Suara.com - Schneider Electric mencatat bangunan cerdas dan hijau yang menerapkan IoT atas manajemen sistem bangunan, dapat melakukan efisiensi atas biaya dan waktu rekayasa hingga 80 persen.
Bangunan cerdas juga dapat menghemat biaya pemeliharaan hingga 75 persen, dan jejak karbon yang dikurangi dapat mencapai 50 persen.
"Angka-angka tersebut jelas akan membuat bisnis jauh lebih menguntungkan dan sustainable," kata Hery Saputra, Building Business Vice President PT Schneider Electric Indonesia ditulis Senin (17/4/2023).
IoT merupakan jaringan sistem dan perangkat pendukung yang ada pada bangunan, termasuk di dalamnya, yaitu pencahayaan, sistem pemanas dan pendingin udara (HVAC), akses keamanan dan kontrol serta perangkat kontrol berupa katup, aktuator, sensor dan meter
Mewujudkan bangunan cerdas dan hijau adalah sebuah keniscayaan untuk mengurangi emisi karbon, efisiensi biaya operasional, dan keberlanjutan dalam bisnis, kata Hery.
Indonesia telah menandatangani Paris Agreement 2015 untuk membatasi kenaikan suhu global di angka minimum 1,5 derajat Celcius untuk tingkat pra-industri pada akhir abad ini.
Hal itu diperkuat dengan komitmen terakhir Indonesia untuk mengurangi tingkat emisi karbon sebesar 31,89 persen dengan upaya sendiri atau 43,2 persen dengan dukungan internasional pada tahun 2030 yang tertera dalam Enhanced Nationally Determine Contribution (ENDC) pada tahun 2022.
Sementara itu, Program Lingkungan Hidup PBB (UNEP) pada laporan "2022 Global Status Report for Buildings and Construction" menyebutkan bahwa sektor bangunan dan konstruksi memberi kontribusi sebesar 38 persen terhadap emisi karbon dunia dengan kecenderungan yang terus meningkat.
"Apa yang bisa kita tangkap dari fakta-fakta di atas adalah bahwa upaya penurunan emisi karbon pada sektor bangunan dan konstruksi harus terus diupayakan. Sebab walaupun telah banyak kemajuan yang dicapai melalui efisiensi energi yang diterapkan pada beragam bangunan, termasuk pemanfaatan renewable energy yang meningkat, tetapi hal tersebut belum dapat mengimbangi meningkatnya emisi karbon dari sektor ini," papar Hery.
Baca Juga: Mantap! Penjualan CHIP Melesat 122 Persen di 2022
Kenyataan hari ini, kebutuhan bangunan cerdas dan hijau semakin meningkat. Bangunan cerdas dan hijau didesain untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan memaksimalkan efisiensi energi dan keberlanjutan.
"Bangunan konvensional menghasilkan lebih banyak emisi karbon dan boros energi. Bangunan cerdas dan hijau dapat membantu mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, mengurangi biaya energi serta operasional dalam jangka panjang. Fakta-fakta di lapangan telah membuktikan bahwa penerapan IoT pada bangunan cerdas lebih menguntungkan usaha," jelas dia.
Lebih dalam, Hery menyebut pencanangan calon Ibu Kota Negara (IKN) baru Indonesia, Nusantara mengusung konsep Sustainability Forest City di mana kota tersebut akan terdiri dari 65 persen tutupan hutan untuk mencapai daya dukung sumber daya alam dan lingkungan hidup.
"Untuk mendukung terwujudnya konsep tersebut, maka diperlukan dukungan bangunan cerdas dan hijau di lokasi IKN. Apalagi pencanangannya sudah digaungkan sejak awal dan akan melalui lima tahapan pembangunan sejak tahun 2020 hingga tahun 2045."
Dengan semangat membangun IKN Nusantara yang berketahanan iklim dan rendah karbon, maka bangunan cerdas dan hijau berbasis IoT adalah salah satu hal pendukung utama yang tidak boleh terlewatkan – tentu saja untuk mengurangi jejak emisi karbon, mencapai efisiensi, dan keberlanjutan, katanya.
"Apapun inisiatif yang digulirkan pemerintah untuk mencapai target penurunan emisi atau mencapai nett-zero emissions melalui berbagai kebijakan dan stimulus pembangunan, diperlukan komitmen bersama untuk mendukung hal tersebut. Kami dari kalangan industri manajemen energi dan otomasi telah bertekad memberikan dukungan layanan dan produk terbaik dan bekerjasama dengan seluruh pemangku kepentingan di Indonesia," kata dia. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
 - 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 
Pilihan
- 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 - 
            
              5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
 - 
            
              Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
 
Terkini
- 
            
              Public Expose Waskita Karya: Perkuat Kontribusi dalam Pembangunan Bangsa, NKB Mencapai Rp5,6 Triliun
 - 
            
              OJK Catat Sektor Perbankan Tetap Sehat, NPL Minim dan CAR Kuat
 - 
            
              Bahlil Laporkan Progres Listrik Desa dan Lifting Minyak ke Presiden
 - 
            
              Kasus Fraud Maybank, OJK: Ini Masalah Serius!
 - 
            
              Telkom Indonesia Bersinergi dengan Kampus Mendorong Transformasi Digital Berbasis AI
 - 
            
              BLT Kesra Rp900 Ribu Mulai Cair! Cek Status Penerima dan Solusi Jika Dana Belum Diterima
 - 
            
              Trump-Xi Jinping 'Damai', Mendadak AS Malah Blokir Chip Nvidia ke China
 - 
            
              Bos Bank Indonesia : Ruang Penurunan Suku Bunga Masih Terbuka
 - 
            
              Harga Emas Antam Mulai Naik Lagi, Hari Ini Dibanderol Rp 2.286.000 per Gram
 - 
            
              Rupiah Rontok Lawan Dolar Amerika, Tembus Rp 16.738