Suara.com - Risiko krisis ekonomi global jadi ancaman terkini meski kini neraca perdagangan masih kembali mencatatkan surplus US$4,99 miliar pada bulan September 2022.
"Ke depan, pemerintah bersama otoritas terkait akan mengantisipasi berbagai risiko global yang akan mempengaruhi neraca perdagangan dan perekonomian secara umum," kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu, Selasa (18/10/2022).
Risiko yang dimaksud salah satunya perdagangan global yang melambat akibat inflasi, sebagaimana tercermin dalam World Economic Outlook (WEO) Oktober 2022, serta mitra dagang utama seperti Tiongkok.
Tidak hanya itu, Indonesia juga akan berupaya melakukan diversifikasi produk maupun negara mitra dagang yang sekarang sudah mulai memperlihatkan hasil.
Ekspansi ekspor selain ke negara tujuan ekspor utama, misalnya Filipina dan Malaysia sudah menunjukkan peningkatan signifikan sepanjang tahun berjalan.
Hingga September 2022, ekspor Indonesia terus catat kinerja positif pada dengan nilai mencapai 24,8 miliar dolar AS atau tumbuh 20,28 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Kenaikan tren ekspor Indonesia didorong oleh ekspor migas dan non-migas yang masih tumbuh tinggi masing-masing 41,8 persen (yoy) dan 19,26 persen (yoy).
Namun demikian, secara bulanan sedikit melambat di antaranya karena penurunan harga dan volume komoditas unggulan, total ekspor tetap meningkat secara kumulatif.
Hal ini dapat dilihat dari ekspor Januari-September 2022 yang mencapai 219,35 miliar dolar AS atau meningkat sebesar 55 miliar dolar AS dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca Juga: FIFA: Piala Dunia U-20 2023 Momen Perbaiki Citra Indonesia
“Peningkatan kumulatif ekspor menunjukkan masih kuatnya permintaan global seiring dengan pengendalian pandemi yang semakin baik. Penguatan permintaan ekspor terutama berasal dari beberapa negara mitra dagang utama Indonesia, seperti India, Jepang dan Korea Selatan,” ujar dia, dikutip dari Antara.
Sementara, menurut Febrio impor Indonesia juga masih mencatatkan kinerja positif mencapai 19,81 miliar dolar AS dengan pertumbuhan 22,01 persen (yoy) meskipun relatif melambat dibandingkan bulan sebelumnya.
Pertumbuhan impor antara lain didukung oleh kinerja sektor manufaktur yang tercermin dari Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia September 2022 yang terus melanjutkan ekspansi.
Peningkatan impor didorong oleh impor migas yang naik sebesar 83,53 persen (yoy) dan impor non-migas yang tumbuh 14,02 persen (yoy), sehingga sejak Januari hingga September 2022 total impor Indonesia mencapai 179,49 miliar dolar AS. Dari sisi penggunaan, impor bahan baku dan barang modal tumbuh tinggi masing-masing 23,21 persen (yoy) dan 41,13 persen (yoy).
“Pertumbuhan kedua barang tersebut mencerminkan aktivitas ekonomi dari sisi produksi masih berjalan dengan baik,“ tambahnya.
Terkait dengan impor barang konsumsi, kata dia, meskipun menurun secara tahunan sebesar 11,17 persen di antaranya karena kenaikan harga, secara kumulatif dari Januari hingga September 2022 impor barang konsumsi masih mengalami pertumbuhan sebesar 3,52 persen.
Berita Terkait
-
Klasemen Akhir Runner-up Terbaik Kualifikasi Piala Asia U-20 2023: Timnas Thailand Gagal Lolos!
-
Kena Karma, Timnas Thailand Resmi Gagal Lolos ke Piala Asia U-20 2023
-
Meski Gagal Jadi Tuan Rumah Piala Asia 2023, Piala Dunia U 20 Tetap di Gelar di Indonesia
-
Chatib Basri: Ekonomi Indonesia Pada 2023 Mungkin Melemah Tapi Tidak Negatif
-
FIFA: Piala Dunia U-20 2023 Momen Perbaiki Citra Indonesia
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
Terkini
-
Menkeu Purbaya Buka Lowongan Kerja Besar-besaran, Lulusan SMA Bisa Melamar jadi Petugas Bea Cukai
-
Pajak UMKM 0,5 Persen Bakal Permanen? Purbaya: Tapi Jangan Ngibul-ngibul Omzet!
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Aguan Punya Mal Baru Seluas 3,3 Hektare, Begini Penampakkannya
-
Gudang Beku Mulai Beroperasi, BEEF Mau Impor 16.000 Sapi Tahun Depan
-
Proses Evaluasi Longsor di Tambang PT Freeport Selesai Antara Maret atau April
-
Bahlil Dorong Freeport Olah Konsentrat Tembaga Amman
-
Purbaya Pesimis DJP Bisa Intip Rekening Digital Warga Tahun Depan, Akui Belum Canggih
-
Sempat Tolak, Purbaya Akhirnya Mau Bantu Danantara Selesaikan Utang Whoosh
-
Purbaya Duga Pakaian Bekas Impor RI Banyak dari China, Akui Kemenkeu Lambat Tangani