Suara.com - Badan Pusat Statistik (BPS) Amerika Serikat (AS) melaporkan laju inflasi negara tersebut pada bulan Juni mencapai 9,1 persen, inflasi ini merupakan yang tertinggi sejak tahun 1981 atau 41 tahun lalu.
"Para konsumen harus membayar harga yang lebih tinggi untuk berbagai barang pada bulan Juni karena inflasi terus menahan perlambatan ekonomi AS," sebut Biro Statistik Tenaga Kerja mengutip CNBC, Kamis (14/7/2022).
Indeks harga konsumen, barang dan jasa sehari-hari yang terkait dengan biaya hidup, melonjak 9,1 persen dari tahun lalu, di atas perkiraan Dow Jones 8,8 persen. Itu menandai laju inflasi tercepat sejak November 1981.
Sementara itu laju inflasi inti negeri Paman Sam meningkat 5,9 persen dibandingkan dengan perkiraan 5,7 persen. Inflasi inti memuncak pada 6,5 persen pada bulan Maret dan telah turun sejak itu.
Pada basis bulanan, IHK utama naik 1,3 persen dan IHK inti naik 0,7 persen dibandingkan dengan perkiraan masing-masing 1,1 persen dan 0,5 persen.
Secara bersama-sama, angka-angka tersebut tampaknya bertentangan dengan narasi bahwa inflasi mungkin memuncak, karena kenaikannya didasarkan pada berbagai kategori.
“CPI memberikan kejutan lain, dan sama menyakitkannya dengan angka Juni yang lebih tinggi, sama buruknya dengan sumber inflasi yang meluas,” kata Robert Frick, ekonom korporat di Navy Federal Credit Union.
“Meskipun lonjakan CPI dipimpin oleh harga energi dan makanan, yang sebagian besar merupakan masalah global, harga terus meningkat untuk barang dan jasa domestik, dari tempat tinggal hingga mobil hingga pakaian jadi.” tambah Robert.
Laju inflasi ini dorong oleh kenaikan harga energi yang melonjak 7,5 persen pada bulan tersebut dan naik 41,6 persen selama 12 bulan. Indeks makanan meningkat 1 persen, sementara biaya tempat tinggal, yang membentuk sekitar sepertiga dari CPI naik 0,6 persen untuk bulan tersebut dan naik 5,6 persen setiap tahun.
Baca Juga: LPG 3 Kg Diprediksi akan Menjadi Pilihan Masyarakat Dampak Harga LPG non Subsidi Naik
Ini adalah bulan keenam berturut-turut bahwa makanan di rumah naik setidaknya 1 persen. Biaya sewa naik 0,8 persen di bulan Juni, kenaikan bulanan terbesar sejak April 1986, menurut BLS.
Saham sebagian besar merosot mengikuti data sementara imbal hasil obligasi pemerintah melonjak.
Sebagian besar kenaikan inflasi berasal dari harga bensin, yang meningkat 11,2 persen pada bulan tersebut dan hanya sedikit dari 60 persen untuk periode 12 bulan. Biaya listrik masing-masing naik 1,7 persen dan 13,7 persen.
Sementara itu harga kendaraan baru dan bekas membukukan kenaikan bulanan masing-masing sebesar 0,7 persen dan 1,6 persen.
Biaya perawatan medis naik 0,7 persen pada bulan tersebut, didorong oleh peningkatan 1,9 persen dalam layanan gigi, kenaikan bulanan terbesar yang pernah tercatat untuk sektor tersebut dalam data sejak tahun 1995.
Sedangkan tarif penerbangan adalah salah satu dari sedikit area yang mengalami penurunan, turun 1,8 persen di bulan Juni meskipun masih naik 34,1 persen dari tahun lalu. Kategori daging, unggas, ikan dan telur juga turun 0,4 persen untuk bulan ini tetapi naik 11,7 persen secara tahunan.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
IHSG Lagi-lagi Melesat Pagi Ini, Betah di Level 8.700
-
Bocoran Saham IPO Awal 2026, Ada Emiten Prajogo Pangestu dan Happy Hapsoro
-
RI Raup USD 10 Juta dari Jualan Produk Halal di Jepang
-
Mandiri BFN Fest 2025 Dibuka: Industri Fintech Bidik Kepercayaan Publik dan Inklusi Keuangan
-
Wamentan Sudaryono Pastikan Pemulihan Sawah Terdampak Bencana di 3 Provinsi, Tanah Bisa Diolah Lagi
-
IHSG Berpotensi Rebound ke Level 8.750 di Tengah Sinyal Hawkish The Fed
-
Wamentan Sudaryono Ajak Jajaran Kementan Perkuat Integritas: Korupsi Adalah Extraordinary Crime!
-
Bank Indonesia: Ekspor Kopi Indonesia Laris di Afrika hingga Amerika
-
Harga Emas Hari Ini Kompak Naik Lagi, Siap Borong di Pegadaian?
-
Risiko Galbay Pinjol Bikin Susah Pengajuan Modal, Ini Solusi Perbaiki SLIK OJK