Suara.com - Lembaga pemeringkat keuangan terkemuka dunia ‘Fitch Ratings’ menaikan sejumlah peringkat utang PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BRI, karena dinilai mampu menjaga kinerja positif yang berkelanjutan sehingga konsisten meraih kepercayaan seluruh stakeholders.
Ada beberapa peringkat utang BRI yang dikerek naik oleh lembaga pemeringkat yang memiliki Kantor Pusat di New York dan London tersebut. Pertama, Peringkat Utang Jangka Panjang (LT IDR) BRI dari 'BBB-' menjadi 'BBB'. Kedua, Short Term Issuer Default Rating (IDR) BRI dinaikkan dari F3 menjadi F2. Ketiga, Fitch Ratings meningkatkan Peringkat Nasional Jangka Panjang BRI menjadi 'AAA (idn)' dari 'AA+(idn)' dengan outlook stabil.
Keempat, Fitch Ratings menaikkan government support dari bbb- menjadi bbb. Dan yang terakhir, Fitch Ratings juga menaikkan peringkat senior unsecured notes berdenominasi dolar Amerika Serikat dari 'BBB-'menjadi 'BBB'.
Jika dirinci, ada 7 indikator utama yang dinilai Fitch Ratings. Pertama adalah dukungan Pemerintah. Penilaian tersebut didasarkan pada kepentingan sistemik Pemerintah terhadap BRI sebagai bank milik negara yang strategis karena merupakan bank komersial terbesar kedua di Indonesia. BRI pun memiliki peran utama sebagai bank UMKM.
Kedua adalah prospek lingkungan bisnis yang dinilai stabil. Fitch Ratings memperkirakan lingkungan bisnis untuk bank-bank di Indonesia akan stabil karena pertumbuhan PDB kemungkinan akan bertahan pada 2023 dan 2024. Hal itu akan mendorong permintaan pinjaman industri dan kualitas aset.
Ketiga BRI dinilai sebagai waralaba Indonesia yang kuat. Sebab BRI mencerminkan waralaba domestik yang kuat, ditandai dengan pendapatan operasional yang tertinggi di pasarnya. Pangsa pasar BRI pun sangat tinggi di segmen bisnis inti yaitu UMKM. Hal ini dilengkapi dengan diversifikasi pendapatan yang memadai dan kualitas manajemen yang sangat baik.
Keempat adalah peningkatan metrik kualitas asset yang terus membaik. Di mana Fitch Ratings memperkirakan rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) BRI akan membaik secara bertahap, terdorong perpanjangan peraturan restrukturisasi untuk menunjang pertumbuhan ekonomi yang sehat. Penilaian ini pun termasuk termasuk kebijakan dana pencadangan perseroan yang sangat memadai mencapai 279% dengan LAR sebesar 46% per September 2022.
Kelima adalah pemulihan profitabilitas perseroan yang berkelanjutan. Dalam penilaian ini Fitch Ratings meyakini profitabilitas BRI akan terdorong pertumbuhan pinjaman yang tinggi dan biaya kredit yang lebih rendah. Fitch Ratings pun meperkirakan tekanan pada marjin bunga bersih BRI akibat tren kenaikan suku bunga sebagian akan diimbangi dengan peningkatan imbal hasil pinjaman karena berlanjutnya ekspansi ke pinjaman mikro termasuk ultra mikro.
Keenam, penyangga modal BRI yang dinilai kuat dan memadai. Sebagai bank tier 1 ekuitas umum BRI sebesar 25,1% memberi perseroan penyangga yang memadai terhadap potensi penurunan kualitas aset. Sehingga Fitch Ratings memperkirakan pertumbuhan pinjaman yang tinggi akan secara bertahap mengikis modal, dan BRI akan terus membayar dividen yang besar karena berupaya mencapai pengembalian modal yang lebih baik. Namun, Fitch Ratings memperkirakan BRI akan mempertahankan kapitalisasi yang lebih tinggi daripada bank besar lainnya.
Baca Juga: Jadwal Bali United vs Persib di BRI Liga 1, Ajang Maung Bandung Balas Kekalahan
Ketujuh adalah profil pendanaan BRI yang stabil. Fitch Ratings memperkirakan BRI dapat mempertahankan likuiditas yang memuaskan dengan biaya yang wajar untuk mendukung bisnis grup. Hal itu terkait pula struktur dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun BRI yang didominasi dana murah sehingga memberikan keunggulan kompetitif.
Berita Terkait
-
Layanan Baru Bank BCA Ambil Uang di ATM Tanpa Kartu, Begini Caranya
-
LIB: Pertandingan Tunda BRI Liga 1 Mungkin Digelar di Luar Pulau Jawa
-
Tim Dokter Persija Berikan Update Soal Cedera Syahrian Abimanyu
-
Ini Alasan Laga Persita vs Persija dan PSIS vs Persebaya di BRI Liga 1 Pekan 23 Ditunda
-
Stadion Galuh Ciamis Disebut Jadi Calon Markas Persib di Sisa BRI Liga 1, Begini Penjelasannya
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
Terkini
-
Hindari Kepadatan Lalu Lintas, KAI Tambah Akses Naik-Turun di Jatinegara dan Lempuyangan
-
Investor Pasar Modal Banyak di Dominasi Umur 30-40 Tahun, Gajinya Ada yang Rp100 Juta
-
Pakar Ungkap Dampak Jika Insentif Mobil Listrik Dicabut
-
Jelang Tahun Baru, Harga Bawang Merah Anjlok Lebih dari 5 Persen
-
Batas Aktivasi Coretax DJP untuk Lapor Pajak, Benarkah Hanya 31 Desember 2025?
-
Bahlil Sebut Lifting Minyak 2025 Penuhi Target: 605 Ribu Barel per Hari
-
Cara Aktivasi Coretax Lebih Awal, Cegah Error saat Lapor SPT 2025
-
Akhir Tahun, OJK Laporkan Dana Kapitalisasi Pasar Tembus Rp15.810 Triliun
-
5 Alasan Mengapa Harga Emas Cenderung Naik Terus Setiap Tahun
-
Harga Perak Cetak Rekor 2025, Bagaimana 2026?