Suara.com - Kepercayaan masyarakat terhadap keamanan digital (digital trust) menjadi kunci pertumbuhan ekonomi digital yang inklusif. Salah satu pilar penopang digital trust adalah teknologi identitas digital yang tidak hanya mampu mengamankan serta memberikan kendali penuh privasi data para penggunanya namun juga menjadi pintu masuk ekosistem digital.
Hal ini disampaikan oleh jajaran Gugus Tugas Digitalisasi B20 Indonesia pada diskusi panel “B20 Digital ID Workshop: Scaling Trust in the Digital World” yang diselenggarakan sebagai bagian dari Presidensi G20 Indonesia oleh Sekretariat B20 bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI dan VIDA, penyelenggara identitas digital terdepan di Indonesia.
Dalam sambutannya, Menteri Koperasi dan UKM Republik Indonesia Teten Masduki mengatakan, “Digitalisasi tentu membantu UMKM dalam meningkatkan daya saing, mengembangkan usaha dan menjadi pondasi bagi Indonesia untuk mengoptimalkan potensi ekonomi."
Teten melanjutkan bahwa digital trust sangat penting dalam proses onboarding digital hingga mampu mencegah penyalahgunaan, data penipuan dan lainnya.
Pemerintah, katanya, sedang menyiapkan kebijakan digital ekonomi dalam melindungi industri dalam negeri, UMKM, dan konsumen. Digitalisasi juga mendorong tercapainya inklusi keuangan sehingga UMKM bisa mendapatkan manfaat secara riil seperti kemudahan akses keuangan dan pemahaman literasi digital yang lebih baik.
Senada dengan Kemenkop UKM, Imansyah, Deputi Komisioner OJK Institute dan Keuangan Digital Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang turut hadir dalam acara menyoroti peran penyedia layanan identitas digital dalam mewujudkan inklusi keuangan digital.
“Dengan memanfaatkan teknologi, tatap muka menjadi tidak diperlukan, seperti kehadiran fintech yang memberikan kemudahan dari sisi inovasi keuangan digital. Di sisi lain, di abad ke-21 ini, OJK berupaya menjalankan fungsi pengawasannya dengan terus memperhatikan inovasi. Disinilah VIDA dapat ikut mengambil andil dengan inovasinya, membantu OJK dalam tugas tersebut melalui ekosistem digital yang inovatif, serta memperkuat rasa percaya publik. Dengan demikian, diperlukan penyeimbangan antara inovasi dan risiko, dengan perlindungan konsumen sebagai pembungkus semuanya,” kata Imansyah.
Dalam menciptakan digital trust masyarakat, kehadiran identitas digital serta manajemennya yang bertanggung jawab berperan penting dalam memberikan rasa aman kepada masyarakat bahwa keamanan dan kerahasiaan data mereka terjaga serta terkelola dengan baik.
Gugus Tugas Digitalisasi B20 Indonesia yang diwakili oleh Founder dan Group CEO VIDA, Niki Luhur, menjelaskan, “Dalam menghadirkan sistem identitas digital yang tangguh dengan manajemennya yang bertanggung jawab, para pemain industri seperti VIDA memahami pentingnya penerapan standar global dan praktik terbaik di industri bahkan hingga melampaui standar kepatuhan atau beyond compliance. Salah satunya adalah dengan menghadirkan teknologi biometrik yang menawarkan level keamanan lebih tinggi dari sekadar kata sandi atau PIN. Disinilah identitas digital berperan melindungi penggunanya dari risiko kejahatan siber dan menciptakan ekosistem digital yang lebih aman. Selain itu, sebagai penyedia digital trust, kami terus berprinsip untuk menciptakan solusi digital trust yang berorientasi pada pengguna serta mudah diakses oleh siapa saja.”
Baca Juga: Pemerintah Gandeng 19 Negara, Dorong Integrasi Ciptakan Kota Cerdas Usai Pandemi
Paolo Kartadjoemena, Wakil Ketua Gugus Tugas Integritas dan Kepatuhan B20 Indonesia yang turut hadir dalam acara mengungkapkan bahwa penerapan identitas digital dapat memaksimalkan pengamanan data dan meminimalkan risiko kejahatan siber. Hal ini mengingat resiko pencurian data yang marak terjadi saat ini dan dapat disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
“Inilah pentingnya membangun infrastruktur keamanan siber yang memungkinkan bisnis dari segala ukuran dapat berpartisipasi dalam ekonomi digital. Memiliki cara verifikasi digital yang cepat, efisien, dan juga dapat diandalkan, menjadi building blocks dalam membangun hal ini. (Untuk itu) Keamanan siber tidak hanya menjadi isu teknologi, tetapi juga isu bisnis,” pungkas Paolo.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Kenapa Proyek Jalan Trans Halmahera Disebut Hanya Untungkan Korporasi Tambang?
-
Bertemu Wapres Gibran, Komite Otsus Papua Minta Tambahan Anggaran Hingga Dana BLT Langsung ke Rakyat
-
Sambut Bryan Adams Live in Jakarta 2026, BRI Sediakan Tiket Eksklusif Lewat BRImo
-
Proyek Waste to Energy Jangan Hanya Akal-akalan dan Timbulkan Masalah Baru
-
Geger Fraud Rp30 Miliar di Maybank Hingga Nasabah Meninggal Dunia, OJK: Kejadian Serius!
-
Laba PT Timah Anjlok 33 Persen di Kuartal III 2025
-
Kala Purbaya Ingin Rakyat Kaya
-
Didesak Pensiun, Ini Daftar 20 PLTU Paling Berbahaya di Indonesia
-
IHSG Berakhir Merosot Dipicu Aksi Jual Bersih Asing
-
Riset: Penundaan Suntik Mati PLTU Justru Bahayakan 156 Ribu Jiwa dan Rugikan Negara Rp 1,822 T