Suara.com - Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menanggapi pernyataan Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan, yang berjanji tidak akan lagi impor garam konsumsi usai diprotes oleh petani Madura.
"Awas kalau bohong, Pak Zulhas," tulis Susi melalui akun Twitter miliknya, dikutip pada Kamis (27/7/2023).
Sebelumnya, Zulhas memang berjanji tidak akan lagi mengimpor garam usai mendapatkan protes dari petani lokal.
"Saya hari ini dikunjungi oleh teman-teman yang mewakili petani garam dari Madura, dan mereka meminta agar pemerintah tidak lagi melakukan impor garam konsumsi. Saya jamin, saya menjamin bahwa hal tersebut akan dilakukan, dan garam konsumsi tidak akan diimpor lagi. Karena ini menyangkut keberlangsungan petani dan kesejahteraan banyak orang," kata <endag.
Juru Bicara Badan Silaturahmi Ulama Pesantren Madura (BASSRA), KH Muhdlor Abdullah, yang mewakili petani garam dalam kesempatan itu memang mendesak pemerintah agar tidak mengimpor garam konsumsi. Mereka percaya bahwa kualitas garam yang diproduksi oleh petani lokal sudah cukup baik.
BASSRA juga sangat berharap Mendag Zulhas dapat mengkoordinasikan aspirasi para petani garam dari Madura tersebut. Mereka berharap pemerintah tidak lagi mengimpor garam agar petani lokal dapat lebih sejahtera.
"Dengan menghentikan impor garam konsumsi, garam hasil produksi petani di Madura dapat terserap secara maksimal dengan harga yang layak," ujar Muhdlor kepada Zulhas.
Merujuk pada data BPS, impor garam Indonesia stabil di atas 2,5 juta ton per tahun selama enam tahun terakhir. Pada 2017, impor garam mencapai 2,55 juta ton.
Pada tahun 2018, angka impor garam meningkat menjadi 2,83 juta ton sebelum kembali turun menjadi 2,59 juta ton pada tahun berikutnya. Namun, angka tersebut kembali naik menjadi 2,6 juta ton pada tahun 2020 dan 2,83 juta ton pada tahun 2021.
Baca Juga: Membaca Peluang Susi Pudjiastuti Jadi Cawapres Anies: PKS dan NasDem Beri Lampu Hijau
Sejumlah negara yang menjadi importir garam tersebut antara lain Australia, India, Selandia Baru, China, Denmark, Jerman, dan Thailand.
Berita Terkait
-
TikTok Shop Dianggap Bikin UMKM Gulung Tikar, Pemerintah Diminta Tanggap
-
Menteri Teten Vs Produk Asing: Barang Impor di Bawah Rp 1,5 Juta Dilarang Dijual di E-commerce
-
Kasus Korupsi CPO, Eks Mendag Muhammad Lutfi Bakal Diperiksa Kejagung Lagi Selasa Depan
-
Dipuji PKS Sang Pendobrak, Susi Pudjiastuti Bakal jadi Cawapres usai Ditemui Anies Baswedan?
-
Membaca Peluang Susi Pudjiastuti Jadi Cawapres Anies: PKS dan NasDem Beri Lampu Hijau
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Kementerian ESDM Tata Kelola Sumur Rakyat, Warga Bisa Menambang Tanpa Takut
-
KA Purwojaya Alami Anjlok, Perjalanan Kereta Api Jarak Jauh Terganggu
-
Update Harga Emas Antam 24 Karat 25 Oktober: Turun Tipis, Inikah Saat Tepat untuk Beli?
-
Perempuan Berdaya, Masyarakat Maju: FEB UI Selenggarakan Pelatihan di RW 11 Manggarai
-
BRI Perkuat Desa BRILiaN Lewat Bantuan Infrastruktur dan UMKM
-
Setelah 5 Kereta Sempat Berhenti Mendadak, Operasional LRT Jabodebek Kembali Normal
-
Selama Sepekan Harga Emas Antam Anjlok Rp 78.000 per Gram
-
IFG Life Pastikan Klaim Polis Nasabah Tak Dipungut Biaya
-
IHSG Ngebut di Pekan Ini Naik 4,50 Persen, Kapitalisasi pasar Tembus Rp 15.234 Triliun
-
LRT Jabodebek Gangguan Hingga Pengguna Jalan di Pinggir Rel, Apa Penyebabnya?