara Mendukung Konektivitas dan Peningkatan Mutu Pendidikan Provinsi D.I. Yogyakarta
-
Buka Pool Lelang Baru, Auksi Siap Penuhi Kebutuhan Market di Wilayah Jateng
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
Pakar Ingatkan Risiko Harga Emas, Saham, hingga Kripto Anjlok Tahun Depan!
-
DPR Tegaskan RUU P2SK Penting untuk Mengatur Tata Kelola Perdagangan Aset Kripto
-
Mengapa Rupiah Loyo di 2025?
-
Dukungan LPDB Perkuat Layanan Koperasi Jasa Keselamatan Radiasi dan Lingkungan
-
LPDB Koperasi Dukung Koperasi Kelola Tambang, Dorong Keadilan Ekonomi bagi Penambang Rakyat
-
Profil Agustina Wilujeng: Punya Kekayaan Miliaran, Namanya Muncul di Kasus Chromebook
-
RUPSLB BRI 2025 Sahkan RKAP 2026 dan Perubahan Anggaran Dasar
-
Pemerintah Jamin UMP Tak Bakal Turun Meski Ekonomi Daerah Loyo
-
Mengapa Perusahaan Rela Dijual ke Publik? Memahami Gegap Gempita Hajatan IPO
-
KEK Mandalika Kembali Dikembangkan, Mau Bangun Marina