Pertumbuhan pencadangan klaim ini merupakan strategi perusahaan untuk memitigasi risiko dan menjaga kinerja perusahaan di tahun berikutnya.
“Pembentukan cadangan klaim yang kuat menjadi bagian dari komitmen perusahaan dalam menjaga
service excellent pembayaran klaim kepada mitra bisnis secara tetap waktu dan tepat jumlah, sehingga dengan demikian kepercayaan dan reputasi perusahaan selalu terjaga baik dengan pengelolaan risiko bisnis yang terukur, sehat dan terkendali,” ujar Putrama
Dari sisi aset, Jamkrindo mencatatkan aset pada 2021 sebesar Rp25,35 triliun, naik 33% dari tahun sebelumnya sebesar Rp 19,12 triliun. Sedangkan ekuitas tercatat Rp12,83 triliun naik sebesar 45% dari tahun sebelumnya Rp 8,86 triliun dengan Return on Equity (ROE) sebesar 9,83% atau naik 89% dari tahun sebelumnya.
Program pemerintah menjadi motor penggerak penjaminan Jamkrindo dengan rincian penjaminan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Rp144,87 triliun dan penjaminan Kredit Modal Kerja (KMK) dalam rangka Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar Rp17,63 triliun.
Putrama menyampaikan laporan keuangan ini mencerminkan upaya Jamkrindo dalam pengembangan digitalisasi produk dan transformasi. Transformasi dalam manajemen sumber daya manusia; organisasi; tata kelola, manajemen risiko dan kepatuhan; sistem teknologi informasi; bisnis dan operasional; serta keuangan telah berkontribusi terhadap pertumbuhan pendapatan, efisiensi biaya, serta menghantarkan layanan prima.
Kinerja positif Jamkrindo di tengah masa pandemi menunjukkan bahwa transformasi yang dijalankan mampu menciptakan resiliensi untuk memastikan going concern perusahaan.
Jamkrindo merupakan perusahaan penjaminan terbesar di Indonesia. Sebagai pionir di industri penjaminan, Jamkrindo memiliki berbagai produk, baik produk penjaminan program maupun penjaminan non-program.
Pada penjaminan program, Jamkrindo memiliki produk penjaminan KUR dan penjaminan KMK dalam rangka PEN. Adapun, untuk penjaminan non-program, produk penjaminannya antara lain penjaminan kredit umum, penjaminan kredit mikro, penjaminan kredit konstruksi dan pengadaan barang/jasa, penjaminan distribusi barang, surety bond, customs bond, penjaminan Supply Chain (Invoice Financing) dan penjaminan kredit lainnya.
Baca Juga: NasDem DKI Minta Pemprov DKI Jakarta Dukung Festival Condet 2022 Guna Kembangkan UMKM
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
-
Pengguna PLTS Atap Meningkat 18 Kali Lipat, PLN Buka Kouta Baru untuk 2026
-
Bank Dunia Ingatkan Menkeu Purbaya: Defisit 2027 Nyaris Sentuh Batas Bahaya 3%
Terkini
-
Menko Airlangga Ngeluh Harga Mobil-Motor Murah Bikin Jakarta Macet
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Target Harga DEWA, Sahamnya Masih Bisa Menguat Drastis Tahun 2026?
-
Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
-
Pemerintah Bidik Gig Economy Jadi Mesin Ketiga Pendorong Ekonomi Nasional
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Jelang Akhir Tahun, BSI Siapkan Uang Tunai Rp15,49 Triliun
-
Menko Airlangga Puja-puji AI, Bisa Buka Lapangan Kerja
-
Hans Patuwo Resmi Jabat CEO GOTO
-
Airlangga Siapkan KUR Rp10 Triliun Biayai Proyek Gig Economy