Suara.com - Ketika para investor global mengeluhkan portofolio mereka karena boncos main saham, tetapi keadaan sebaliknya justru dirasakan Warren Buffet yang sedang menikmati cuan atas investasinya disejumlah saham yang ia pegang.
Mengutip CNN, Jumat (16/12/2022) investor di seluruh dunia telah mencoba menyesuaikan portofolio mereka untuk bersaing dengan kenaikan suku bunga besar dari Federal Reserve, Bank Sentral Eropa, Bank of England dan bank sentral lainnya tahun ini. Tapi Warren Buffett tidak punya alasan untuk khawatir.
Sepertinya Oracle of Omaha julukan dia akan tertawa terbahak-bahak tahun ini. Pasalnya saham Berkshire Hathaway (BRKB) milik Buffett naik sekitar 5,5% pada tahun 2022 sedangkan indeks S&P 500 telah turun lebih dari 15%.
Buffett terbantu oleh fakta bahwa Berkshire memiliki saham besar di perusahaan minyak Chevron (CVX) , yang merupakan saham terbaik di Dow tahun ini dengan keuntungan hampir 50%. Berkshire juga memiliki sebagian besar Occidental Petroleum (OXY) yang meningkat lebih dari dua kali lipat menjadikannya pemenang terbesar di S&P 500.
Ketertarikan Buffett pada saham konsumen yang kolot juga telah membantunya dengan baik di tahun 2022. Berkshire memiliki saham besar di Coca-Cola (KO) dan Kraft Heinz (KHC) , yang masing-masing naik sekitar 10% tahun ini.
Berkshire Hathaway, konglomerat besar yang memiliki perusahaan mulai dari Geico dan kereta api Burlington Northern Santa Fe hingga merek konsumen seperti Dairy Queen, Fruit of the Loom dan Duracell, juga bertahan relatif baik selama tahun yang penuh gejolak bagi ekonomi dan pasar.
Perusahaan membukukan kerugian bersih selama tiga kuartal pertama tahun 2022 karena penurunan nilai investasi teratas lainnya seperti Apple (AAPL), Bank of America (BAC) dan saham keuangan lainnya, tetapi unit bisnis aktual Berkshire Hathaway hanya melakukan hal yang sama. Bagus.
Laba operasi Berkshire Hathaway ukuran yang dipilih oleh analis Buffett dan Wall Street sebagai ukuran kesehatan perusahaan naik hampir 20%, menjadi $24,1 miliar, selama sembilan bulan pertama tahun ini.
Lantas bisakah Buffett dan Berkshire melakukannya lagi di tahun 2023? Lebih banyak tantangan terbentang di depan saat harga minyak tenggelam dan puncak inflasi. Itu bisa merugikan bisnis energi dan utilitas besar Berkshire sendiri. Suku bunga yang lebih tinggi juga dapat terus mengurangi investasi perbankan Berkshire.
Baca Juga: IHSG Letoi Lagi, Saham Telekomunikasi Ambruk
Berita Terkait
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Punya Kekayaan Rp76 M, Ini Pekerjaan Ade Kuswara Sebelum Jabat Bupati Bekasi
-
DPR Sebut Revisi UU P2SK Bisa Lindungi Nasabah Kripto
-
Hotel Amankila Bali Mendadak Viral Usai Diduga Muncul di Epstein Files
-
Ekspansi Agresif PIK2, Ada 'Aksi Strategis' saat PANI Caplok Saham CBDK
-
Tak Ada Jeda Waktu, Pembatasan Truk di Tol Berlaku Non-stop Hingga 4 Januari
-
Akses Terputus, Ribuan Liter BBM Tiba di Takengon Aceh Lewat Udara dan Darat
-
Kepemilikan NPWP Jadi Syarat Mutlak Koperasi Jika Ingin Naik Kelas
-
Kemenkeu Salurkan Rp 268 Miliar ke Korban Bencana Sumatra
-
APVI Ingatkan Risiko Ekonomi dan Produk Ilegal dari Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok
-
Kapasitas PLTP Wayang Windu Bakal Ditingkatkan Jadi 230,5 MW