Suara.com - Sekitar 14 tahun yang lalu, Teguh Cahyono hanyalah pekerja di perusahaan kontraktor bangunan dengan gaji Rp1,6 juta per bulan. Meskipun pendapatannya tidak besar, pekerjaan tersebut terus dia tekuni.
Seiring meningkatnya kebutuhan, pada akhir 2009, Cahyono memberanikan diri ikut ajakan orangtuanya yang bekerja di perkebunan tebu, untuk beralih profesi menjadi petani tebu.
"Saat itu saya juga belum punya ilmu bagaimana bertani tebu yang baik," ujar Teguh yang dikutip, Senin (12/6/2023).
Saat merintis sebagai petani pada 2010 lalu, Teguh hanya mengelola lahan seluas 2 hektare yang dia sewa Rp2,5 juta per hektare per tahun. Itu pun, tanah yang dikelolanya merupakan lahan berbatu yang ditanami pohon jati. Berbekal ilmu yang didapat dari internet, dia mencoba melakukan upaya penggemburan.
"Jadi, di tahap pertama sampai musim panen ketiga, saya melakukan eksperimen pupuk terlebih dahulu," tambahnya.
Berkat kegigihannya, tahun demi tahun, Teguh mendapatkan hasil yang baik dan terus memperluas lahan tebunya, hingga mencapai 80 hektare.
Keberhasilan Teguh terletak pada konversi lahan sengon dan jati menjadi lahan tebu yang produktif.
Meskipun lahan awal yang dikelolanya berbatu dan tanahnya tidak subur, dia berhasil mencapai produktivitas tebu yang luar biasa, yakni sekitar lebih dari 185 ton per hektare, jauh di atas rata-rata Indonesia yang hanya sekitar 75 ton per hektare.
Selain itu, kunci kesuksesan ayah dua orang anak ini juga terletak pada praktik bertani yang tepat, penggunaan bibit berkualitas, pemupukan yang lengkap, dan penyediaan air dari sumur bor.
Baca Juga: Mesin Penggiling Padi Milik Petani di Sidrap Terbakar, BRI Insurance Bayarkan Klaim Rp 920 Juta
Dengan asumsi rendemen tebu sebesar 8,5 persen, Teguh bisa menghasilkan sekitar 15,7 ton gula per hektare, lebih dari tiga kali lipat rata-rata produksi gula di Indonesia. Dengan perjanjian bagi hasil gula sebesar 70:30 persen, Teguh dapat memperoleh sekitar 10,99 ton gula atau setara dengan Rp 132.979.000.
Di samping itu, Teguh juga mendapatkan tambahan pendapatan dari bagi hasil tetes sebesar 3 persen per kuintal tebu, yang menambahkan Rp11.100.000.
Dengan demikian, total pendapatan Teguh mencapai Rp144.079.000. Setelah mengurangi biaya sewa lahan, tanam, pemeliharaan, dan ongkos tebang muat angkut, Teguh memperoleh keuntungan bersih sebesar Rp62.119.000 per hektare per tahun.
"Dari penghasilan itu, sebagian buat operasional kebun, buat keperluan sehari-hari, dan sisanya buat perluasan sewa," ujarnya.
Prestasi yang luar biasa ini membawa perubahan signifikan bagi kehidupan Teguh. Kini, pria 39 tahun itu bisa hidup dengan mapan. Yang lebih mengagumkan, dari hasil penjualan gula pertamanya, Teguh mendonasikan sebuah kulkas kepada masjid setempat.
"Iya itu waktu pertama kali panen produktif. Dan alhamdulillah saat ini setiap panen saya usahakan untuk bisa membantu masyarakat sekitar," ungkap Teguh.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
Terkini
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Buat Tambahan Duit Perang, Putin Bakal Palak Pajak Buat Orang Kaya
-
Bank Mandiri Akan Salurkan Rp 55 Triliun Dana Pemerintah ke UMKM
-
Investasi Properti di Asia Pasifik Tumbuh, Negara-negara Ini Jadi Incaran
-
kumparan Green Initiative Conference 2025: Visi Ekonomi Hijau, Target Kemandirian Energi Indonesia
-
LHKPN Wali Kota Prabumulih Disorot, Tanah 1 Hektare Lebih Dihargai 40 Jutaan
-
Masyarakat Umum Boleh Ikut Serta, Pegadaian Media Awards Hadirkan Kategori Citizen Journalism
-
Zoomlion Raih Kontrak Rp4,5 Triliun
-
16th IICD Corporate Governance Award 2025: Telkom Meraih Penghargaan Best State-Owned Enterprises
-
Bank Mandiri Raup Laba Rp 24,5 Triliun di Semester I 2025, Turun dari Tahun Lalu