Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui pengawasan di Kementerian Keuangan Kemenkeu masih lemah. Hal ini disebabkan sepertiha pengawas di instansinya hanya lulusan D1.
Dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Sri Mulyani menyebut, terdapat tiga kelemahan di instansi Kemenkeu. Pertama, tidak ada kesepahaman sikap dari atasan seperti kepala kantor dengan bawahan.
"Artinya, kita bicara 900 lebih kepala kantor yang perlu untuk dilakukan perbaikan dalam leadership mereka, dalam memahami termasuk dalam hal ini mendeteksi know your employee," ujar Sri Mulyani yang dikutip, Selasa (28/3/2023).
Kedua, Mantan Direktur Bank Dunia melanjutkan, dari sisi kapasitas terutama soal aturan harus dibuat lebih eksplisit, sehingga bisa menjalankan tanpa adanya dikresi.
"Hal ini akan jadi langkah yang dibuat oleh Inspektorat Jenderal bersama unit-unit vertikal terkait terutama menyangkut kepala kantor yang langsung membawahi para jajaran maupun para pelaksana," tuturnya.
Lalu ketiga, Sri Mulyani menilai pengawasan di tingkat unit kepatuhan internal (UKI) masih lemah. Hal ini dikarenakan pegawainya di tingkat UKI hanya lulusan D1 dan hanya memiliki pengalaman kerja kurang dari dua tahun.
"Untuk kapasitas memang diakui dalam hal ini UKI kita itu 1.012 (orang) pendidikannya hanya D1 dari total 3.715 (orang) untuk mengawasi 78.000 jajaran Kemenkeu. Dari 3.000 berarti sepertiganya, 1.000 sendiri adalah lulusan D1 dengan masa kerja kurang dari 2 tahun," jelas dia.
Sebelumnya, Sri Mulyani Indrawati mengakui Kementerian Keuangan memang tengah disorot publik terkait kasus pamer harta para pegawainya. Dia pun secara terbuka menerima kritik dari siapapun, bahkan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini juga mengaku mendapat wejangan dari Presiden Jokowi agar memperbaiki pelayanan kepada masyarakat.
Baca Juga: Catatan Rafael Alun Sudah Merah Sejak 2020 Tapi Tak Ada Bukti, DPR Sindir Sistem Buatan Sri Mulyani
"Kritik dan masukan akan terus kami respons, termasuk dari sisi yang paling penting, Bapak Presiden (Jokowi) minta kami terus memperbaiki pelayanan publik," ujarnya saat Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR yang dikutip, Selasa (28/3/2023).
Menurut Sri Mulyani, terkuaknya kasus pamer harta membuat khawatir para pegawai di Kemenkeu khususnya Direktorat Jenderal Pajak dan Direktor Jenderal Bea dan Cukai.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Pilihan Baru BBM Ramah Lingkungan, UltraDex Setara Standar Euro 5
-
Pelanggan Pertamina Kabur ke SPBU Swasta, Kementerian ESDM Masih Hitung Kuota Impor BBM
-
Kementerian ESDM Larang SPBU Swasta Stop Impor Solar di 2026
-
59 Persen Calon Jamaah Haji Telah Melunasi BIPIH Melalui BSI
-
Daftar Lengkap Perusahaan Aset Kripto dan Digital yang Dapat Izin OJK
-
CIMB Niaga Syariah Hadirkan 3 Produk Baru Dorong Korporasi
-
Negara Hadir Lewat Koperasi: SPBUN Nelayan Tukak Sadai Resmi Dibangun
-
Kemenkop dan LPDB Koperasi Perkuat 300 Talenta PMO Kopdes Merah Putih
-
Kantor Cabang Bank QNB Berguguran, OJK Ungkap Kondisi Karyawan yang Kena PHK
-
Sepekan, Aliran Modal Asing ke Indonesia Masuk Tembus Rp240 Miliar