Suara.com - Sejumlah asosiasi konsumen di Indonesia mendorong adanya perluasan akses informasi yang komprehensif dan akurat terhadap produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik, produk tembakau yang dipanaskan, dan kantong nikotin.
Hasil dari sejumlah kajian ilmiah yang sudah ada diharapkan menjadi sumber acuan dalam penyebaran informasi tersebut.
Ketua Aliansi Vaper Indonesia (AVI) Johan Sumantri menjelaskan, misinformasi yang tersebar di publik itu tidak berlandaskan kajian ilmiah.
Untuk itu, pemerintah perlu mendorong akses informasi yang lebih luas, yang juga didukung oleh kajian ilmiah terhadap produk tembakau alternatif dengan menggandeng akademisi, praktisi kesehatan, pelaku industri, konsumen, hingga publik.
"Daripada sibuk mengedukasi masyarakat tentang mana berita akurat dan tidak, lebih baik meminta pemerintah untuk berhenti menyebarkan berita tidak akurat serta segera lakukan kajian ilmiah dengan menunjukan hasilnya ke masyarakat," kata Johan di Jakarta, Jumat (7/10/2022).
Johan meneruskan, kajian ilmiah terhadap produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik, produk tembakau yang dipanaskan, maupun kantong nikotin, sudah banyak dilakukan baik di dalam maupun luar negeri.
Namun, hasil kajian ilmiah tersebut belum terdistribusi dengan baik kepada publik. Hal ini dikarenakan minimnya dukungan pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan terkait untuk menyebarluaskannya.
"Salah satu alasannya karena kurang dukungan pemerintah. Untuk tahap awal cukup duduk bersama dengan pemerintah, khususnya Kementerian Kesehatan," ucapnya.
Johan khawatir lantaran belum adanya informasi berlandaskan hasil kajian ilmiah yang disuarakan oleh pemerintah akan berpengaruh besar terhadap upaya dalam menurunkan prevalensi perokok.
Baca Juga: Minim Regulasi, Industri Tembakau Alternatif Butuh Aturan dan Informasi yang Jelas
Perokok dewasa bakal tetap dengan kebiasaannya karena minimnya informasi akurat mengenai produk tembakau alternatif yang telah terbukti memiliki risiko yang lebih rendah daripada rokok.
Padahal, berdasarkan data yang telah dipublikasikan Public Health England, divisi dalam Departemen Kesehatan dan Pelayanan Sosial di Inggris pada Februari 2021 lalu menunjukkan bahwa produk tembakau alternatif sangat efektif membantu dalam menurunkan jumlah perokok secara signifikan.
Pada 2020 lalu, sebanyak 27,2 persen orang menggunakan produk tembakau alternatif sebagai bantuan untuk beralih dari rokok dalam kurun waktu 12 bulan dibandingkan dengan 1,5 persen orang yang menggunakan terapi pengganti nikotin dan 4,4 persen yang menggunakan obat varenicline.
"Jika informasi akan keberadaan produk ini terus tersamarkan, maka angka prevalensi perokok aktif di Indonesia akan sulit mengalami penurunan," ucap Johan.
Hal senada disampaikan Ketua Asosiasi Konsumsi Vape Indonesia (AKVINDO) Paido Siahaan. Prevalensi perokok di Indonesia akan sulit untuk ditekan apabila perokok dewasa tidak mendapatkan informasi akurat dan akses.
"Tujuan kami untuk memberikan pilihan yang lebih baik terhadap 69 juta perokok di Indonesia akan terganggu. Secara jangka panjang ini akan menjadi beban bagi negara," ujarnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- Siapa Shio yang Paling Hoki di 5 November 2025? Ini Daftar 6 yang Beruntung
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Purbaya Mau Ubah Rp 1.000 Jadi Rp 1, RUU Redenominasi Rupiah Kian Dekat
-
Purbaya Mau Ubah Rp1.000 jadi Rp1, Menko Airlangga: Belum Ada Rencana Itu!
-
Pertamina Bakal Perluas Distribus BBM Pertamax Green 95
-
BPJS Ketenagakerjaan Dapat Anugerah Bergengsi di Asian Local Currency Bond Award 2025
-
IPO Jumbo Superbank Senilai Rp5,36 T Bocor, Bos Bursa: Ada Larangan Menyampaikan Hal Itu!
-
Kekayaan Sugiri Sancoko, Bupati Ponorogo yang Kena OTT KPK
-
Rupiah Diprediksi Melemah Sentuh Rp16.740 Jelang Akhir Pekan, Apa Penyebabnya?
-
Menteri Hanif: Pengakuan Hutan Adat Jadi Fondasi Transisi Ekonomi Berkelanjutan
-
OJK Tegaskan SLIK Bukan Penghambat untuk Pinjaman Kredit
-
Tak Ada 'Suntikan Dana' Baru, Menko Airlangga: Stimulus Akhir Tahun Sudah Cukup!