Suara.com - Ketidakpastian global kini tidak hanya memberi ancaman perekonomian banyak negara, tetapi juga sektor pasar modal. Ancaman tersebut membuat investor ragu untuk berinvestasi di pasar modal.
Global Fund Representative Johanes Soetikno mengatakan, Indonesia ini memang menarik dari segala sisi, tapi sayangnya kurangnya kampanye untuk memperkenalkan itu.
Jika berbicara pelaku industri keuangan dan pasar modal, mereka menginginkan menu yang komprehensif atau harus ada detailnya. Pun itu yang diharapkan, bahwa emiten bisa menawarkan hal terbaik yang bisa mereka tawarkan.
"Intinya emiten harus membuat menu yang detail dan menarik untuk menarik minat para investor baik itu dari batu bara, mineral, sawit, industri manufaktur, dan berbagai sektor lain," kata Johanes dalam diskusi EmitenTalk di Jakarta, Jumat (29/7/2022).
Sementara, Head Of Research NH Korindo Sekuritas Liza C Suryanata menuturkan, kondisi ketidakpastian ini sebenarnya sangat menarik, karena para analis akan menakar ke mana dana besar para investor ditempatkan.
Menurutnya, sektor-sektor yang masih menarik untuk berinvestasi di pasar modal yaitu pertambangan dan energi.
"Ke depannya, mungkin dari trend komoditi, di mana harga minyak masih tidak akan jauh berbeda dari harga saat ini, hal itu disebabkan oleh negara OPEC belum bisa menentukan kepastian dan adanya perang antara Rusia-Ukraina. Maka dari itu, emiten-emiten di sektor tersebut masih sangat menarik," ucap dia.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur PT Champ Resto Indonesia Tbk, Christopher Supit mengakui, ancaman ketidakpastian global ini memang ada, tetapi bisnis makananan dan minuman tetap bisa berjalan.
Sebab, kata dia, bisnis makanan dan minuman ini lebih bergantung pada kondisi pembatasan masyarakat. Misalnya pada saat lockdown Omicron, restoran jadi lebih sepi, dan sebaliknya sepanjang Hari Raya dan liburan sekolah, restoran jadi lebih ramai.
Baca Juga: Pekan Lalu, Transaksi di Pasar Modal Tembus Rp 11,7 Triliun, Naik 12,82 Persen
"Namun walaupun efek dari global resesi tidak signifikan, kami tetap melanjutkan peningkatan efisiensi internal kami, yang mana sudah sejak kami tingkatkan sejak merebaknya awal pandemi. Dengan adanya itu, kami yakin bahwa kami sudah lebih siap dibanding pre-pandemi," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Hingga September BP Batam Sedot Investasi Rp54,7 Triliun
-
Bank Mandiri Klaim Sudah Salurkan Rp40,7 T Dana Menkeu Purbaya
-
Siap Perang Lawan Mafia Impor Pakaian Ilegal, Menkeu Purbaya: Saya Rugi Kalau Musnahin Doang!
-
Bahlil Minta Pemda Hingga BUMD Beri Pendampingan Pelaku Usaha Sumur Rakyat
-
Alasan IHSG Rontok Hampir 2 Persen pada Perdagangan Hari Ini
-
Tingkatkan Kompetensi SDM Muda, Brantas Abipraya & Kemnaker Jaring 32 Lulusan Terbaik se-Indonesia
-
Bank Mandiri Raih Laba Bersih Rp 37,7 Triliun Hingga Kuartal III-2025
-
5 Opsi Leasing untuk Cicilan Mobil Baru dan Bekas, Bunga Rendah
-
LPKR Manfaatkan Momentum Tumbuhnya Sektor Properti untuk Cari Pundi-pundi Cuan
-
Intip Strategi PIS Kembangkan SDM di Sektor Migas dan Perkapalan