Suara.com - Direktur Eksekutif Lippo Group John Riady optimistis sektor properti di dalam negeri tetap prospektif meski perekonomian global dibayangi ancaman resesi, yang dipicu krisis pangan, energi, finansial, dan konflik geopolitik Ukraina vs Rusia.
“Secara makro perekonomian nasional jauh lebih baik dibandingkan negara lain. Jadi, menurut saya ancaman resesi memang ada tetapi dari potensi dan kekuatan struktur ekonomi Indonesia, kita masih bisa lebih baik dan mampu bertahan,” kata John.
Sejumlah lembaga dunia, termasuk Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan perekonomian global akan masuk jurang resesi pada tahun depan sebagai dampak dari kenaikan suku bunga dan inflasi, akan memukul sektor ekonomi.
IMF juga menurunkan proyeksi pertumbuhan global tahun depan hanya 2,7% dan memperingatkan terjadinya resesi jika para pembuat kebijakan salah menangani perang melawan inflasi.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memproyeksi pertumbuhan ekonomi tahun depan sebesar 5,3%. Di sisi lain, dalam menghadapi potensi resesi, pemerintah bersama Bank Indonesia (BI) telah menerapkan berbagai strategi, mulai dari pengendalian inflasi dari sisi harga pangan, hingga secara perlahan-lahan menaikkan suku bunga acuan.
Imbas kebijakan itupun akan mempengaruhi pasar seperti terindikasi dari indeks kepercayaan konsumen dan penurunan indeks manufaktur. Persoalan serupa juga bakal dirasakan sektor properti sebagai salah satu pilar perekonomian nasional.
John mengatakan sektor properti akan tetap berpeluang mengalami pertumbuhan. Karena dari segi investasi, properti masih menjadi aset yang baik di tengah kondisi ekonomi saat ini.
“Jika sektor properti bisa diselamatkan, saya yakin daya tahan ekonomi nasional menjadi lebih kuat,” jelas John.
Ia menambahkan sejauh ini sektor properti menjadi salah satu sektor penyangga terbesar Produk Domestik Bruto (PDB), sekitar 13,6%. Selain itu, terdapat ekosistem industri yang sangat besar terkait sektor properti, sedikitnya 175 jenis industri terlibat di sektor itu.
Baca Juga: Bayang-bayang Resesi Menghantui, Aplikasi Pintu Bagikan Tips Investasi
Dengan postur yang ada, sektor properti diyakini mampu menggerakkan roda perekonomian dan menjadi andalan pendapatan pajak pusat maupun daerah.
“Karena itu penting bagi kami berupaya mengembangkan dan menyelamatkan sektor properti agar perekonomian nasional tetap tumbuh,” kata John.
John juga merespon positif langkah Bank Indonesia untuk melanjutkan kebijakan relaksasi rasio Loan to Value/Financing to Value (LTV/FTV) untuk kredit/pembiayaan properti maksimal 100%.
Seperti diketahui, mulanya insentif itu akan berakhir pada akhir tahun ini, namun Bank Indonesia dalam Rapat Dewan Gubernur BI pada 19-20 Oktober lalu memutuskan untuk memperpanjang hingga akhir 2023.
“Kami tentunya menyambut baik keputusan dari Bank Indonesia untuk melanjutkan kebijakan relaksasi di sektor properti ini. Perpanjangan insentif ini kami yakini akan mendorong penyaluran kredit perbankan kepada dunia usaha, sehingga memperkuat pertumbuhan ekonomi nasional dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian,” jelas John.
Di sisi lain, John menilai sektor properti telah menunjukkan daya tahan luar biasa selama pandemi. Daya resiliensi yang sama, lanjutnya, akan menjadi modal sektor properti melewati masa krisis.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 
Terkini
- 
            
              Proyek Waste to Energy Jangan Hanya Akal-akalan dan Timbulkan Masalah Baru
 - 
            
              Geger Fraud Rp30 Miliar di Maybank Hingga Nasabah Meninggal Dunia, OJK: Kejadian Serius!
 - 
            
              Laba PT Timah Anjlok 33 Persen di Kuartal III 2025
 - 
            
              Kala Purbaya Ingin Rakyat Kaya
 - 
            
              Didesak Pensiun, Ini Daftar 20 PLTU Paling Berbahaya di Indonesia
 - 
            
              IHSG Berakhir Merosot Dipicu Aksi Jual Bersih Asing
 - 
            
              Riset: Penundaan Suntik Mati PLTU Justru Bahayakan 156 Ribu Jiwa dan Rugikan Negara Rp 1,822 T
 - 
            
              Rupiah Terkapar Lemah di Penutupan Hari Ini ke Level Rp 16.700 per USD
 - 
            
              Emiten Milik Sandiaga Uno SRTG Tekor Rp 2,43 Triliun di Kuartal III-2025
 - 
            
              Inflasi YoY Oktober 2,86 Persen, Mendagri: Masih Aman & Menyenangkan Produsen maupun Konsumen