Suara.com - Harga emas dunia terjebak dalam kisaran sempit pada perdagangan hari Selasa, karena pelemahan imbal hasil US Treasury di tengah ketakutan resesi yang berkepanjangan mengimbangi penguatan dolar dan investor mengalihkan perhatian mereka ke pertemuan dua hari Federal Reserve.
Mengutip CNBC, Rabu (27/7/2022) harga emas di pasar spot turun 0,1 persen menjadi USD1.716,91 per ounce, sementara emas berjangka Amerika Serikat ditutup melemah 0,1% menjadi USD1.717,70.
Imbal hasil US Treasury turun tajam, karena krisis pasokan gas yang membayangi Eropa membuat pasar khawatir tentang risiko resesi global.
"Pelemahan yang kita lihat dalam imbal hasil adalah pertanda baik bagi emas, ketakutan di pasar ekuitas yang terus bertahan, masalah geopolitik dan jika tekanan energi meningkat, akan ada permintaan yang kuat untuk aset safe-haven ," ujar Edward Moya, analis OANDA.
"Tetapi jika investor merasa The Fed masih siap untuk memberikan kenaikan 75 bps lagi pada September, itu akan menjadi masalah bagi emas," tambah Moya.
Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas perkiraan pertumbuhan global lagi, memperingatkan bahwa risiko penurunan dari inflasi yang tinggi dan perang Ukraina telah terwujud.
Tetapi membatasi kenaikan emas, dolar AS naik 0,7 persen membuat logam kuning kurang menarik bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain.
Karena emas merupakan aset yang tidak memberikan imbal hasil, kenaikan suku bunga membuatnya kurang menarik. Namun, emas secara luas dianggap sebagai lindung nilai inflasi dan penyimpan nilai yang aman di tengah ketidakpastian ekonomi.
Pasar memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga 75 basis poin pada akhir pertemuan kebijakan Rabu. Kenaikan sebesar itu secara efektif akan mengakhiri dukungan ekonomi era pandemi.
Baca Juga: Tragedi Berulang, Tiga Penambang Emas Ilegal Tewas Di Lubang Sedalam 40 Meter Di Jambi
"Kami memperkirakan kenaikan lebih lanjut untuk suku bunga riil tahun ini, terutama karena risiko inflasi memudar pada semester kedua tahun 2022. Dengan demikian, likuidasi tambahan ETF dapat diprediksi," kata analis UBS, Giovanni Staunovo.
Dirinya pun memperkirakan emas akan turun menjadi USD1.600 pada akhir tahun ini.
Sementara itu harga perak di pasar spot melesat 1,1 persen menjadi USD18,61 per ounce, platinum turun 0,7 persen menjadi USD872,63, dan paladium melemah 0,2 persen menjadi USD2.004,00.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Roy Suryo Ikut 'Diseret' ke Skandal Pemalsuan Dokumen Pemain Naturalisasi Malaysia
-
Harga Emas Hari Ini: Antam Naik Lagi Jadi Rp 2.338.000, UBS di Pegadaian Cetak Rekor!
-
Puluhan Siswa SD di Agam Diduga Keracunan MBG, Sekda: Dapurnya Sama!
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
Terkini
-
Kilang Minyak Dumai Pertamina Kebakaran, Operasional Terganggu?
-
Alasan Pemerintah Tak Naikkan Cukai Hasil Tembakau di 2026
-
Waduh, Fenomena Galbay di Pinjol Picu Perceraian Pasutri
-
Bank Indonesia Bakal Evaluasi Skema Bagi Beban dengan Pemerintah, Buat Biayai Program Prabowo
-
Shutdown AS Diabaikan, IHSG 'Pertahankan'Level 8.000 di Tengah Tekanan Jual Asing
-
Harga Emas Hari Ini: Antam Naik Lagi Jadi Rp 2.338.000, UBS di Pegadaian Cetak Rekor!
-
JIEP Gencar Perkuat Integritas, Terapkan Sistem Anti Penyuapan Ketat
-
Kilang Minyak Dumai Kebakaran, Pertamina: Tak Ada Korban Jiwa
-
Booming Perumahan 2025-2029: Prabowo Genjot Subsidi, Apa Saja Dampaknya?
-
Vivo Akui Stok Sudah Habis, Tapi BBM Pertamina Punya Kandungan yang Tak Bisa Diterima