Suara.com - Prospek kripto Solana (SOL) dipercaya sebagai salah satu yang menjanjikan setelah tren positif selama dua bulan belakangan. Namun demikian, sebuah riset menyebut, Solana memiliki potensi anjlok hingga 95 persen.
Solana yang merupakan platform blockchain publik dengan fungsi smart contract banyak digunakan pengembang untuk membangun aplikasi terdesentralisasi (dApps).
Sebagai salah satu kripto yang masuk dalam 20 daftar aset pasar tertinggi, harga Solana cukup baik dengan pertumbuhan sekitar 75 persen dalam dua bulan terakhir. Meski demikian, hal ini tidak membuat Solana lepas dari ancaman longsor.
Riset yang dilakukan Cointelegraph menunjukkan, ada indikator teknikal bearish yang membayangi harga kripto Solana yang bisa membuat nilainya turun hingga 95 persen.
Indikator teknikal itu yakni pola head and shoulders, yang muncul saat harga membentuk tiga puncak berturut-turut di atas resistance level yang biasa disebut neckline.
Pola yang ditunjukkan via Blockchain Media memperlihatkan potensi membawa harga menembus neckline level di US$27,02, dan bergerak turun sebesar jarak antara posisi kepala (head) ke neckline, yang penghitungannya dimulai dari level tersebut.
Jika ini terjadi, Solana bukan tidak mungkin anjlok lebih dari 95 persen, ke level harga US$2,79. Potensi ini juga sudah diduga oleh salah satu pemilik aset Solana, Profit Blue.
Dalam riset mereka, target penurunan berada di angka US$13,02 hingga US$21,01 sebelum kembali menguat dan menjadi higher low.
Namun, dari sisi fundamental, Solana juga tengah menghadapi kekhawatiran ekstrem karena sering terjadi pemadaman jaringan, serta rumor sentralisasi.
Baca Juga: Mirip dengan Indonesia, Uzbekistan Perketat Perizinan Bursa Kripto dalam negeri
Hawkish The Fed terhadap inflasi juga jadi salah satu momok bagi potensi pasar Solana. Kekhawatiran resesi dan inflasi telah membawa sebagian analis dan investor ke pandangan yang negatif pada prospek jangka pendek kripto.
Berita Terkait
-
Google Diam-diam Investasi Puluhan Triliun di Bisnis Blockchain dan Kripto
-
Investasi Kripto Dikenai Pajak, Indodax Sebut Sebagai Pengakuan Pemerintah
-
Investor Kripto Kalahkan Pasar Saham
-
4 Cara Menambang Kripto, Butuh Modal dan Sumber Listrik Sangat Besar
-
Mirip dengan Indonesia, Uzbekistan Perketat Perizinan Bursa Kripto dalam negeri
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
-
Harga Minyak Melonjak: AS Sita Kapal Tanker di Lepas Pantai Venezuela
Terkini
-
Diresmikan Prabowo, Jembatan Ini Habiskan 10 Ribu Ton Semen
-
Akhir Tahun jadi Berkah Buat Industri Logistik
-
IHSG Turun Dibayangi The Fed, Ini Analisis Rekomendasi Saham Trading Jumat 12 Desember
-
CPNS 2026 Diutamakan untuk Fresh Graduate, Menpan-RB Ungkap Alasannya
-
Ancam Rumahkan 16 Ribu Pegawai Bea Cukai, Purbaya Sebut Perintah dari 'Bos Atas'
-
SHIP Tambah 1 Armada VLGC Perluas Pasar Pelayaran Migas Internasional
-
Mentan Amran Pastikan Pemerintah Tangani Penuh Pemulihan Lahan Pertanian Puso Akibat Bencana
-
Strategi Asabri Hindari Fraud dalam Pengelolaan Dana Pensiun
-
Bisnis Properti di Negara Tetangga Tertekan, Fenomena Pajak Bisa Jadi Pelajaran
-
Manuver Purbaya Tarik Bea Keluar Emas, Ini Efeknya Versi Ekonom UI