Suara.com - Analis ICDX, Revandra Aritama, menganggap bahwa sentimen pasar terkait perbandingan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih menunggu hasil rapat Federal Open Market Committee (FOMC).
"Ada banyak laporan yang mengindikasikan potensi The Fed untuk menahan kenaikan suku bunga, mengingat tingkat suku bunga saat ini sudah cukup tinggi dan kondisi ekonomi internal AS yang kabarnya tidak begitu baik. Jika hasil rapat FOMC memang menunjukkan penahanan suku bunga, maka rupiah memiliki peluang untuk menguat cukup besar, mengingat faktor fundamental ekonomi Indonesia yang cukup baik," kata Revandra saat diwawancarai oleh Antara, di Jakarta, pada hari Selasa (13/6/2023).
Sementara, Gubernur BI mengatakan, faktor-faktor yang dapat menyebabkan peluang penguatan rupiah, seperti pertumbuhan ekonomi yang tinggi di Indonesia, inflasi yang terkendali, cadangan devisa yang relatif rendah, dan
Sebelumnya, Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, menyatakan bahwa rupiah mungkin akan menguat terhadap dolar AS hari ini, namun masih dalam fase konsolidasi karena ada kemungkinan besar The Fed akan mengumumkan penundaan kenaikan suku bunga acuan pada pertemuan Kamis (14/6) dini hari nanti.
"Kenaikan ekspektasi ini karena para pelaku pasar memprediksi bahwa data inflasi konsumen bulan Mei 2023 yang akan dirilis malam ini, akan menunjukkan penurunan menjadi sekitar 4,1 persen dari sebelumnya 4,9 persen. Dengan penurunan inflasi tersebut, tekanan untuk menaikkan suku bunga acuan sebagai langkah untuk menekan inflasi juga berkurang," ujar Aris.
Hal serupa diungkapkan oleh Analis Mata Uang, Lukman Leong, yang menilai pelemahan rupiah pada hari ini disebabkan oleh kekhawatiran investor dan kecenderungan "wait and see" menjelang data inflasi Amerika Serikat yang penting pada malam ini serta pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) besok, Rabu (13/6/2023).
"Namun, pelemahan rupiah akan terbatas dan mungkin akan rebound di sesi berikutnya, didukung oleh permintaan Surat Berharga Negara (SBN) yang tetap kuat, seperti tercermin dari penurunan imbal hasil obligasi Indonesia," ungkap Lukman.
Pada penutupan perdagangan hari ini, rupiah mengalami pelemahan sebesar 0,00 persen atau 0,5 poin menjadi Rp14.863 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.862,5 per dolar AS.
Sepanjang hari ini, rupiah bergerak di kisaran antara Rp14.853 per dolar AS hingga Rp14.879 per dolar AS.
Baca Juga: Dinilai Simbol Keberuntungan, 5 Tips Merawat Tanaman Dolar di Halaman Rumah
Berita Terkait
-
Nilai Tukar Rupiah dan IHSG Kompak Ambles
-
IHSG Dibuka Menguat Hari Ini, Terpicu Faktor Eksternal?
-
Pergerakan Rupiah Diprediksi Masih dalam Fase Konsolidasi, Ini Sebabnya
-
Nilai Tukar Rupiah Tak Berdaya Lawan Dolar AS di Level Rp14.896, Ada Apa?
-
Dinilai Simbol Keberuntungan, 5 Tips Merawat Tanaman Dolar di Halaman Rumah
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
Terkini
-
SPBU Swasta Beli BBM dari Pertamina, Simon: Kami Tak Cari Untung!
-
Jurus SIG Hadapi Persaingan: Integrasi ESG Demi Ciptakan Nilai Tambah Jangka Panjang
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
Kemenhub 'Gandeng' TRON: Kebut Elektrifikasi Angkutan Umum, Targetkan Udara Bersih dan Bebas Emisi!
-
Harris Arthur Resmi Pimpin IADIH, Siap Lawan Mafia Hukum!
-
Fakta-fakta Demo Timor Leste: Tekanan Ekonomi, Terinspirasi Gerakan Warga Indonesia?
-
Alasan Eks Menteri Sebut DJP 'Berburu Pajak di Kebun Binatang': Masalah Administrasi Serius
-
Nama Pegawai BRI Selalu Dalam Doa, Meski Wajahnya Telah Lupa
-
Pemerintah Siapkan 'Karpet Merah' untuk Pulangkan Dolar WNI yang Parkir di Luar Negeri