"Jadi di kuartal III terasa dan kita yakini kuartal IV agak makin menurun. Sehingga memang salah satu strateginya adalah bagaimana startup mampu atau mencoba cari strategi lain antara lain menjadi perusahaan terbuka melalui proses Initial Public Offering (IPO)," katanya.
Strategi IPO, menurut Heru, menarik dicermati tetapi dengan sejumlah catatan. Antara lain terkait valuasi dan bisnis model. Investor saat ini lebih kritis dan lebih cermat dalam menghitung valuasi yang wajar dari sebuah startup. Soal bisnis model, investor sudah tidak tertarik dengan strategi bakar uang untuk mengejar pertumbuhan. Investor kini lebih peduli dengan startup yang memiliki pendapatan yang jelas dan biaya operasional yang masuk akal.
"Ini juga perlu menjadi perhatian agar penjualan saham lebih rasional dan harganya wajar. Ini terkait tingkat kepercayaan investor yang semakin cermat dalam memvaluasi perusahaan rintisan," kata Heru.
Sesuai levelnya, ada enam seri pendanaan untuk startup berdasarkan jumlah dana yang digelontorkan, yakni Pre-Seed/Seed (USD 50.000-60.000), Series A (USD 600.000-3 juta), Series B (USD 5 juta - 20 juta), Series C (USD 25 juta – 100 juta), Series D, E, F, dan G (di atas Series C tapi belum memenuhi persyaratan untuk IPO), dan pendanaan untuk startup yang siap IPO.
Meski demikian, bagi startup yang belum bisa melakukan self-financing, ada peluang mendapatkan pendanaan melalui pembiayaan dari perbankan. Misalnya melalui Garuda Fund, perusahaan pendanaan untuk startup nasional hasil joint venture antara Bank Danamon dan MUFG.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Industri Perbankan Berduka, Bos Bank BJB Yusuf Saadudin Wafat
-
Gagal Bayar Massal, OJK Seret KoinP2P dan Akseleran ke Penegak Hukum
-
Demi Tingkatkan Harga, ESDM Buka Peluang Turunkan Produksi Batubara pada 2026
-
Daftar Pemegang Saham BUMI Terbesar, Dua Keluarga Konglomerat Masih Mendominasi
-
Tips dan Cara Memulai Investasi Reksa Dana dari Nol, Aman untuk Pemula!
-
Danantara Janji Kembalikan Layanan Premium Garuda Indonesia
-
Strategi Bibit Jaga Investor Pasar Modal Terhindar dari Investasi Bodong
-
ESDM Ungkap Alasan Sumber Listrik RI Mayoritas dari Batu Bara
-
Program Loyalitas Kolaborasi Citilink dan BCA: Reward BCA Kini Bisa Dikonversi Jadi LinkMiles
-
IHSG Berbalik Loyo di Perdagangan Kamis Sore, Simak Saham-saham yang Cuan