Suara.com - Tak bisa dipungkiri kenaikan harga komoditas global seperti batubara sepanjang tahun ini telah membuat Low Tuck Kwong menjadi orang paling tajir se-Indonesia, kini kekayaanya mencapai US$25,2 miliar atau setara Rp378 triliun (asumsi kurs Rp15.000 per dolar AS).
Low Tuck Kwong menggeser Hartono bersaudara dari posisi orang terkaya RI versi real time Forbes, pada Senin (26/12/2022).
Keluarnya nama Low Tuck Kwong sebagai orang paling tajir di tanah air tak terlepas juga dari kinerja saham PT Bayan Resources Tbk (BYAN) yang merupakan perusahaan miliknya.
Kinerja emiten tambang batubara tersebut pun sangat ciamik sepanjang tahun ini, begitu juga dengan kinerja sahamnya. Jika ditelisik dari awal tahun sampai saat ini saham BYAN sudah meroket sekitar 629,63 persen.
Pada periode Januari 2022 saham BYAN berada di level Rp2.590 per lembar saham, pergerakannya terus melejit ketika terjadi boom comodity pada periode April di level Rp5.254 per saham dan terus merangkak naik hingga bulan Juli 2022 mencapai Rp7.918 dan terus mencapai puncaknya hingga saat ini di level Rp19.700 pada Senin (26/12/20220.
Return yang dihasilkan dari saham BYAN pun mengungguli emiten batu bara lain seperti PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Indo Tambagraya Megah Tbk (ITMG), PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan PT Indika Energy Tbk (INDY).
Nilai kapitalisasi BYAN kini menembus Rp619 triliun. Kini, BYAN menjadi emiten dengan market cap terbesar ketiga setelah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI).
Kinerja moncer Bayan juga didorong oleh krisis energi global. Sepanjang tahun lalu, Kwong getol memborong saham BYAN. Hal ini ia lakukan di kala harga saham dan harga batu bara yang anjlok. Tujuannya, untuk investasi dengan status kepemilikan langsung.
Insting serok bawah Kwong terbukti cuan. Ternyata, perang Rusia-Ukraina memicu krisis energi dan melambungkan harga batu bara.
Baca Juga: Low Tuck Kwong Jadi Orang Terkaya di Indonesia, Dari Mana Saja Sumber Hartanya?
Kinerja BYAN pun gemilang dengan pendapatan yang naik dua kali lipat dari tahun lalu. BYAN membukukan pendapatan US$3,3 miliar, sedangkan tahun lalu hanya US$1,74 miliar.
Berita Terkait
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
OJK Akui Mayoritas Bank Revisi Target Jadi Lebih Konservatif, Ekonomi Belum Menentu?
-
Pertamina Berhasil Reduksi 1 Juta Ton Emisi Karbon, Disebut Sebagai Pelopor Industri Hijau
-
Pemerintah Dorong Perlindungan BPJS Ketenagakerjaan Bagi Pengusaha UMKM, Dukung UMKM Naik Kelas
-
Rp11 Miliar untuk Mimpi Anak Morosi: Sekolah Baru, Harapan Baru
-
Dulu Joao Mota Ngeluh, Ternyata Kini Agrinas Pangan Nusantara Sudah Punya Anggaran
-
Kekhawatiran Buruh Banyak PHK Jika Menkeu Purbaya Putuskan Kenaikan Cukai
-
Investor Mulai Percaya Kebijakan Menkeu Purbaya, IHSG Meroket
-
Resmi! DPR Setuju Anggaran Kemenag 2026 Naik Jadi Rp8,8 Triliun
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
Atasi Masalah Sampah di Bali, BRI Peduli Gelar Pelatihan Olah Pupuk Kompos Bermutu