Suara.com - Peneliti CORE Indonesia Fathya Nirmala Hanoum menyebut pengetatan kebijakan moneter global melalui likuiditas hingga menaikkan suku bunga acuan Fed Fund Rate (FFR) secara lebih agresif telah berdampak terhadap aliran modal asing keluar (capital outflow) dari negara berkembang termasuk Indonesia.
Kondisi ini pun kata dia berimbas kepada nilai tukar rupiah terhadap dolar yang makin melemah.
"Selama paruh pertama capital outflow menjadi salah satu penyumbang pelemahan nilai tukar rupiah," kata Fathya dalam acara CORE Midyear Review 2022 bertajuk Menjaga Pemulihan Domestik di Tengah Potensi Resesi Global secara daring, Rabu (27/7/2022).
Menurut kenaikan FFR yang sudah 3 kali terjadi secara agresif telah membuat aliran modal asing di pasar modal meningkat drastis.
"Kalau kita lihat sejak kenaikan FFR sejak Maret, Mei dan Juni di pasar saham dan modal banyak terjadi net sell sehingga menyebabkan rupiah sempat menyentuh Rp15.000," papar Fathya.
Apalagi kata Fathya, jika tidak ada aral melintang The Fed berencana untuk kembali mengkerek suku bunganya pada Kamis (28/7/2022) besok sebesar 75 basis poin, sehingga sentimen ini akan makin membuat nilai tukar rupiah makin tertekan.
"Kondisi ini makin menyebabkan banyak aliran modal asing yang kabur kembali ke AS dan tentunya menguatkan dolar dan melemahkan rupiah," katanya.
Meski begitu kata dia, nilai tukar mata uang Garuda dibandingkan dengan mata uang asing di kawasan Asia masih cukup moderat, mengingat masih ada mata uang yang mengalami pelemahan yang mencapai 20 persen.
"Dikawasan Asia, nilai tukar rupiah masih cukup moderat, dibandingkan dengan Yen, Ringgit dan Singapore dolar," katanya.
Baca Juga: Aliran Modal Asing Rp8,56 Triliun Keluar dari Indonesia pada Minggu Kedua Juli
Sebelumnya, Federal Reserve AS atau The Fed akan mengadakan pertemuan kebijakan moneter pada Selasa (26/7/2022) dan Rabu (27/7/2022), dan diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 0,75 poin persentase ketika pertemuan ditutup pada Rabu (27/7/2022).
Kebijakan hawkish Federal Reserve telah mendorong dolar AS mendekati level rekor, sehingga membuat tumbang sejumlah mata uang negara lain, termasuk rupiah.
Berita Terkait
Terpopuler
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Cara Edit Foto yang Lagi Viral: Ubah Fotomu Jadi Miniatur AI Keren Pakai Gemini
- Pemain Keturunan Rp 20,86 Miliar Hubungi Patrick Kluivert, Bersedia Bela Timnas Oktober Nanti
- Ramai Reshuffle Kabinet Prabowo, Anies Baswedan Bikin Heboh Curhat: Gak Kebagian...
Pilihan
-
Dugaan Korupsi BJB Ridwan Kamil: Lisa Mariana Ngaku Terima Duit, Sekalian Buat Modal Pilgup Jakarta?
-
Awas Boncos! 5 Trik Penipuan Online Ini Bikin Dompet Anak Muda Ludes Sekejap
-
Menkeu Purbaya Sebut Mulai Besok Dana Jumbo Rp200 Triliun Masuk ke Enam Bank
-
iPhone di Tangan, Cicilan di Pundak: Kenapa Gen Z Rela Ngutang Demi Gaya?
-
Purbaya Effect, Saham Bank RI Pestapora Hari Ini
Terkini
-
Kuota KPR Subsidi Bertambah, BTN Targetkan Kredit Tumbuh 9 Persen
-
Pemerintah Fasilitasi UMKM Perumahan untuk Akses Pembiayaan
-
DANA Kaget Sesi Malam, Masih Ada Rp 99 Ribu, Siapa Cepat Dia Dapat
-
Kolaborasi BRI dan Kemenimipas: BLK Nusakambangan Jadi Harapan Baru WBP
-
Kerja Cepat, Besok Menteri Purbaya Salurkan Rp 200 Triliun ke 6 Bank Termasuk BSI
-
4 Link DANA Kaget Malam Ini Dapatkan Saldo 279 Ribu Secara Cuma-cuma
-
Pendiri Es Krim Ben & Jerry's Kecam Unilever: Ini Bukan Lagi Merek yang Kami Bangun
-
Menkeu Purbaya: Pertumbuhan Ekonomi 6 Persen Bukan Hal yang Sulit
-
Gercep Klik 7 Link DANA Kaget Hari Ini, Kesempatan Raih Saldo Ratusan Ribu
-
Purbaya Effect, IHSG Kembali Menghijau Hari Ini