Suara.com - Dalam implementasinya, program Food Estate menerapkan beberapa hal seperti memanfaatkan lahan-lahan yang sudah ada, termasuk lahan-lahan yang sebelumnya terlantar atau tidak produktif. Dengan memanfaatkan lahan-lahan tersebut, maka tidak perlu lagi melakukan pembukaan lahan baru dengan cara membakar hutan atau lahan gambut yang sangat rentan terhadap kebakaran. Selain itu, jika memang diperlukan, membuka lahan baru pun dilakukan dengan cara modern lewat bantuan dari pemerintah.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan, program food estate di Kalimantan Tengah dapat menjadi role model bagi program food estate di tingkat nasional.
Perkembangan Food Estate sudah mulai terlihat adanya perkembangan positif. Sehingga, diharapkan agar nantinya wilayah Kalimantan Tengah (Kalteng) bisa menjadi lumbung pangan bagi nasional.
“Pengembangan Food Estate ini dilakukan dengan cara meningkatkan infrastruktur, peningkatan produksi, dan produktivitas, serta menambah indek pertanaman (musim tanam)," kata Syahrul yang rutin mengunjungi kawasan food estate di Kalteng.
Program Food Estate atau Lumbung Pangan Nasional juga memiliki potensi yang besar dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional Indonesia. Dengan melibatkan lahan-lahan produktif yang luas dan teknologi pertanian modern, program ini dapat membantu meningkatkan produksi pangan, mengurangi ketergantungan pada impor pangan, serta menciptakan lapangan kerja baru di sektor pertanian.
Selain hal tersebut Food Estate juga dapat membantu mencegah kebakaran hutan akibat pembukaan lahan dengan cara dibakar. Seperti dijelaskan oleh Timang, salah satu petani dari Kelompok tani Ulin Berkarya Desa Garung, Kecamatan Jabiren Raya, Kabupaten Pulang Pisau, yang terbantu berkat program ini. Timang menjelaskan, bahwa semenjak program Food Estate berjalan, dirinya berserta banyak petani lain dapat merubah perilaku tani yang sebelumnya melakukan pembakaran hutan untuk membuka lahan baru.
"Sebelumnya, kami memang sudah bertani tapi ya semampunya saja, sekarang kami bisa menanam padi sawah, kami bisa berhenti lakukan kegiatan yang istilahnya sistem padi gunung atau sistem bakar, nah makanya kami manfaatkan ini dengan sebaik mungkin," jelasnya kepada media, Jumat(16/3/2023).
"Kalau tanah seperti ini dulu awalnya pertanian padi gunung. lalu kemudian kita sempat juga tanam karet. Tapi keduanya tidak menguntungkan, apalagi kalau datang musim hujan, bisa terendam," ungkap Timang.
Selain pencegahan terhadap kebakaran hutan, Food Estate juga berikan manfaat peningkatan produktivitas lahan yang semula tidak produktif. Hal ini diungkapkan oleh Komarudin, Ketua kelompok tani Merpati Putih, Kecamatan Dadahup, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, yang merasa terbantu karena lahan yang sebelumnya terendam air bertahun-tahun kini dapat ditanam kembali.
Baca Juga: Kementan Dorong Pertanian Bali Utara Model Modern Smart Green House
"Setelah food estate masuk, lahan yang pernah tenggelam karena tanggul air yang rusak bisa diperbaiki. Kami bisa menanam kembali, malah tadinya saya kerja serabutan saja karena tidak ada lahannya yang bisa digarap," jelas Komarudin.
Oleh karenanya, pihaknya sangat berharap program Food Estate terus disempurnakan, meskipun Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak menjabat presiden lagi, program tersebut terus dijalankan.
"Kami berharap program ini terus dilanjutkan, yang mengganti Pak Jokowi pun melanjutkan, programnya saja. Jangan putus-putus, kalau satu kali dua kali buka ini, petani belum bisa berhasil, lah. Sampai minimal tiga kali, selanjutnya mungkin sudah bisa petani mandiri," tutupnya.
Berita Terkait
-
Syngenta Dorong Masa Depan Pertanian Berkelanjutan yang Lebih Baik
-
Ricuh Sengketa Lahan Masjid Nurul Islam di Koja, Pihak DKM Sebut Ahli Waris Pernah Usir Warga Salat
-
Syahrul Yasin Limpo: Tidak Ada Mau Jalan Sama Saya Karena Isu Reshuffle
-
Asa Petani Milenial Buleleng Bali Hidupkan Agrowisata Lewat Smart Green Gouse
-
RJIT Kementan Beri Bantuan Desa Seberang Kapuas untuk Tingkatkan Produksi
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 5 Rekomendasi Bedak Tabur untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Halus dan Segar
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Pemerintah Akan Tata Ulang Legalitas IKN Setelah MK Batalkan HGU 190 Tahun
-
BI Serap Rp290 Miliar dari Lelang Obligasi PT Sarana Multigriya Finansial, Apa Untungnya?
-
Pemerintah Optimistis Negosiasi Tarif dengan AS Rampung Sebelum 2025 Berakhir
-
Mendag Temukan Harga Cabai Naik Jelang Nataru
-
Bos Djarum Victor Hartono Terseret Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty, Purbaya: Bukan Zaman Sekarang!
-
Intip Gaji dan Tunjangan Ken Dwijugiasteadi, Eks Dirjen Pajak
-
Kejagung Ungkap Status Victor Hartono, Anak Orang Terkaya Indonesia yang Dicekal dalam Kasus Korupsi
-
Mulai Malam Ini Pemerintah Resmi Kasih Diskon Tiket Kereta hingga Pesawat Besar-besaran
-
Pertamina Mulai Bersiap Produksi Massal Avtur dari Minyak Jelantah
-
Soal Kenaikan Gaji ASN di 2026, Kemenkeu: Belum Ada Keputusan Apapun!