Suara.com - Jumlah hewan babi di Jerman telah menurun ke rekor terendah karena para peternak berjuang melawan biaya produksi yang melonjak, kondisi menambah daftar industri Jerman yang tertatih-tatih karena adanya krisis energi.
"Stok babi dan jumlah peternakan babi turun karena situasi ekonomi yang terus-menerus sulit," kata Kantor Statistik Federal Jerman (Destatis) dalam siaran pers dikutip CNN, Senin (26/12/2022).
Lembaga tersebut menambahkan bahwa kenaikan tajam akibat harga energi, pupuk dan pakan telah mendorong biaya produksi meningkat lebih tinggi.
Sebelumnya Jerman mencatat ada sekitar 21,3 juta babi pada 3 November, menurun lebih dari 10% dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan penurunan hampir 20% dibandingkan dengan 2020 dan membawanya ke titik terendah jumlah sepanjang masa.
Jerman juga kehilangan 1.900 peternakan babi tahun ini, menyusul penurunan 1.600 peternakan antara tahun 2020 dan 2021.
"Pada bulan Oktober bulan terakhir yang datanya tersedia biaya produksi untuk semua daging melonjak hampir 47% dibandingkan waktu yang sama tahun lalu," menurut data tersebut.
Data tersebut menunjukan bahwa lain industri Jerman telah berjuang melawan kenaikan harga energi yang menggiurkan selama setahun terakhir, dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina pada akhir Februari.
Banyak produsen di sektor energi, termasuk bahan kimia, kaca, dan logam, telah memangkas produksinya, sementara beberapa lainnya memberhentikan staf dan memindahkan sebagian operasi mereka ke luar negeri untuk mengatasinya.
"Sebanyak 2 juta pekerja di Jerman pun di PHK pada musim semi mendatang karena pengusaha bergulat dengan harga energi yang tinggi dan potensi kekurangan gas," kata Marc Schattenberg, seorang ekonom senior di Deutsche Bank Research, kepada CNN pada bulan Oktober.
Baca Juga: Tingkatkan Pemberdayaan Ekonomi Perempuan, PNM Lakukan Kerjasama dengan Fatayat NU Perempuan
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
IHSG Masih Menghijau Pagi Ini, Simak Saham-saham Cuan
-
Irjen Kementan Kawal Distribusi Bantuan Langsung dari Aceh: Kementan Perkuat Pengawasan
-
Kemenperin Mau Stop Impor, Dana Belanja Pemerintah Hanya untuk TKDN Tinggi
-
Rendahnya Utilitas vs Banjir Impor: Menperin Ungkap Tantangan Industri Keramik Nasional
-
Kerugian Akibat Bencana di Aceh Timur Capai Rp5,39 Triliun, Berpotensi Bertambah
-
Apa Itu De-Fi atau Decentralized Finance? Ini Penjelasan Lengkapnya
-
IPO SpaceX Ditargetkan 2026, Valuasinya 28 Kali Lebih Besar dari BBCA
-
Di Balik Aksi Borong Saham Direktur TPIA, Berapa Duit yang Dihabiskan?
-
Berkat Pemberdayaan BRI, Batik Malessa Ubah Kain Perca hingga Fashion Premium
-
BSU Guru Kemenag Cair! Ini Cara Cek Status dan Pencairan Lewat Rekening